tag:blogger.com,1999:blog-67206899494143404752024-03-13T18:36:59.955+07:00The Freethinker Blog 2 ― Ioanes Rakhmat’s blog founded on April 09, 2016Ioanes Rakhmathttp://www.blogger.com/profile/16586838971500586422noreply@blogger.comBlogger28125tag:blogger.com,1999:blog-6720689949414340475.post-28634141224454214722017-05-20T15:48:00.001+07:002017-05-20T15:48:54.821+07:00DENGAN "BERMAIN KATA", ADE ARMANDO BILANG: JOKOWI SALAH. <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-7X9uiqaZgps/WSABvQYpdoI/AAAAAAAABgw/agWFPEXTJ0sfXBHsKIurCAlI_NoeChEMQCLcB/s1600/2017-05-20%2B15.10.33.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="237" src="https://4.bp.blogspot.com/-7X9uiqaZgps/WSABvQYpdoI/AAAAAAAABgw/agWFPEXTJ0sfXBHsKIurCAlI_NoeChEMQCLcB/s320/2017-05-20%2B15.10.33.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
Hallo mas Ade, kawanku yang budiman, yang energik dan tak pernah melangkah mundur, perkenankan saya pada kesempatan ini membenarkan anda dengan menunjukkan anda "salah bermain kata". Tulisan mas Ade itu membuat saya tambah cerdas. Thank you.<br />
<br />
Hemat saya, bukan Jokowi salah karena kelurusannya dalam memerintah. Kelurusan Jokowi itu bukan kesalahan, <i>tapi ETIKA POLITIKA dalam suatu negara demokratis trias politika</i>. Tidak ada garis lurus yang bengkok. Betul 'kan? Kalau ada, ya itu hanya sebuah oxymoron yang lazim dipakai dalam sebuah retorika politis.<br />
<br />
Ahok divonis 2 tahun penjara saya kira sudah termasuk dalam salah satu prakiraan Jokowi, prakiraan yang sangat menyedihkan hatinya sendiri, tentu saja. Kok?<br />
<br />
Ya karena Jokowi tahu, legislatif dan yudikatif kita belum mengalami revolusi mental. Dan sengaja dibuat demikian, entah oleh siapa.<br />
<br />
Bahkan sebagian terbesar WNI di NKRI tidak tahu apa itu revolusi mental. Yang dikenal mereka mungkin cuma Revolusi Bambu Runcing.<br />
<br />
Diam-diam dan terang-terangan Pak Presiden kita sedang dan akan terus dirongrong kuat dan massif lewat ormas-ormas Islamis radikal dan masjid-masjid yang dikendalikan kekuatan-kekuatan lain.<br />
<br />
Kita semua tahu, kekuatan-kekuatan lain ini sudah tidak sabar ingin jadi presiden RI sebelum 2019 berakhir. <i>Mereka mau mengkudeta Pak Jokowi dengan sistematis dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. </i>Segala cara sedang dan akan dijalankan mereka untuk mencapai tujuan itu dalam semalam, dan dana dalam jumlah sangat besar dihimpun patungan ramai-ramai oleh kekuatan-kekuatan yang sedang merasa terancam oleh kebijakan-kebijakan Pak Presiden yang, kata Pak Luhut, sedang "bersih-bersih"-kan bangsa dan negara RI. <br />
<br />
Jadi, Jokowi tidak salah. Jokowi benar dengan pilihannya: ETIKA POLITIKA YANG BERMARWAH. Etika politika seorang presiden yang datang dari latarbelakang sipil, tapi memiliki nyali militer, dan punya kekuatan dan keberanian mental sangat besar meskipun bertubuh kurus. Kata Ibu Megawati, "Kerempeng tapi banteng." Bagi saya, "Kurus tapi lurus."<br />
<br />
Jokowi lurus dan benar. Setiap orang yang berjalan di jalan yang lurus dan benar akan banyak serangan dari para penguasa kebatilan yang isi hati dan pikiran mereka sudah bengkok di sana-sini. Dari dulu ya memang begitu. Begitu, memang dari dulu. Bacalah sejarah dunia. Pada jalan lurus itu tokh ada banyak tanjakan dan turunan. Perlu kemahiran jika anda sedang mengemudi di jalan lurus. Bukankah begitu?<br />
<br />
Jadi, sebaiknya, jangan bermain frasa bahwa karena "Jokowi salah", akibatnya Ahok dijatuhkan vonis 2 tahun penjara.<br />
<br />
Suka atau tidak suka, fakta ini real: "anomali Ahok" menjadi pemicu bangkitnya gerakan nasional dan global untuk membela dan mempertahankan NKRI, Pancasila, UUD, demokrasi, dan bangkitnya kembali kesadaran ke-bhinnekatunggalika-an.<br />
<br />
Kalau kita percaya pada sifat Ketuhanan YMEsa, NKRI tidak dikehendaki Tuhan untuk menjadi sebuah kilafah yang para pejuangnya khilaf mengira kita ini, semua WNI, masih hidup di belasan abad lalu di gurun pasir. Padahal fakta yang real adalah: kita kini hidup di era modern abad ke-21 di negeri luas Nusantara yang bukan gurun pasir, yang penduduknya majemuk dalam sangat banyak bidang kehidupan: religi, budaya, seni, adat-istiadat, tata-krama, sistem sosial lokal, suku atau etnis, bahasa, sejarah, dst.<br />
<br />
Kilafah bertentangan keras dengan Pancasila NKRI yang utuh, seutuh-utuhnya, yang terstruktur dalam LIMA SILA yang tidak terpisahkan, dan tidak dapat dipisahkan, termasuk sila yang merujuk ke sistem demokrasi kerakyatan perwakilan.<br />
<br />
Orang yang berargumen bahwa kilafah sejalan dengan Pancasila dengan merujuk ke sila pertama yang ditafsir mereka sebagai tawhid, adalah orang yang mencari dalih pembenaran dalam ideologi negara NKRI, yaitu ideologi Pancasila, <i>ideologi Limaprinsip, yang justru dengan seutuhnya tegas-tegas merobohkan kilafah atau teokrasi apapun sekali untuk selamanya.</i><br />
<br />
Usaha para kilafaher itu bak mau menegakkan seutas benang basah, atau bak usaha menjaring angin, atau bak usaha mau mengecat langit dengan cat warna hitam.<br />
<br />
Viva NKRI. Viva Presiden Joko Widodo. Bangkitlah NKRI!<br />
<br />
20 Mei 2017<br />
<br />
Salam,<br />
ioanes rakhmat<br />
☆ The weeping silence<br />
<br />
cc. Ade ArmandoIoanes Rakhmathttp://www.blogger.com/profile/16586838971500586422noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6720689949414340475.post-36076643003134421432017-04-11T16:25:00.003+07:002023-06-21T14:03:52.453+07:00Otak pemaaf atau otak pendendam yang anda punya? <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<i style="text-align: start;">APAKAH ANDA PUNYA OTAK PEMAAF, atau OTAK PENDENDAM dan GAMPANG MARAH!?</i></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-RpJwnnGzMdI/WOyeEhv3IMI/AAAAAAAABeE/pWCKZ1JMaYka4HJ_z1KJtjdE_QXzLLQJgCLcB/s1600/Screenshot_20170411-125157-picsay.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://4.bp.blogspot.com/-RpJwnnGzMdI/WOyeEhv3IMI/AAAAAAAABeE/pWCKZ1JMaYka4HJ_z1KJtjdE_QXzLLQJgCLcB/s400/Screenshot_20170411-125157-picsay.jpg" width="225" /></a></div>
<br />
TEMUAN BARU:<br />
Kemampuan kita untuk memaafkan atau untuk mendendam, <i>MEMILIKI BASIS NEURAL ANATOMIS </i>dalam otak kita, persisnya pada bagian otak yang dinamakan <i>ANTERIOR SUPERIOR TEMPORAL SULCUS </i>(aSTS).<br />
<br />
Makin besar volume materi abu-abu bagian aSTS otak ini, makin pemaaf kita. Hidup jadi terasa relaks, ringan dan <i>friendly</i>.<br />
<br />
Makin kecil aSTS, makin pendendam kita, dan hidup pun jadi meledak-ledak, musuh makin banyak. Hidup dirasakan berat. Ini akhirnya bermuara pada ketidakbahagiaan dan depresi yang membahayakan.<br />
<br />
Karena jejaring neural otak kita dinamis, "malleable", lentur untuk dibentuk ulang, pertanyaannya adalah: Faktor-faktor eksternal apa yang dapat membuat volume aSTS makin besar, atau makin ciut mengerut?<br />
<br />
Siapa dan bagaimana kita ini, dibentuk oleh <i>genetic factor </i>dan <i>environmental factor </i>(EF; termasuk <i>epigenetic factor</i>). Nah EF ini mencakup hal-hal eksternal yang datang dari luar instruksi dan kode genetik kita. Pendidikan, gaya hidup, pengasuhan, pergaulan, pengalaman, komunitas keluarga, komunitas sosial, termasuk EF. Jika anda biasa dididik dan diberi teladan hidup yang mampu memaafkan dan memeluk orang yang bersalah, apalagi yang telah meminta maaf, maka aSTS anda akan bertumbuh membesar.<br />
<br />
Kalau anda diajar untuk terus membenci dan keras hati terhadap orang lain yang bersalah atau anda anggap bersalah, bahkan yang telah meminta maaf dengan tulus, aSTS anda akan makin ciut, dan kondisi ini berdampak negatif pada bagian-bagian otak lainnya secara sistemik anatomis.<br />
<br />
<i>CHECK IT OUT whether you have the FORGIVING and SOFTHEARTED BRAIN or the VENGEFUL and EASILY ANGRY BRAIN. The key is the volume of the Anterior Superior Temporal Sulcus (aSTS) in your brain. The bigger it is, the easier for us to forgive. The smaller, the much more we have enemies in our daily lives resulting in harmful depression and unhappiness</i>.<br />
<br />
Read more <a href="https://www.neurosciencenews.com/forgiveness-neurobiology-6373/amp">https://www.neurosciencenews.com/forgiveness-neurobiology-6373/amp</a>.<br />
<br />
Silakan share.<br />
Bebas saja.<br />
Tak perlu minta izin dulu.<br />
<br />
<i>Salam,</i><br />
<i>ioanes rakhmat</i><br />
