Saturday, October 15, 2016

Entah Sampai Kapan?


Hidup dikayuh terus
Maju ke masa depan
Tanpa pinggiran dan tepian
Terus, terus, tak putus

Entah hingga kapan
Yang penting laju lurus
Miliki daya tahan
Tahu tugas Sang Pengutus

Terus ulurkan tangan
Dengar seruan jeritan
Orang terhanyut di arus depan
Lajukan perahu ke depan

Tarik mereka ke atas
Dari pecahan papan
Beri mereka nafas
Agar hidup bertahan
Tak mati lemas melas

Jika satu terselamatkan
Girang sang Dewa Welas
Air mata tak tertahan
Menetes berderai ke gelas

Di langit sang rembulan
Tertawa riang bebas
Bergemulai rerumputan
Menari-nari selaras
Bersama gerak rembulan

Naiklah ke atas pentas
Rayakan terus rayakan
Kayuh, dayung hingga tuntas
Tak terhenti di tanjakan

Terbang bersama unggas
Terbang terbang terus
Hingga titik terdepan
Entah sampai kapan?

Menantikah Sang Abadi di depan?
Jawaban dari awan-gemawan
Tak pernah tiba di pangkuan
Terus, teruslah naik lewati awan!

Walau yang dijumpa di depan
Hanya kekosongan!
Sambut dia dengan belaian
Gendong dalam buaian!

Gendong, gendong, gendong....!
Jangan melongo bengong!
Tangkap bunyi lolong
Dari jagat yang kosong!

Jakarta, 15 Okt 2016
Sang Sunyi

Sumber image:
https://s-media-cache-ak0.pinimg.com/564x/30/ee/70/30ee70ee47ff3a91e760d618fc285061.jpg