Saturday, May 20, 2017

DENGAN "BERMAIN KATA", ADE ARMANDO BILANG: JOKOWI SALAH.


Hallo mas Ade, kawanku yang budiman, yang energik dan tak pernah melangkah mundur, perkenankan saya pada kesempatan ini membenarkan anda dengan menunjukkan anda "salah bermain kata". Tulisan mas Ade itu membuat saya tambah cerdas. Thank you.

Hemat saya, bukan Jokowi salah karena kelurusannya dalam memerintah. Kelurusan Jokowi itu bukan kesalahan, tapi ETIKA POLITIKA dalam suatu negara demokratis trias politika. Tidak ada garis lurus yang bengkok. Betul 'kan? Kalau ada, ya itu hanya sebuah oxymoron yang lazim dipakai dalam sebuah retorika politis.

Ahok divonis 2 tahun penjara saya kira sudah termasuk dalam salah satu prakiraan Jokowi, prakiraan yang sangat menyedihkan hatinya sendiri, tentu saja. Kok?

Ya karena Jokowi tahu, legislatif dan yudikatif kita belum mengalami revolusi mental. Dan sengaja dibuat demikian, entah oleh siapa.

Bahkan sebagian terbesar WNI di NKRI tidak tahu apa itu revolusi mental. Yang dikenal mereka mungkin cuma Revolusi Bambu Runcing.

Diam-diam dan terang-terangan Pak Presiden kita sedang dan akan terus dirongrong kuat dan massif lewat ormas-ormas Islamis radikal dan masjid-masjid yang dikendalikan kekuatan-kekuatan lain.

Kita semua tahu, kekuatan-kekuatan lain ini sudah tidak sabar ingin jadi presiden RI sebelum 2019 berakhir. Mereka mau mengkudeta Pak Jokowi dengan sistematis dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Segala cara sedang dan akan dijalankan mereka untuk mencapai tujuan itu dalam semalam, dan dana dalam jumlah sangat besar dihimpun patungan ramai-ramai oleh kekuatan-kekuatan yang sedang merasa terancam oleh kebijakan-kebijakan Pak Presiden yang, kata Pak Luhut, sedang "bersih-bersih"-kan bangsa dan negara RI.

Jadi, Jokowi tidak salah. Jokowi benar dengan pilihannya: ETIKA POLITIKA YANG BERMARWAH. Etika politika seorang presiden yang datang dari latarbelakang sipil, tapi memiliki nyali militer, dan punya kekuatan dan keberanian mental sangat besar meskipun bertubuh kurus. Kata Ibu Megawati, "Kerempeng tapi banteng." Bagi saya, "Kurus tapi lurus."

Jokowi lurus dan benar. Setiap orang yang berjalan di jalan yang lurus dan benar akan banyak serangan dari para penguasa kebatilan yang isi hati dan pikiran mereka sudah bengkok di sana-sini. Dari dulu ya memang begitu. Begitu, memang dari dulu. Bacalah sejarah dunia. Pada jalan lurus itu tokh ada banyak tanjakan dan turunan. Perlu kemahiran jika anda sedang mengemudi di jalan lurus. Bukankah begitu?

Jadi, sebaiknya, jangan bermain frasa bahwa karena "Jokowi salah", akibatnya Ahok dijatuhkan vonis 2 tahun penjara.

Suka atau tidak suka, fakta ini real: "anomali Ahok" menjadi pemicu bangkitnya gerakan nasional dan global untuk membela dan mempertahankan NKRI, Pancasila, UUD, demokrasi, dan bangkitnya kembali kesadaran ke-bhinnekatunggalika-an.

Kalau kita percaya pada sifat Ketuhanan YMEsa, NKRI tidak dikehendaki Tuhan untuk menjadi sebuah kilafah yang para pejuangnya khilaf mengira kita ini, semua WNI, masih hidup di belasan abad lalu di gurun pasir. Padahal fakta yang real adalah: kita kini hidup di era modern abad ke-21 di negeri luas Nusantara yang bukan gurun pasir, yang penduduknya majemuk dalam sangat banyak bidang kehidupan: religi, budaya, seni, adat-istiadat, tata-krama, sistem sosial lokal, suku atau etnis, bahasa, sejarah, dst.

Kilafah bertentangan keras dengan Pancasila NKRI yang utuh, seutuh-utuhnya, yang terstruktur dalam LIMA SILA yang tidak terpisahkan, dan tidak dapat dipisahkan, termasuk sila yang merujuk ke sistem demokrasi kerakyatan perwakilan.

Orang yang berargumen bahwa kilafah sejalan dengan Pancasila dengan merujuk ke sila pertama yang ditafsir mereka sebagai tawhid, adalah orang yang mencari dalih pembenaran dalam ideologi negara NKRI, yaitu ideologi Pancasila, ideologi Limaprinsip, yang justru dengan seutuhnya tegas-tegas merobohkan kilafah atau teokrasi apapun sekali untuk selamanya.

Usaha para kilafaher itu bak mau menegakkan seutas benang basah, atau bak usaha menjaring angin, atau bak usaha mau mengecat langit dengan cat warna hitam.

Viva NKRI. Viva Presiden Joko Widodo. Bangkitlah NKRI!

20 Mei 2017

Salam,
ioanes rakhmat
☆ The weeping silence

cc. Ade Armando