<br />Ioanes Rakhmathttp://www.blogger.com/profile/16586838971500586422noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6720689949414340475.post-9914705177659110172017-03-07T13:14:00.000+07:002017-07-11T13:14:59.406+07:00Kehilangan minat pada agama? Ah, masak sih?<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-vh3vJRs4OtI/WPOl7I5KJ-I/AAAAAAAABfc/3G_UC0SUAHA3KMYCrwPkpafWHDhA_wA1ACLcB/s1600/2017-04-16%2B23.53.27-picsay.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="290" src="https://4.bp.blogspot.com/-vh3vJRs4OtI/WPOl7I5KJ-I/AAAAAAAABfc/3G_UC0SUAHA3KMYCrwPkpafWHDhA_wA1ACLcB/s320/2017-04-16%2B23.53.27-picsay.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<br />
MABUK AGAMA <i>versus</i> MUAK AGAMA?<br />
Aaaah, keduanya akan muntah!<br />
<br />
Halloouuww, apa kabar kalian, teman-teman? Seseorang beberapa waktu yang lalu mengajukan sebuah pertanyaan yang itu-itu juga untuk saya jawab.<br />
<br />
Tanya: Kenapa anda kini tampak kehilangan minat pada agama? Anda dikesankan orang sudah muak pada agama, mual dan mau muntah, betulkah?<br />
<br />
Jawab: Loh, siapa yang bilang saya kehilangan selera, atau bahkan muak, pada agama-agama? Orang yang menyatakan begitu, pasti tidak mengerti isi pikiran dan sikap saya. Yang sudah pasti, saya tidak sedang hamil muda.<br />
<br />
Tapi saya dapat memahami jika anda bertanya demikian, ya mungkin karena anda melihat banyak fakta buruk terkait agama. Makin banyak orang yang kini tidak menyukai agama-agama lagi karena citra buruk dan durjana yang telah dan sedang diperlihatkan para agamawan radikalis dan esktrimis sedunia. Mereka beragama, tapi malah menjadi keras, kejam, durjana dan kehilangan kasih sayang.<br />
<br />
Sejak kecil, lewat pengasuhan para guru Buddhis, dan saat usia remaja dan pemuda ketika diasuh para guru Kristen, saya dididik untuk memahami dan menjalankan dua agama ini dengan riang gembira, happy, dan penuh syukur, sebagai <i>jalan-jalan lurus kasih sayang, kelembutan dan pelayanan</i> kepada sesama manusia, siapapun mereka, dan kepada masyarakat dan dunia.<br />
<br />
Tidak ada bayangan dalam benak saya waktu itu bahwa beragama itu akan melahirkan orang yang jahat, keras hati, pemarah, pendendam, tukang fitnah, brutal, durjana dan penghancur peradaban.<br />
<br />
Baru-baru ini, beberapa neurosaintis meneliti ihwal apakah ada korelasi struktur neural anatomis dalam organ otak dengan sifat keras hati, pemarah dan pendendam pada satu sisi, dan dengan sifat lembut hati, sabar dan pemaaf pada sisi lain, yang diperlihatkan seseorang kepada orang lain yang telah berbuat salah kepadanya khususnya dengan tanpa disengaja. Temuan mereka sangat menarik. Mau saya beberkan singkat di bawah ini.<br />
<br />
Kemampuan kita untuk memaafkan atau untuk mendendam, <i>MEMILIKI BASIS NEURAL ANATOMIS</i> dalam otak kita, persisnya pada bagian otak yang dinamakan <i>ANTERIOR SUPERIOR TEMPORAL SULCUS </i>(aSTS).<br />
<br />
Makin besar volume materi abu-abu bagian aSTS otak ini, makin pemaaf kita. Hidup jadi terasa relaks, ringan dan <i>friendly</i>. Makin kecil aSTS, makin pendendam kita, dan hidup pun jadi meledak-ledak, musuh makin banyak. Hidup dirasakan berat. Ini akhirnya bermuara pada ketidakbahagiaan dan depresi yang membahayakan.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-sT8qHzptHJo/WPb0qMBpy3I/AAAAAAAABf4/xGoEtamxGgws1QpdYZsY1Nqp-crCny5lACLcB/s1600/2017-04-13%2B19.08.57-picsay.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://1.bp.blogspot.com/-sT8qHzptHJo/WPb0qMBpy3I/AAAAAAAABf4/xGoEtamxGgws1QpdYZsY1Nqp-crCny5lACLcB/s320/2017-04-13%2B19.08.57-picsay.jpg" width="273" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
Baca dan dalami kajian tersebut, serta kaitkan dengan temuan-temuan neurosains lainnya tentang watak dan perilaku manusia, khususnya yang menyangkut agama-agama. Artikel kajian tersebut tersedia di <a href="https://www.neurosciencenews.com/forgiveness-neurobiology-6373/amp">https://www.neurosciencenews.com/forgiveness-neurobiology-6373/amp</a>.<br />
<br />
Karena jejaring neural otak kita dinamis, "malleable", lentur untuk dibentuk ulang, dan juga interkonektif plastis, pertanyaannya adalah: Faktor-faktor eksternal apa yang dapat membuat volume aSTS besar, atau kecil atau menciut?<br />
<br />
Siapa dan bagaimana kita ini, dibentuk oleh <i>genetic factor </i>(GF) dan <i>environmental factor</i> (EF; termasuk <i>epigenetic factor, </i>yaitu faktor kondisi hormonal dalam rahim dan kondisi mental seorang bunda saat sedang mengandung).<br />
<br />
EF ini mencakup hal-hal eksternal yang datang dari luar instruksi dan kode genetik kita. Pendidikan, gaya hidup, pengasuhan, pergaulan, pengalaman, komunitas keluarga, komunitas sosial, termasuk EF. Jika anda biasa dididik dan diberi teladan hidup yang mampu memaafkan dan memeluk orang yang bersalah, apalagi yang telah meminta maaf, maka aSTS anda akan bertumbuh membesar.<br />
<br />
Kalau anda diajar untuk terus membenci dan keras hati terhadap orang lain yang bersalah atau anda anggap bersalah, bahkan yang telah meminta maaf dengan tulus, aSTS anda akan makin ciut, dan kondisi ini berdampak negatif pada bagian-bagian otak lainnya secara sistemik anatomis.<br />
<br />
Jadi, sifat atau watak yang lebih menetap apakah si X itu pemarah, pendendam dan pembalas, ataukah pemaaf dan berhati lembut, terhadap si Y yang telah berbuat salah kepada si X dan, karena kesalahannya itu tidak disengaja, si Y telah minta maaf, bukan cuma dibentuk oleh isi ajaran dan pendidikan keagamaan dan budi pekerti mulai di rumah sendiri hingga di dalam masyarakat.<br />
<br />
Ada segi struktur neural anatomis (segi biologis atau faktor genetik) juga yang berinteraksi dengan faktor-faktor eksternal lingkungan kehidupan. Volume aSTS kecil bisa karena instruksi genetik (menurut para genetikus, 30-50 % kepribadian kita dibentuk oleh GF kita), tapi bisa juga mengecil atau terus makin kecil karena si individu memang diasuh dan dibesarkan dalam lingkungan yang <i>sengaja</i> mengajar dan mengarahkannya untuk selalu cepat marah dan tersinggung, mendendam, dan harus membalas.<br />
<br />
Temuan ini harus membuat kita lebih serius lagi terhadap dampak EF yang membuat seseorang jadi bersifat pemarah, pendendam dan pembalas, yang dapat berperan juga dalam mengecilkan volume aSTS.<br />
<br />
Pada gilirannya, kita harus mewaspadai volume aSTS yang kecil atau yang mengecil dapat berdampak sistemik neural anatomis pada bagian-bagian lain otak yang dapat menimbulkan masalah mental lainnya. Akibatnya, si individu akan menderita makin banyak masalah dalam sifat, watak, sikap dan kelakuannya dalam relasi-relasi sosialnya.<br />
<br />
Jadi, pertanyaan mengapa para radikalis keagamaan--yang mengklaim diri beragama dengan sangat serius-- umum sekali adalah orang-orang yang jahat, pemarah, pembalas, dan telah kehilangan kasih sayang, dapat didiagnosis dari perspektif-perspektif yang telah diuraikan di atas. Ini diagnosis yang empiris.<br />
<br />
Bagaimanapun juga, sangat sulit untuk anda dan saya menerima fakta real bahwa ada banyak orang yang karena serius beragama, malah jadi kehilangan kasih sayang dan semangat untuk menolong dan melayani orang lain yang berbeda agama atau yang berbeda aliran dalam satu agama. Ini memang sikon yang sangat memukul jiwa dan menimbulkan rasa muak dalam diri orang yang beragama dengan baik-baik. Muak terhadap agama-agama pada umumnya, dan khususnya terhadap agama sendiri.<br />
<br />
Dalam sikon lelautan keagamaan yang berbadai itu, banyak agamawan memilih jadi ateis, terang-terangan, atau sebagai <i>kripto-ateis</i>, yaitu para ateis gelap-gelapan, tidak berani dengan jujur dan terbuka menyatakan diri ateis, karena sejumlah pertimbangan dan kegamangan. Atau bahkan mereka menyebut diri sendiri sebagai <i>agamawan ateis</i>, suatu frasa oxymoronik yang bikin kepala dan kelapa muda keleyengan.<br />
<br />
Oxymoron itu dua hal yang bertentangan, yang dijadikan satu, tidak ada dalam realitas, hanya ada dalam dunia senibudaya, dalam puisi misalnya, dan dalam retorika ideologis politis yang kosong fakta. Bumi datar, atau ujung Bumi, ini sebuah oxymoron. Cinta yang penuh kebencian, atau es goreng, atau si pandir yang cerdas, atau lingkaran segitiga, atau koruptor soleh, semuanya oxymoron.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-8MSQJRSZYc8/WL6V6jlC5uI/AAAAAAAABc8/HFe-v9sDSq0U2FlgvZzNxgCBolfb96QmwCLcB/s1600/2017-03-07%2B18.10.43.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://4.bp.blogspot.com/-8MSQJRSZYc8/WL6V6jlC5uI/AAAAAAAABc8/HFe-v9sDSq0U2FlgvZzNxgCBolfb96QmwCLcB/s320/2017-03-07%2B18.10.43.jpg" width="253" /></a></div>
<br />
Nah, saya sekarang langsung saja harus kembali menegaskan bahwa setiap agama itu kaya raya dengan metafora dalam berbagai kemasan dan konten.<br />
<br />
Kata <span style="font-family: "arimo"; font-size: 14px;">“</span>metafora<span style="font-family: "arimo"; font-size: 14px;">”</span> dibentuk dari dua kata Gerika <span style="font-family: "arimo"; font-size: 14px;">“</span>meta<span style="font-family: "arimo"; font-size: 14px;">”</span>, artinya <span style="font-family: "arimo"; font-size: 14px;">“</span>melampaui sekaligus berada bersama<span style="font-family: "arimo"; font-size: 14px;">”</span> atau <span style="font-family: "arimo"; font-size: 14px;">“</span>sesudah hal lain<span style="font-family: "arimo"; font-size: 14px;">”</span> atau <span style="font-family: "arimo"; font-size: 14px;">“</span>di balik sesuatu<span style="font-family: "arimo"; font-size: 14px;">”</span>, dan <span style="font-family: "arimo"; font-size: 14px;">“</span>ferein<span style="font-family: "arimo"; font-size: 14px;">”</span>, artinya <span style="font-family: "arimo"; font-size: 14px;">“</span>menyeberang<span style="font-family: "arimo"; font-size: 14px;">”</span> atau <span style="font-family: "arimo"; font-size: 14px;">“</span>membawa atau memindahkan<span style="font-family: "arimo"; font-size: 14px;">”</span> ke seberang atau dari suatu tempat ke suatu tempat lain.<br />
<br />
Metafora dapat berupa lukisan, kisah, mitos, gambaran-gambaran, <i>images</i>, simbol, tanda, karya-karya senibudaya artistik seperti patung atau bangunan, ritual, imajinasi, fiksi, kiasan, ibarat, perumpamaan, pengakuan, testimoni, dongeng, komik, karikatur, puisi, film, permainan, dll.<br />
<br />
Lewat metafora, orang zaman kuno yang menyusun kitab-kitab suci dibawa masuk atau diseberangkan ke kawasan-kawasan lain yang dipercaya ada di balik atau melampaui kawasan kehidupan real mereka sehari-hari.<br />
<br />
Mereka memerlukan kawasan-kawasan metaforis itu dan bantuan-bantuan yang datang dari sana untuk bisa kuat dan tabah serta tegar dalam menjalani kehidupan yang dirasakan berat. Atau untuk tetap bersemangat tinggi dalam bertempur melawan musuh atau dalam menghadapi berbagai bencana alam yang dahsyat. Atau untuk mendapatkan jawaban, bimbingan dan penghiburan ketika mereka sedang mengalami banyak pergumulan dan persoalan <i>hayati eksistensial.</i><br />
<br />
Orang yang menyusun agama-agama di zaman kuno membayangkan kawasan-kawasan lain ini sebagai dunia transenden, kawasan adikodrati, dunia supernatural, kahyangan, puncak Gunung Olympus dan banyak gunung lain, Gunung Sinai misalnya, atau sebagai sorga, dunia para malaikat dan bidadari, takhta para dewa, langit lapis teratas, dunia di atas pelangi, dunia bawah, <i>hades</i>, atau <i>syeol</i>, kawasan neraka, dunia gaib, rumah tinggal roh-roh atau makhluk-makhluk halus seperti setan, jin, hantu, dedemit, genderuwo, atau bahkan dunia organisme alien, dst.<br />
<br />
Tentu saja orang modern yang sudah tahu kosmologi, astrofisika dan astronomi modern tidak akan memandang kawasan-kawasan metaforis supernatural yang diimajinasikan insan-insan purba sebagai realitas empiris objektif faktual yang bisa dicerap oleh lima indra insani (inilah makna kata <span style="font-family: "arimo"; font-size: 14px;">“</span>empiris<span style="font-family: "arimo"; font-size: 14px;">”</span>) atau dengan bantuan instrumen teknologis modern seperti kamera, teleskop, mikroskop, stetoskop, spektroskop, atau bahkan mesin sains terbesar dunia Large Hadron Collider, dll. Kita memandang kawasan-kawasan itu sebagai kawasan imajiner, dunia impian, dunia angan-angan, dunia fiksi, dunia fantasi, alam mitologis.<br />
<br />
Meskipun demikian, tidak seperti sikap dangkal orang ateis yang menolak, menyepelekan bahkan membenci semua metafora keagamaan, saya melihat ada banyak keindahan dan manfaat filosofis, moral, artistik, eksistensial dan edukatif dari metafora-metafora keagamaan yang disusun dengan imajinatif oleh insan-insan yang hidup di era pramodern dan prailmiah.<br />
<br />
Kitalah yang sok tahu, bodoh dan bebal jika memandang kitab-kitab suci kuno yang berisi sangat banyak metafora sebagai kitab-kitab iptek modern, dan memahami metafora-metafora yang dibangun insan-insan purba sebagai fakta-fakta empiris faktual. Ini posisi kalangan literalis skripturalis absolut. Pola pikir mereka mustahil berubah karena mereka telah menjadi korban-korban indoktrinasi dan cuci otak yang telah berlangsung lama.<br />
<br />
Pada sisi lain, orang ateis juga menjadi sangat bebal dan salah kaprah kebangetan ketika mereka menegaskan bahwa mereka <i>baru akan percaya </i>teks-teks kitab suci apapun jika apa yang dinyatakan teks-teks itu ada bukti empirisnya dan sejalan dengan temuan-temuan iptek modern. Bebal dan keterlaluan salah kaprah karena mereka <i>maunya</i> semua kitab suci itu kitab iptek, buku IPA dan buku disiplin-disiplin lain ilmu pengetahuan. Sampai jagat raya ini menciut dan mengerucut kembali pun, bermilyar-milyar tahun dari sekarang, buku suci agama apapun tidak akan pernah jadi buku iptek.<br />
<br />
Orang ateis tidak suka kitab suci karena isi kitab suci bukan kajian-kajian iptek, tapi 85 persen metafora. Tuding mereka juga, metafora-metafora kitab-kitab suci yang sebetulnya ungkapan-ungkapan figuratif hingga saat ini selalu dipahami dan diikuti harfiah (maksudnya: apa adanya sebagaimana tertulis) oleh orang yang beragama. Akibatnya, kata mereka lagi, watak, sikap, kelakuan dan perbuatan orang yang beragama menjadi jahat, keji, keras, tak masuk akal sehat, apalagi akal ilmiah. Terhadap sikap dan pendapat orang ateis ini, saya perlu beri beberapa catatan.<br />
<br />
Banyak orang ateis yang tidak menyadari bahwa sementara pada satu sisi mereka membuang metafora-metafora purba, pada sisi lain mereka, dengan tidak konsisten, sangat menikmati metafora-metafora modern seperti metafora-metafora Spiderman, Batman, Superman, Hulk, Transformers, Doraemon, Dragon Ball, Lion King, The Beauty and the Beast, Harry Potter, Kungfu Panda, King Kong, dll.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-7nTuhIlvlRY/WWRrsEXh1PI/AAAAAAAABho/y15rmi4TW9ok_nnqsTTsYQYt67xvBTinACLcBGAs/s1600/2017-07-11%2B12.24.31.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="880" data-original-width="719" height="320" src="https://1.bp.blogspot.com/-7nTuhIlvlRY/WWRrsEXh1PI/AAAAAAAABho/y15rmi4TW9ok_nnqsTTsYQYt67xvBTinACLcBGAs/s320/2017-07-11%2B12.24.31.jpg" width="261" /></a></div>
<br />
Kita sebaiknya jujur saja mengakui bahwa setiap manusia, sejak kanak-kanak hingga lansia, untuk hidup sehat, raga dan mental, membutuhkan bukan hanya roti atau nasi dan lauk-pauk dan aqua, tetapi juga metafora-metafora, fiksi-fiksi, imajinasi, fantasi, impian-impian, angan-angan, dongeng-dongeng.<br />
<br />
Sampai sekarang, sejumlah kisah fiktif dalam Buddhisme dan Kekristenan yang sudah saya ketahui dan dengar di usia remaja, dan juga dongeng-dongeng kanak-kanak sedunia (karya pujangga Denmark, Hans Christian Andersen, misalnya), tetap mampu menyentuh dan menggerakkan hati dan pikiran saya dengan positif meski saya tahu pasti kisah-kisah itu semuanya fiksi.<br />
<br />
Menarik dan menghayati nilai-nilai kehidupan yang positif dari berbagai metafora tentu saja tidak sama dengan menerima metafora-metafora itu sebagai fakta-fakta. Sikap yang pertama menunjukkan kearifan dan keluasan cakrawala kehidupan; sikap yang kedua memamerkan ketidaktahuan dan kedunguan.<br />
<br />
Ada metafora atau fiksi yang membangun, dan tentu saja juga banyak yang tidak mendewasakan dan yang merusak. Anda tidak perlu diberitahu lagi bahwa anda harus cerdas dan arif memilih metafora-metafora yang akan bermanfaat positif dan membangun kehidupan anda dan orang lain di sekitar anda.<br />
<br />
Metafora yang dikenal dan disukai betul oleh orang Kristen yang menggambarkan Yesus berjalan di atas air, dengan menginjak-injak air yang sedang bergelombang besar bak air bah, adalah sebuah metafora yang sangat positif bagi orang-orang Kristen yang sedang menghadapi gelombang-gelombang persoalan besar dalam kehidupan mereka di dunia real.<br />
<br />
Sudah pasti, kapan pun di muka Bumi ini tidak ada satu orang pun dengan alamiah dapat berjalan di atas air yang dalam, kecuali dalam film-film atau video-video iklan <span style="font-family: "arimo"; font-size: 14px;">“</span>personal branding<span style="font-family: "arimo"; font-size: 14px;">”</span> seorang selebritas, atau jika anda mengendarai sebuah <i>flyboard </i>atau <i>Hoverboard</i> atau <i>Jetpack</i> yang canggih.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-dL9C2NOGqys/WO5Gvcx7okI/AAAAAAAABeU/EGxQGoiA6I8Z3tGWqtBu38irCB5ovXhzgCLcB/s1600/2017-04-12%2B22.16.39-picsay.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="316" src="https://1.bp.blogspot.com/-dL9C2NOGqys/WO5Gvcx7okI/AAAAAAAABeU/EGxQGoiA6I8Z3tGWqtBu38irCB5ovXhzgCLcB/s320/2017-04-12%2B22.16.39-picsay.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
Bagaimanapun juga, metafora Yesus berjalan di atas air, ketika divisualisasi dalam pikiran dan batin seorang Kristen yang sedang sangat menderita lalu membenamkan diri dalam doa-doa, akan memberi dampak mental dan pengaruh ragawi yang positif, menyembuhkan, menguatkan, dan membangun kembali kepercayaan dirinya yang dipusatkan pada sosok Yesus.<br />
<br />
Sejumlah teman saya yang ateis pernah menyatakan keras-keras kepada saya bahwa mereka tidak butuh metafora Yesus berjalan di atas air sekalipun mereka mengaku sedang mengalami banyak persoalan berat yang menyiksa. Kata mereka, sebagai ateis mereka punya kepercayaan diri yang kuat sehingga tidak perlu mencari bantuan dari Tuhan apapun yang ada di langit, dalam sikon apapun.<br />
<br />
Jawab saya kepada teman-teman ateis ini, <span style="font-family: "arimo"; font-size: 14px;">“</span>Baiklah kalau memang anda sekalian sudah dapat menjadi Tuhan yang <i>very strong and powerful </i>untuk diri anda sendiri. Saya kagum pada anda semua yang tangguh dan tidak rapuh. Tetapi hormati juga 4 milyar orang dewasa yang kini masih percaya dan berdoa kepada Tuhan mereka masing-masing.<span style="font-family: "arimo"; font-size: 14px;">”</span><br />
<br />
Bagi saya, lepas dari ihwal apakah Tuhan itu ada atau tidak ada, mereka yang berdoa itu tidak otomatis harus kita nilai lemah. Justru karena mereka bisa percaya dan berdoa, dengan hasil mereka menjadi tabah dan kuat, dan kehidupan mereka tumbuh menjadi agung dan mulia karena kekuatan iman mereka, maka mereka juga sangat patut dikagumi.<br />
<br />
Metafora teologis yang akbar punya kekuatan untuk menjadikan orang besar dan mulia. Siapakah di dunia ini yang tidak respek dan kagum pada Martin Luther King, Jr., Uskup Desmond Tutu, Mahatma Gandhi, aktivis Nelson Mandela yang kemudian menjadi Presiden Afrika Selatan, Dalai Lama XIV, Abdurrahman Wahid, dan masih banyak lagi?<br />
<br />
Lalu, adakah metafora keagamaan yang buruk dan harus dijauhi? Ada, sangat banyak. Ambil satu atau dua contoh saja.<br />
<br />
Metafora Tuhan memimpin berbagai perang suci, dan memerintahkan pemuja Tuhan ini untuk membantai habis suku-suku bangsa lain, dan menjarah mereka, adalah metafora yang buruk dan keji. Metafora Tuhan melenyapkan nyaris 100 persen umat manusia lewat air bah yang menerjang dan menutupi muka Bumi selama 40 hari 40 malam, juga sebuah metafora yang durjana. Tinggalkan metafora-metafora semacam ini. Jangan biarkan metafora-metafora yang keras dan menyampaikan pesan-pesan yang durjana membentuk watak, pikiran, kehendak, perasaan, perangai, kelakuan dan tindakan anda. <br />
<br />
Metafora Tuhan memerintahkan seorang ayah untuk menyembelih putera sulungnya sebagai korban yang harum buat Tuhan ini, <i>dilihat dari perspektif masa kini</i>, jelas adalah sebuah metafora yang melawan nurani, akal sehat dan hukum positif yang melindungi setiap anak dari KDRT.<br />
<br />
Sayangnya, ya sangat banyak orang yang beragama yang malah memilih dan mengaktualisasikan dengan bulat-bulat, harfiah, metafora-metafora keagamaan yang merusak dunia, kehidupan dan peradaban manusia. Mereka beragama dengan bodoh, penuh stres, tidak cerdas dan tidak arif. Mungkin karena nurani mereka sudah mati, dan ada kerusakan neural pada bagian-bagian tertentu otak mereka yang terjadi bisa karena indoktrinasi dan cuci otak yang sudah berlangsung lama dan intensif atas diri mereka.<br />
<br />
Sejujurnya, pada sisi lain, saya mau menyatakan bahwa saya mengalami fakta bahwa masuk ke dunia metafora itu, tentu dengan selalu mempertahankan sikap kritis dan cerdas, sangat menawan. Mengapa? Karena dunia metafora kaya dengan simbol, ibarat, kisah, mitos, pesan moral, perenungan spiritual, tafakur eksistensial, pergulatan etis, teka-teki, paradoks, keindahan senibudaya kuno, meditasi, introspeksi, kearifan, dan pertanyaan-pertanyaan besar (<span style="font-family: "arimo"; font-size: 14px;">“</span>big questions<span style="font-family: "arimo"; font-size: 14px;">”</span>) tentang asal-usul, maksud dan tujuan kehidupan manusia dan cara menjalani kehidupan.<br />
<br />
Dengan begitu, lewat agama, kita akan <i>MEMAHAMI</i> bagaimana orang zaman kuno bergumul tentang kehidupan dan kematian, kebaikan dan kejahatan, kebahagiaan dan kesedihan, kejujuran dan kebohongan, harapan dan rasa putus asa, duka dan suka, sakit dan sehat, cuka dan gula, madu dan racun, garam dan kecap, nasib sial dan hoki, dst. Jadi, jika orang <i>MEMAHAMI</i> apa itu agama dan kenapa agama diinvensi manusia, dan untuk apa teologi-teologi dan simbol-simbol metaforis dibangun, agama tidak akan membosankan.<br />
<br />
Anekaragam pergumulan, pertanyaan, pencarian, penemuan, atau kegagalan, eksistensial ini diungkap lewat anekaragam metafora. Ada yang gamblang dan mudah ditangkap. Ada juga yang menjelimet dan sulit dicerna ketika dipandang sekilas. Tapi biasakanlah untuk tidak memandang apapun dengan sekilas.<br />
<br />
Cari waktu dan tempat yang tepat untuk bertafakur dalam-dalam tentang segala pertanyaan besar kehidupan dalam jagat raya. Baik sekali jika ini bisa dilakukan lewat meditasi pasif dengan duduk bersila, ataupun lewat meditasi aktif dengan membaca buku-buku hebat dan merenungkan isi semuanya dalam-dalam dan seimbang, atau dengan mengunjungi kawasan-kawasan yang menyajikan kita banyak pemandangan baru yang memacu kita untuk terus-menerus merenung.<br />
<br />
Dari pemahaman yang kita sudah bisa peroleh lewat pendekatan-pendekatan yang sudah digambarkan ringkas di atas, kita jadi bisa lebih cerdas, tidak dungu, lebih arif dan telaten dan lebih bajik dalam menjalani kehidupan kita SEKARANG di TEMPAT YANG BERBEDA dari orang zaman kuno di dunia yang lain.<br />
<br />
Kalau kita menemukan hal penting yang sudah saya tulis dalam paragraf-paragraf di atas, kita tidak akan menjadi radikal fundamentalis dalam beragama. Juga tidak dibuat bosan atau muak pada agama-agama.<br />
<br />
Pada sisi lain, tentu saja setiap hari di banyak tempat, jujur saja, kita sering mendengar ucapan-ucapan kebencian dan rasis atau SARAis, pendapat-pendapat yang dangkal, anti-sains, fitnah, dan melihat tindakan-tindakan yang menjijikkan dan memuakkan, dari orang-orang yang mengaku paling suci dan paling sempurna dalam beragama.<br />
<br />
Fakta ini harus kita akui: Agama itu dapat <i>bagus sekali</i> untuk membentuk keagungan budi insan-insan yang eling. Tetapi agama, patut disesalkan, juga bisa menjadi tempat berlindung dan berkamuflase orang-orang yang munafik, yang tamak harta, kedudukan dan kekuasaan, dan hobi berpestapora. Yaitu mereka yang memakai kehidupan mereka hanya untuk menikmati dan menyerakahi <i>Wein, Weib, Gesang, Geld und Macht. </i>Pesta pora, syahwat, uang, dan kekuasaan.<br />
<br />
Nah, kembali ke topik kita. Saya dengan santai kerap menengok kitab-kitab kuno yang disucikan dan masuk ke kehidupan dan cara berpikir orang zaman kuno di dunia yang berbeda. <i>Tetapi UNTUK KEHIDUPAN SAYA SEKARANG DI TEMPAT SAYA, ya jelas SAYA SENDIRILAH YANG HARUS MENENTUKAN setelah saya memahami sikap dan pendapat dan cara hidup orang zaman dulu di kawasan dunia yang tidak sama. </i><br />
<br />
Kita <i>TIDAK MUNGKIN</i> memindahkan dunia mereka bulat-bulat ke dunia kita. Kehidupan kita sekarang juga tidak mungkin menjadi fotokopi sempurna kehidupan mereka. Isi pikiran mereka juga tidak mungkin menjajah isi pikiran kita. Pengetahuan mereka tentang dunia dan kehidupan sudah ketinggalan sangat jauh dari pengetahuan modern kita. Teknologi modern kita, sebaliknya, tidak akan bisa mereka pahami seandainya mereka bisa menyaksikannya sekarang.<br />
<br />
Tidak mungkin seorang manusia pria purba yang membawa sebuah gada batu besar dengan berpakaian jerami sambil menyantap daging bakar paha rusa gemuk dan besar yang masih berasap, ditemukan sedang naik turun dengan lift atau oskilator di mal-mal besar dan modern di Jakarta atau di Surabaya atau di New York atau di Dubai, atau di Abu Dhabi UEA, abad ke-21 sekarang.<br />
<br />
Kalau dulu moyang kita mengimajinasikan orang-orang suci menunggang kuda-kuda terbang atau mengemudikan kereta-kereta kencana yang ditarik kuda-kuda berapi untuk meninggalkan Bumi lalu masuk ke alam atas, dunia para dewa, tidak demikian lagi halnya dalam dunia kita sekarang.<br />
<br />
Para astronot modern memakai wahana ulang-alik bermesin jet atau bermesin lain yang lebih maju untuk tiba di Bulan di tahun 1960-an dan selanjutnya, atau kini untuk tiba di International Space Station di angkasa luar, dan untuk kembali dari ISS ke Bumi. Dengan berbagai wantariksa yang berkecepatan makin tinggi karena teknologi penerbangan angkasa luar yang makin maju, NASA dan/atau ESA telah mengirim dan mendaratkan rover-rover, dan tak lama lagi astronot-astronot, di planet Mars, dalam rangka mengkaji planet ini dengan mendalam supaya nanti, sebentar lagi, dapat didiami manusia sebagai rumah kedua.<br />
<br />
Ada bukan saja kesenjangan eksistensial yang sangat lebar, tapi juga kesenjangan sejarah, kesenjangan dunia pemikiran dan sosiobudaya, gaya hidup, dan iptek, yang sangat besar, antara kita dan insan-insan kuno yang membangun agama-agama skriptural dan nonskriptural.<br />
<br />
Tapi kalau kita bisa menjadi arif dalam kehidupan kita sekarang jika kita tarik esensi kearifan mereka, ya kita pakai kearifan mereka dengan cerdas dan hati yang lembut.<br />
<br />
Kalau kita bisa menjadi lebih tangguh dan riang dalam kehidupan kita yang penuh duka dan azab ketika kita baca dan serap kisah-kisah heroik metaforis sosok-sosok suci masa lampau, ya kisah-kisah mereka itu kita jadikan kisah-kisah dasar, <i>foundational stories</i> atau <i>basic metaphors</i>, bagi kita sebagai tempat kita berpijak dan berjalan dengan berani dalam kehidupan kita di masa kini.<br />
<br />
Di atas kisah-kisah dan berbagai metafora dasar kuno ini, kita menulis dan membangun sendiri kisah-kisah dan metafora-metafora diri kita sendiri, yang tak pernah habis, bahkan ketika kita sudah tiada. Kok? Ya, karena, <i>sejauh</i> kita telah hidup dengan akbar, orang lain (anak dan cucu atau cicit kita, atau murid kita, misalnya) selanjutnya akan menyusun kisah-kisah dan berbagai metafora kehidupan kita dari sudut pandang mereka sementara yang tertinggal dari diri kita cuma unsur-unsur kimia carbon di alam ini.<br />
<br />
Tapi, kalau karena mengikuti bulat-bulat cara manusia zaman dulu hidup dan pola pikiran dan pandangan dunia mereka, metafora mereka, kita malah jadi bodoh, jadi tidak bisa hidup arif, jadi tidak bisa berguna, jadi tidak membangun, jadi tidak bisa merasakan dan memberi kebahagiaan di zaman kita di tempat kita, jadi brutal dan durjana, <i>ya kita TIDAK PERLU mengikuti mereka. </i><br />
<i><br /></i>
<i>Catat ini: kalau kita sudah tahu dan paham bahwa sebuah metafora religius kuno memuat pesan-pesan yang jahat dan keji, tapi tetap kita ikuti dan laksanakan begitu saja di zaman dan dunia kita, jangan salahkan orang zaman kuno di dunia lain (karena mereka semua sudah mati), tapi salahkan diri kita sendiri yang keterlaluan dungu dan sudah mengalami kematian akal dan nurani.</i><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-unqMNj7j4Pc/WL6WgzV0Q7I/AAAAAAAABdA/XSXalDIDvksvjZtfIJCc1IAN39SXryh5wCLcB/s1600/FB_IMG_1488821759684.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="266" src="https://4.bp.blogspot.com/-unqMNj7j4Pc/WL6WgzV0Q7I/AAAAAAAABdA/XSXalDIDvksvjZtfIJCc1IAN39SXryh5wCLcB/s320/FB_IMG_1488821759684.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
Sikap yang benar adalah ini: semua metafora yang disusun moyang kita, yang tidak bermanfaat positif, yang destruktif, bagi kita di abad ke-21, ya kita <i>remove</i>, <i>delete</i>, <i>unfriend</i>-kan, atau <i>unfollow</i>, atau <i>block</i>, dari akal dan hati dan kehidupan kita. Akal sehat kita membimbing kita ke situ, apalagi akal ilmiah. Akal ilmiah (<span style="font-family: "arimo"; font-size: 14px;">“</span>scientific mind<span style="font-family: "arimo"; font-size: 14px;">”</span>) seringkali tidak atau sukar bisa dipahami akal sehat (<span style="font-family: "arimo"; font-size: 14px;">“</span>common sense<span style="font-family: "arimo"; font-size: 14px;">”</span>) belaka.<br />
<br />
Aktivitas kritis dua arah itu namanya <i>HERMENEUTIK</i>: kita menengok masa lalu, mengkaji masa lampau, memahaminya, setelah itu menengok masa kini, mengenali masa kini. <i>Dua kegiatan ini ilmiah</i>, tidak serampangan, dan tidak didukung cuma oleh doa atau cuma oleh roh ilahi. Kita menggunakan ilmu pengetahuan lintasbidang untuk keduanya. Otak manusia modern itulah yang memungkinkan ilmu pengetahuan hadir dalam dunia. <br />
<br />
Dus, beriman itu jangan sekali-kali dipisah dari berilmu, supaya kita tidak jadi lumpuh atau jalan pincang. <i>Ilmu pengetahuan, yang membuat kita tahu makin banyak hal, juga sebuah jalan mulia menuju Tuhan yang mahatahu tanpa batas.</i><br />
<br />
Jika Tuhan mahatahu, kita juga harus melangkah maju ke depan untuk makin tahu banyak hal dalam jagat raya ini. Tuhan YMTahu tidak akan pernah takut tersaingi oleh kita jika kita, lambat atau cepat, makin banyak tahu dan terus makin banyak tahu. Semakin kita tahu banyak hal, semakin bahagia dan bangga hati Tuhan, sang Bunda Semesta atau sang Orangtua Semesta. Setiap bunda atau ayah akan pilu dan merana di hati jika anak-anak mereka tetap bodoh, tidak berpengetahuan, karena tidak bisa disekolahkan.<br />
<br />
Begitu anda telah menjadi seorang ilmuwan peneliti yang beken di seluruh dunia, maka Tuhan YMTahu pun menjadi sang Kolega Sejati dalam setiap usaha penelitian anda. Tuhan akan membantu anda untuk makin banyak tahu tanpa batas. Tuhan YMTahu terus-menerus memperbesar kuriositas anda dan membantu anda tambah cerdas untuk meneliti tanpa kendala. Anda menjadi seorang yang <i>inquisitive</i>, serba bertanya, serba ingin tahu.<br />
<br />
Kalau dalam kitab-kitab suci teistik tertentu disebut bahwa manusia itu <span style="font-family: "arimo"; font-size: 14px;">“</span>segambar dan serupa<span style="font-family: "arimo"; font-size: 14px;">”</span> dengan Allah, sudah seharusnya frasa ini <i>tidak dipahami secara jasmaniah</i>. <i>Homo sapiens </i><span style="font-family: "arimo"; font-size: 14px;">“</span>segambar dan serupa<span style="font-family: "arimo"; font-size: 14px;">”</span> dengan Allah karena memang kita memiliki kemampuan untuk dari waktu ke waktu makin banyak tahu, sampai nantinya akan betul-betul mahatahu tanpa batas akhir lewat iptek yang terus maju dan berkembang dan lewat superevolusi artifisial kecerdasan manusia.<br />
<br />
Pemahaman saya dalam paragraf persis di atas tentu tidak bisa diterima para penulis kitab-kitab suci kuno dan para agamawan konservatif masa kini yang justru mencurigai dan berusaha mematikan dorongan ingin tahu atau <i>kuriositas </i>yang sudah tertanam dalam otak kita, sebagai fungsi inheren utama otak Homo sapiens.<br />
<br />
Rasa dan dorongan kuat ingin tahu atau kuriositas inilah yang menjadi faktor besar utama iptek dapat dibangun manusia tanpa akhir, lintaszaman dan lintastempat. Jika manusia seutuhnya betul ciptaan Tuhan, maka siapakah yang menanamkan kuriositas dalam otak mereka? Tentu Tuhan. Ataukah menurut anda Lucifer? Atau Dajjal?<br />
<br />
Setelah aktivitas hermeneutik kritis dua arah itu kita lakukan dengan cerdas, kita harus <i>MEMUTUSKAN SENDIRI </i>dengan cerdas dan arif <i>APA YANG KITA HARUS LAKUKAN SEKARANG DI DUNIA KITA</i>, setelah mempertimbangkan secara dialektis kritis dan realistik sejarah dunia kuno dan realitas masa kini yang semuanya multidimensional. Inilah yang saya namakan hermeneutik<i> realis kritis</i>.<br />
<br />
Begitulah beragama dengan cerdas. Beragama dengan berilmu. Beragama dengan makin banyak tahu. Beragama dengan makin arif, dengan makin banyak tafakur. Dan tentu saja, beragama dengan bermartabat, bermarwah, dengan bermahatma, berjiwa besar, berhati besar dan riang. Jangan sekali-kali beragama dengan kerdil, degil, dekil, tengil, centil, musykil, yakni beragama bak kutil yang harus dipotong dan dibuang dari kulit.<br />
<br />
Jika itu corak dan kualitas keberagamaan kita, ya agama-agama jadi tidak membosankan. Kita tidak akan kehilangan minat pada agama-agama. Muak agama? Sebaiknya tidak perlu.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-0bHiAvJVV2M/WO51t0GBIvI/AAAAAAAABek/0wLt8xH_2P0QuMQVe9_UrfpymKBkzBB3ACLcB/s1600/PhotoGrid_1492021007677-picsay.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://4.bp.blogspot.com/-0bHiAvJVV2M/WO51t0GBIvI/AAAAAAAABek/0wLt8xH_2P0QuMQVe9_UrfpymKBkzBB3ACLcB/s320/PhotoGrid_1492021007677-picsay.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
Setua apapun usia suatu agama, tidak harus agama ini menjadi kumpulan fosil purba, <i>sejauh</i> kita tahu bagaimana membuka dan menyingkap dan menggali lapisan-lapisan kerak-kerak sedimen agama-agama, lalu memanfaatkan barang-barang tambang berharga yang ada di dalam sedimen-sedimen ini dengan cerdas. Barang tambang yang berharga ini kita ambil, dan sedimen-sedimen dan kerak-kerak yang membungkusnya ya kita singkirkan.<br />
<br />
Ingatlah, di bagian dalam dua kelopak keras sebuah kerang yang tertutup, kita bisa menemukan sebuah mutiara berharga, atau tidak menemukan apa-apa, ketika kelopak-kelopaknya ini kita buka, kita seruak dan kuak. Membuka dan menguaknya harus cerdas dan cakap.<br />
<br />
Agama-agama itu adalah cermin diri kemanusiaan kita di masa lalu dalam diri banyak insan pendahulu kita yang hidup ratusan tahun yang lalu atau sekian milenium yang telah lewat. Menengok ke masa lalu, dan dengan cerdas menarik hikmah dari masa lalu, jika memang ada hikmahnya, adalah suatu kegiatan yang menawan hati, menyenangkan, menggembirakan, mengasyikkan, dan membuat kita makin bijak.<br />
<br />
Jadi, pilih ateisme, kehilangan minat pada agama? Ya, jangan pernah. Apalagi jika anda mampu menerapkan kajian-kajian neurosains pada anekaragam sikap dan perilaku keagamaan di dunia modern kini. Serius loh, kemampuan keilmuan anda ini mungkin akan membuat eling sangat banyak orang yang sedang mabuk agama.<br />
<br />
Mabuk agama tidak pas jika dilawan dengan muak agama. Mabuk, jadi muntah. Muak, ya muntah juga akhirnya. Muntah-muntahan. Ya, dunia jadi tambah bau.<br />
<br />
Tapi jika anda memilih jadi ateis jenis apapun, terang-terangan atau gelap-gelapan, dan sangat muak pada agama-agama, ya tak apa-apa juga. Bebas saja, asal bertanggungjawab. Sesudah muntah, ya bersihkan sendiri. Jangan suruh orang lain yang membersihkan.<br />
<br />
<i>Jakarta, 07 Maret 2017</i><br />
<i>Editing mutakhir 12 April 2017</i><br />
<i><br /></i>
<i>Salam, </i><br />
<i>ioanes rakhmat</i><br />
<br />
<br />Ioanes Rakhmathttp://www.blogger.com/profile/16586838971500586422noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6720689949414340475.post-39096902766056958242017-02-18T17:36:00.001+07:002023-09-27T23:20:50.389+07:00Ketika agama disamakan dengan Tuhan, apa yang akan terjadi?<span style="font-family: georgia; font-size: large;">Kita semua tahu, dalam pandangan para radikalis semua agama, agama mereka sangat agung, bahkan mereka <i>menyamakan agama mereka dengan Tuhan sendiri</i>. Apa yang akan timbul, jika suatu agama dipertuhan, di-ilahi-sasi, di-deifikasi? Mari kita cari jawabannya.<br />
<br />
Tuhan itu dipercaya mahasempurna, mahatakterbatas, mahatahu, mahamencipta, mahasegalanya. Dus, jika Tuhan begitu, ya Tuhan tidak bisa dikritik. Sekalipun dikritik, ya tidak pernah Tuhan, setahu saya, menjawab kritikan itu. Tuhan juga, setahu saya lagi, tidak pernah dengan tangan dan akalnya sendiri menulis sebuah makalah (seperempat halaman sekalipun) untuk menanggapi dengan cerdas kritik kepadanya. Tuhan hanya diam saja. Entah kenapa. Mungkin anda tahu jawabannya.<br />
<br />
Nah, kalau agama sudah disamakan dengan Tuhan, itulah juga yang akan terjadi: pemeluknya, khususnya para pemuka mereka yang menjalankan agama yang sempurna, jadi kebal kritik bahkan antikritik, dan lebih jauh lagi benci kritik. Sebab bagi mereka, dalam agama mereka yang sudah disetarakan dengan Tuhan, tidak ada kesalahan dan kekurangan apapun, sudah sempurna. Absolut sempurna. Bagi mereka, dari ujung dunia yang satu ke ujung yang lainnya (jika dunia memang datar, ada ujungnya), hanya orang yang sempurna yang dapat sungguh-sungguh menjadi para penganut dan penjaga agama-agama yang sempurna. Ada yang bilang, itulah delusi; tapi ada juga yang yakin, itulah hidup beriman yang paling tangguh.<br />
<br />
Akibatnya, sosok-sosok yang berbicara mewakili agama-agama yang sudah dipertuhan, khususnya, dipercaya oleh umat masing-masing <i>sebagai sosok-sosok ilahi</i>. Atau sosok tigaperempat dewa dan seperempat manusia. Dus, mereka juga tidak mungkin salah dalam ucapan, kehendak, pikiran dan perbuatan. Jadi, jika sebuah agama dipertuhan, konsekwensi umumnya adalah: pemimpin tertinggi agama ini juga dipertuhan. Lebih jauh lagi, membela sosok-sosok pemimpin radikalis yang diilahikan dan membela agama-agama kalangan radikal disamakan dengan membela Tuhan.<br />
<br />
</span><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-Uqf8Y9IxKhI/WKgjJ8xPnDI/AAAAAAAABbQ/zhdpbZWQRdMdV82SpNTqHpzNpwjRfpK3ACLcB/s1600/finger%2Bof%2Bgod%2B2.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: georgia; font-size: large;"><img border="0" height="116" src="https://3.bp.blogspot.com/-Uqf8Y9IxKhI/WKgjJ8xPnDI/AAAAAAAABbQ/zhdpbZWQRdMdV82SpNTqHpzNpwjRfpK3ACLcB/s320/finger%2Bof%2Bgod%2B2.jpg" width="320" /></span></a></div>
<div style="text-align: center;"><i><span style="font-family: georgia; font-size: large;"><br /></span></i></div><div style="text-align: center;">
<i><span style="font-family: georgia; font-size: large;">Dua telunjuk ini tidak pernah sama!</span></i></div>
<span style="font-family: georgia; font-size: large;"><br />
Ketika hal itu terjadi,<i> iman kepada Tuhan pun tidak diperlukan lag</i>i, lenyap, sebab yang diimani bukan lagi Tuhan yang tidak kelihatan, tetapi sosok ragawi diri mereka sendiri yang sudah disetarakan dengan Tuhan. Kita tidak perlu beriman kepada hal yang kelihatan. Iman kepada Tuhan diperlukan karena Tuhan tidak kelihatan.<br />
<i><br /></i>
<i>Jadi, para radikalis yang mengklaim diri paling beriman di seluruh jagat raya, justru adalah orang-orang yang paling tidak beriman. </i>Para radikalis itulah <i>infidels</i> seasli-aslinya.<br />
<br />
Mereka juga tidak bisa lagi melihat bahwa telunjuk Tuhan bukanlah telunjuk mereka, dan juga sebaliknya. Dua telunjuk ini tidak akan pernah sama. Yang satu insani, <i>frail</i>; yang lainnya ilahi, <i>great.</i> Runyamnya, dengan telunjuk insani mereka sendiri yang mereka yakini sama dengan telunjuk Tuhan sendiri, mereka menuding, menggempur, mencaci dan menghakimi semua orang lain di luar diri mereka. Bersikap waspada terhadap telunjuk semacam ini, tidak diperlukan mereka dan umat mereka.<br />
<br />
Nah, ketika tahap ilahisasi atau deifikasi agama sudah masuk ke sikon seperti itu, apapun yang umat dan para pemimpin mereka katakan dan lakukan atas nama agama mereka, ya mereka yakini tidak mungkin salah, tidak mungkin tidak cocok, tidak mungkin keliru, tidak mungkin meleset. Pasti betul. Mutlak betul. Tidak mungkin ada lubang-lubang cacat dan kontaminasi. Tidak boleh ditampik. Tidak boleh dilawan.<br />
<br />
Nah ketika sikon itu muncul, <i>proses degeneratif terjadi</i>: agama mulai masuk ke tahap proses penuaan, pengeroposan, pembusukan, lalu ya akhirnya akan mati.<br />
<br />
Para radikalis agama apapun tidak bisa dan tidak mampu berpikir seperti itu. Tapi fakta menunjukkan hal itu yang sedang terjadi:<br />
<br />
• Para radikalis dalam semua agama bertempur berat dan sengit satu sama lain untuk memperebutkan supremasi tunggal di muka Bumi, dengan hasil peradaban mereka sendiri luluh-lantak, menjadi puing, oleh mereka sendiri. Darah mengalir. Tulang dan daging berserakan. Ratapan terdengar di mana-mana. Anak-anak telanjang dan ceking, berwajah cekung. Kelaparan. Azab menjadi Tuhan pengganti.<br />
<br />
• Mereka memusuhi iptek modern yang terus berkembang pesat ke depan, makin hebat dan menakjubkan justru karena dikritik, dievaluasi lalu dikoreksi, dan kini sedang meresapi dan mengendalikan semua bidang kehidupan, dari yang lokal personal hingga yang global sosial.<br />
<br />
Iptek modern mereka benci dan musuhi, dan, lewat para apologet kalangan radikal, mereka serang habis-habisan (dan, tentu saja, dengan naif) karena, menurut mereka, iptek modern bertentangan dan melawan pesan-pesan teks-teks kitab-kitab suci mereka yang sudah mendalilkan ihwal asal-usul dari segala yang ada, dan sudah menggariskan ihwal bagaimana dan kemana dunia, kehidupan dan semua fenomena alam akan bergerak dan harus dipahami.<br />
<br />
Padahal, sesuai dengan sifat kemahatahuan Tuhan, ilmu pengetahuan, dan aplikasi teknisnya dalam wujud anekaragam teknologi, adalah juga<i> jalan mulia menuju Tuhan YMTahu</i>. Tuhan Yang Mahatahu tidak mungkin takut terhadap iptek; dus, mustahil juga Tuhan YMTahu memerangi dan ingin melenyapkan iptek modern yang terus berkembang tanpa batas, memasuki dunia kemahatahuan Tuhan tahap demi tahap, tanpa titik ujung, tanpa batas akhir.<br />
<br />
Mereka pasti bertanya: Apakah betul, ilmu pengetahuan dikehendaki Allah ada dalam dunia dan dipakainya? Jawab saya: Sudah pasti karena minimal dua alasan.<br />
<br />
<i>Pertama</i>, Tuhan memberi manusia akal budi yang membuat manusia jadi cerdas. Dengan kecerdasan pemberian Tuhan ini, manusia membangun metode-metode riset dalam usaha memahami dan mendeskripsikan segala fenomena alam dan membuat prediksi-prediksi ke depan dalam koridor pengetahuan yang sudah ada. Alhasil, ilmu pengetahuan lahir dan terus berkembang dan makin maju.<br />
<br />
<i>Kedua</i>, jelas kita lihat dan jujur kita akui bahwa ilmu pengetahuan dan aplikasinya yang berupa teknologi sudah dan sedang banyak membantu manusia untuk hidup lebih maju, lebih sehat, lebih bahagia, lebih tegar, dan berhasil mengalahkan berbagai penyakit.<br />
</span><div>
<span style="font-family: georgia; font-size: large;"><br /></span></div>
<div><span style="font-family: georgia; font-size: large;">
Iptek membuat hidup kita lebih mudah, membantu kita untuk mengatasi banyak penderitaan, melawan dan mengatasi berbagai bencana alam, menyelidiki hal-hal yang semula kita tidak pahami sehingga membuat kita paham alhasil pengetahuan kita bertambah, mencari dan mengolah sumber-sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan. </span></div>
<div>
<span style="font-family: georgia; font-size: large;"><br /></span></div>
<div><span style="font-family: georgia; font-size: large;">
Dan, ini sangat penting, ilmu pengetahuan juga menawarkan nilai-nilai kehidupan yang agung, misalnya, makin kuat menumbuhkan rasa ingin tahu, mendorong orang untuk berprestasi, untuk menyelidiki segala fenomena untuk menemukan jawaban-jawaban, untuk memelihara dan mempertahankan kehidupan, dan untuk selalu bersikap jujur, ksatria, objektif dan terbuka pada fakta.<br />
<br />
Pendek kata, jika kebahagiaan, kesejahteraan, kehidupan yang sehat, bermakna dan baik, lingkungan kehidupan yang bersih, daya tahan untuk hidup, mencintai kehidupan, dan berjiwa ksatria, adalah tujuan adanya agama-agama untuk umat manusia, maka sekarang ini tujuan-tujuan itu, bahkan tujuan-tujuan lain yang lebih jauh, sudah dicapai lewat iptek.<br />
<br />
Nah, jika demikian halnya, mengapa orang yang beragama harus menolak iptek? Mustinya, semakin dalam seseorang menghayati agamanya, semakin cinta dia pada ilmu pengetahuan. Bukankah penolakan terhadap iptek oleh orang yang beragama, dengan demikian, harus dilihat sebagai suatu perlawanan kepada Tuhan YMTahu?<br />
<br />
• Karena menolak iptek, akibatnya adalah para radikalis semua agama makin lama makin tersingkir, lalu mendiami emper-emper bangunan peradaban modern, kekurangan makan dan minum, tidak bisa tidur lelap, kedinginan, dan rentan berbagai penyakit. Atau hidup di bantaran-bantaran sungai-sungai iptek modern yang airnya tinggi dan deras mengalir, menerjang segala penghambat. Lalu mereka hanyut dilahap terjangan air, dan jasad mereka tidak berhasil ditemukan.<br />
<br />
• Mereka akhirnya nekad melawan modernitas yang dibangun di atas iptek modern, bahkan mereka memerangi dengan kekerasan peradaban dan kehidupan modern yang sudah sangat tangguh dan siap menghadapi gempuran nekad mereka. Mereka tidak bisa menerima penemuan teologis bahwa iptek modern adalah bagian dari dunia kemahatahuan Tuhan yang sudah dan sedang ditemukan dan disibak sedikit demi sedikit oleh para ilmuwan.<br />
<br />
Dus, para ilmuwan, entah beragama atau tidak beragama, juga adalah para pelayan Tuhan YMTahu. Pengetahuan ini menakjubkan; tapi bagi para radikalis religius dalam semua agama, tentu saja itu pengetahuan yang sangat menakutkan.<br />
<br />
• Muaranya: para radikalis makin dibenci dan dimusuhi oleh dunia yang beradab dan menolak kekerasan, lalu mereka kalah perang, atau tragisnya akhirnya membunuh diri sendiri karena mereka melihat kehidupan sekarang di muka Bumi tidak memihak mereka lagi, atau dipersepsi mereka sebagai dunia yang sedang dikuasai setan-setan, musuh Tuhan mereka.<br />
<br />
Jika tidak ada jalan lain dalam perjuangan mereka selain kematian, maka kematian dalam membela agama, dan dalam membela sosok-sosok pemimpin mereka yang diilahikan, disamakan begitu saja dengan kematian demi Tuhan.<br />
<br />
Tragisnya dan betapa memalukannya adalah fakta berikut ini. Pada satu sisi, mereka menolak sainstek modern yang dipandang mereka sebagai produk setan-setan besar Barat, <i>dajjal-dajjal,</i> dan juga menampik keras modernitas lalu memilih pandangan dunia atau <i>worldview</i> dan cara hidup yang berlaku di zaman-zaman yang sudah sangat lampau.<br />
<br />
Tapi, pada sisi lain, dalam melawan peradaban maju yang dibangun di atas sainstek modern, mereka memakai semua produk peradaban modern. Mulai dari persenjataan berat perang modern, teknologi komunikasi dan informasi modern, transportasi modern, hingga ke minuman kemasan dan makanan cepat saji produk modern.<br />
<br />
Menolak modernitas, tapi juga menghamba pada modernitas. Jiwa yang semacam apakah yang membuat mereka dapat hidup anteng di dalam dua dunia sekaligus, yang berbenturan satu sama lain, <i>dunia oxymoronik</i>? Ya, jiwa yang porak-poranda!<br />
<br />
Jadi jelas, jika agama apapun sudah disetarakan dengan Tuhan, hasilnya bukan keagungan, perdamaian, dan keabadian, tapi kemerosotan, kekerdilan, kemunafikan, permusuhan, perang, lalu menyusul kepunahan. Ya punah bertahap, lewat proses degenerasi, proses penuaan gradual yang makin membuat tubuh renta, ringkih, keropos, tidak berdaya, akhirnya mati. Pendek kata: petaka datang!<br />
<br />
Tuhan sudah ingatkan: <i>Jangan ada allah lain di hadapan Allah YMTahu. Jangan menyamakan makhluk apapun, baik yang berwujud ragawi maupun yang berupa ide atau ideologi, dengan Tuhan YMTahu dan YMKuasa!</i><br />
<br />
Tuhan sudah tahu apa akibatnya pada suatu agama jika agama ini dipertuhan. Kenapa peringatan Tuhan YME ini suka sekali diabaikan dan disingkirkan <i>justru</i> oleh orang-orang yang mengklaim diri paling dekat dengan Tuhan?<br />
<br />
Orang yang di dalamnya Tuhan berdiam sunyi dan tenang, malah menemukan dirinya jauh dari Tuhan. Dekat yang jauh, dan jauh yang dekat.<br />
<br />
Orang yang berkoar-koar garang bahwa mereka tahu segala hal tentang Tuhan, justru tidak mengenal Tuhan.<br />
<br />
Orang yang terdiam luluh di bawah kaki Tuhan, justru memandang wajah Tuhan dan mengenalnya.<br />
<br />
Selanjutnya, mari kita dengarkan<i> the silence of sound </i>supaya ketidaktahuan kita berakhir.<br />
<br />
<i><br /></i>
<i>Jakarta, 18 Februari 2017</i><br />
<i><br /></i>
<i>Salam, </i><br />
<i>ioanes rakhmat</i></span></div>
Ioanes Rakhmathttp://www.blogger.com/profile/16586838971500586422noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6720689949414340475.post-15901105782467012202017-02-13T11:41:00.001+07:002017-02-13T13:51:48.786+07:00Bakteri “Superbug” MRSA akan diluncurkan ke angkasa luar, besok, 14 Feb 2017!<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-JlMqa9-Tm7k/WKE4H-6DTmI/AAAAAAAABas/kEP6wqhqbcwWKOB-KXL61JoKmleGsdS8gCLcB/s1600/SuperbugMRSA.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://4.bp.blogspot.com/-JlMqa9-Tm7k/WKE4H-6DTmI/AAAAAAAABas/kEP6wqhqbcwWKOB-KXL61JoKmleGsdS8gCLcB/s320/SuperbugMRSA.jpg" width="222" /></a></div>
<br />
<br />
<i>Bakteri akan diluncurkan ke angkasa luar?</i><br />
<i>WADUUH! </i><br />
<br />
Apa tidak akan mengontaminasi angkasa luar nantinya? Apa bakteri Superbug itu tidak akan bermutasi jadi Super-super-superbug yang jauh lebih berbahaya?<br />
<br />
Bakteri MRSA (<i>Methicillin Resistant Staphylococcus Aureus</i>) yang sangat resisten terhadap banyak antibiotika (karena itu dinamakan “Superbug”) akan diluncurkan ke angkasa luar, persisnya akan dibawa ke <i>International Space Station</i> (ISS), lalu ditempatkan dalam ruang mikrogravitasi, besok 14 Feb 2017. Mikrogravitasi artinya gravitasi yang “sangat kecil”; ini beda dari gravitasi nol atau <i>zero-G</i> yang artinya keadaan “tanpa bobot”.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-DJrl-9Bnnf0/WKE4oxo5ApI/AAAAAAAABaw/rAm3ShLOTYQ7zZzCqreSewiwyUfvxwpcgCLcB/s1600/ISS1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="237" src="https://2.bp.blogspot.com/-DJrl-9Bnnf0/WKE4oxo5ApI/AAAAAAAABaw/rAm3ShLOTYQ7zZzCqreSewiwyUfvxwpcgCLcB/s320/ISS1.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
Bakteri Superbug itu akan diluncurkan oleh SpaceX Elon Musk. Rencana ini telah menimbulkan banyak reaksi, dari rasa khawatir dan ketidaktahuan hingga dukungan yang kuat.<br />
<br />
Apa tujuan menempatkan bakteri Superbug MRSA dalam lingkungan mikrogravitasi di ISS?<br />
<br />
Dengan berada di ruang mikrogravitasi yang tidak terdapat secara alamiah di Bumi (atau, kalaupun diciptakan, tidak akan berlangsung dalam waktu panjang), berbagai PERUBAHAN dan MUTASI pada bakteri MRSA akan berlangsung dengan <i>LEBIH CEPAT</i> atau <i>TERAKSELERASI </i>dalam siklus kehidupan Superbug ini.<br />
<br />
Berbagai perubahan dan mutasi bakteri yang terakselerasi ini akan dengan seksama dipantau, dikaji dan dipahami oleh para saintis.<br />
<br />
Pengetahuan dari kegiatan lab keilmuan di angkasa luar ini tentang perubahan dan mutasi yang dipercepat pada bakteri MRSA sangat penting dalam usaha MEMAHAMI BAGAIMANA bakteri MRSA (dan di masa depan, infeksi-infeksi lain) bergerak menjalar ke seluruh tubuh dan bermutasi di sepanjang kehidupannya.<br />
<br />
Jadi, sederhananya, info biologis tentang MRSA akan mau bergerak ke mana, mau lari ke mana, mau berubah jadi apa, bagaimana proses mutasinya dan berapa lama waktu yang dibutuhkan (di angkasa luar, dan juga di Bumi lewat perhitungan), akan sudah ada dalam genggaman para saintis. Kartu As sudah di tangan.<br />
<br />
Jika siklus kehidupan, perubahan dan mutasi bakteri MRSA <i>yang berlangsung lebih cepat</i> sudah diketahui dan dipahami dalam suatu lingkungan mikrogravitasi jangka panjang ― sesuatu yang tidak bisa dicapai di Bumi ― maka ilmu pengobatan akan maju lebih dipercepat: bakteri yang paling resisten terhadap antibiotika, MRSA dll, akan TIDAK LAGI menjadi suatu ancaman yang mematikan bagi manusia.<br />
<br />
Bakteri MRSA yang tergolong sebagai bakteri yang telah membunuh banyak manusia tidak akan berkutik lagi nantinya. MRSA menyerang kulit (membuat bengkak dan menimbulkan benjol-benjol merah), lalu menyerang lebih jauh ke dalam tubuh: paru-paru, tulang, sendi-sendi bahkan darah juga. Orang Amerika mati lebih banyak karena infeksi MRSA ketimbang karena infeksi HIV/AIDS, Parkinson, emfisema (pembengkakan paru-paru karena pembuluhnya kemasukan udara sehingga si penderita sulit bernafas), dan karena kekerasan.<br />
<br />
Sungguh, ini suatu langkah besar dalam usaha para saintis untuk di masa depan yang dekat dapat melawan berbagai jenis bakteri yang paling resisten terhadap antibiotika.<br />
<br />
Itulah ilmu pengetahuan: membawa karunia kehidupan insani yang lebih berdaya tahan.<br />
<br />
Silakan share.<br />
<br />
Read more <a href="https://futurism.com/elon-musks-spacex-is-launching-a-superbug-into-space">https://futurism.com/elon-musks-spacex-is-launching-a-superbug-into-space</a>.<br />
<br />
Salam,<br />
<br />
<i>ioanes rakhmat</i><br />
<i>13 Feb 2017</i><br />
<div>
<br /></div>
<br />
<br />Ioanes Rakhmathttp://www.blogger.com/profile/16586838971500586422noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6720689949414340475.post-46921585569767002502017-02-08T01:46:00.001+07:002017-06-13T13:39:48.013+07:00Wahai Puteraku, Hidup Ini Memang duka. Jadi, Bernyanyilah!<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-j5kJDKxwiZU/WJ9JMgPVTvI/AAAAAAAABaM/lM6NJk44B-URo39XtcrpTFkZP4O_ldGcACLcB/s1600/Nekkhamma%2B3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="275" src="https://3.bp.blogspot.com/-j5kJDKxwiZU/WJ9JMgPVTvI/AAAAAAAABaM/lM6NJk44B-URo39XtcrpTFkZP4O_ldGcACLcB/s320/Nekkhamma%2B3.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<i>Puteraku,</i><br />
<i>Menangislah jika ingin</i><br />
<i>Tertawalah jika mau</i><br />
<i>Supaya lengkap hidupmu</i><br />
<i>Saat jadi mayat apapun tak ingin</i><br />
<i>Hanya kesunyian yang tertinggal</i><br />
<i>Tapi tetap aku mau dengar</i><br />
<i>Kesunyianmu yang paling sunyi</i><br />
<i><br /></i>
<i><br /></i>
Wahai puteraku<i>. </i><br />
<i><br /></i>
Jangan sedih. Kau segera tahu bagaimana caranya untuk tidak sedih walaupun sekarang ada cukup alasan bagimu untuk sedih.<br />
<br />
Hidup ini memang “dukkha”, derita. Dari kecil papa sampai sekarang merasakan hidup ini memang dukkha. Kata dukkha (Indonesia: duka), dari bahasa Pali, artinya rasa pedih yang amat sangat, yang muncul ketika ujung patahan-patahan tulang dalam tubuh kita mencocok daging dan saraf di sekitarnya. Papa sekarang mau bercerita pendek dulu kepadamu.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-BxhQUfU_xVU/WT-IRi_iXEI/AAAAAAAABhM/wnP7FkSRI9AJnjPvvw9lFFYtbSUw5GBCQCLcB/s1600/2017-06-12%2B00.52.41-picsay.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="398" data-original-width="718" height="177" src="https://2.bp.blogspot.com/-BxhQUfU_xVU/WT-IRi_iXEI/AAAAAAAABhM/wnP7FkSRI9AJnjPvvw9lFFYtbSUw5GBCQCLcB/s320/2017-06-12%2B00.52.41-picsay.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
Ketika masih sebagai seorang pangeran muda, Siddhartha Gautama (563-483 SM) dengan dikawal, keluar meninggalkan istana kerajaan. Di luar istana, di dunia real, dia melihat beberapa hal yang membuat dia menyimpulkan bahwa hidup ini memang dukkha, penderitaan, azab, <i>suffering</i>, <i>pain</i>, <i>Elend</i>, <i>Pein</i>, <i>ellende</i>, <i>pijn</i>.<br />
<br />
Pertama, Gautama melihat seorang yang yang berpakaian compang-camping, tangan kanannya memegang sebuah belahan batok kelapa, meminta-minta pada setiap orang yang berpapasan dengannya. Tubuh orang itu bau, ceking tanda kurang makan, dan kulitnya kusam tak terawat. Gautama tidak mengerti, apa yang sedang dilakukan orang itu dan kenapa orang itu kelihatan kusut dan tak terurus. Dia minta penjelasan dari seorang pengawalnya tentang apa yang sedang dilihatnya.<br />
<br />
Pengawalnya memberitahu sang pangeran bahwa orang itu seorang pengemis, tidak punya pekerjaan yang layak sebagai sumber nafkah, tidak punya uang, tidak punya makanan, hidup terlunta-lunta setiap hari, hari ini bisa dapat sesuap nasi, besok belum tentu. Hidupnya bak seekor anjing geladak, kudisan, bau, kotor, mengais-ngais di tempat-tempat sampah mencari sisa-sisa makanan.<br />
<br />
Tersentak Siddhartha mendengar penjelasan pengawalnya itu. Dia bertanya-tanya dalam hati, apa itu mengemis, mengapa ada manusia sampai harus mengemis, kok bisa ada orang yang tidak punya makanan, dan hidup tidak terjamin. Mengapa? Mengapa? Dia yakin, si pengemis itu tentu sengsara, tidak berbahagia dan tidak terjamin hidupnya. Lalu Siddhartha mulai merenungi dirinya sendiri. Dia mulai merasa ada yang tidak beres dalam dunia ini. Tapi apa?<br />
<br />
Ketika Siddhartha melanjutkan perjalanannya, dia melihat di pinggir jalan ada orang yang merintih, terkapar, kesakitan. Gautama untuk kedua kalinya tidak paham sama sekali. Sebelumnya dia tidak pernah melihat orang sakit dalam istana ayahnya. Dia tanya lagi pengawalnya, apa yang sedang terjadi pada orang yang terkapar itu. Sang pengawal menjawab, orang itu sedang sakit. Gautama kaget, baru dia tahu kalau manusia bisa sakit. Dia terus merenungi fakta ini.<br />
<br />
Kemudian, ketiga, dalam perjalanan lebih lanjut, dia menemukan seorang yang ringkih, ceking, lansia, tertatih dan terbungkuk-bungkuk berjalan dengan sebuah tongkat, wajah cekung hanya berbalut kulit. Gautama heran, kenapa orang itu. Dia tanya lagi ke pengawal yang sama, apa yang sedang menimpa orang itu. Pengawalnya bilang, itu orang tua, sudah jompo, dan semua orang akhirnya akan jadi tua dan menderita. Gautama kaget lagi karena dia baru tahu orang harus akhirnya tua renta. Dia merenung dalam-dalam lagi.<br />
<br />
Selanjutnya, keempat, Gautama dalam perjalanannya melihat iring-iringan orang ramai yang semuanya meratap sementara di tengah mereka ada sebuah keranda berisi mayat yang sedang diusung. Gautama tidak paham, apa yang sedang terjadi. Terlalu lama dia hidup dipingit dalam istana ayahnya, dijauhkan dari segala kesusahan, azab dan realitas dunia.<br />
<br />
Pengawalnya kembali menjelaskan, orang-orang itu meratap karena telah ditinggalkan seorang kekasih mereka yang telah mati dan mayatnya ada dalam keranda itu.<br />
<br />
Mati? Mati? Gautama kaget luar biasa. Apa itu mati? Kini dia baru tahu lagi kalau orang akhirnya harus mati, menjadi mayat, tidak bergerak lagi, tidak bernafas lagi, tidak hidup lagi. Gautama sangat terpukul. Sedih bukan kepalang. Pilu hatinya. Ada rasa takut muncul di hatinya. Dia kembali merenung dalam-dalam. Apa arti semua kejadian yang telah dilihatnya itu? Apa penyebab semua itu? Bisakah diatasi?<br />
<br />
Empat pengalaman itu membuat Gautama resah dan gelisah di hari-hari selanjutnya. Dia mulai merasa bahwa kehidupan yang selama ini dijalaninya dalam istana bukanlah kehidupan yang real. Ada sesuatu yang sangat mengerikan di luar istana.<br />
<br />
Di hari-hari berikutnya, Gautama mulai menyimpulkan, hidup ini yang harus dijalani dengan kesusahan dan kemiskinan, dengan tertimpa sakit-penyakit, dengan mengalami usia tua, dan akhirnya mati, adalah dukkha, penderitaan, yang nyata senyata-nyatanya.<br />
<br />
Akhirnya Gautama memutuskan tidak mau mewarisi takhta kerajaan ayahnya. Dia bertekad bulat untuk mencari dan menemukan jalan bagaimana orang bisa lepas dari dukkha. Lalu, di usia 29 tahun, dia menjalani kehidupan beberapa aliran asketisisme, hidup menjauh dari dunia, bertapa di hutan-hutan, sempat sekian lama menyiksa diri, juga pindah-pindah dari satu aliran ke aliran lain, dari satu guru ke guru lain.<br />
<br />
Akhirnya, bertahun-tahun kemudian setelah berguru dan kemudian membuka jalan asketis sendiri, Gautama di umur 35 tahun menemukan jalan-jalan untuk manusia bisa lepas dari dukkha. Jalan Tengah, <i>the Middle Way</i>, adalah metode Gautama. Tidak ekstrim menyiksa diri atau menolak dunia real. Tapi juga tak ekstrim hidup bersenang-senang saja, takluk pada dunia.<br />
<br />
Baginya, ada Jalan Tengah. Ibaratnya, Gautama tidak mau menyetel senar kecapi terlalu kencang sehingga putus, dan juga tidak ingin terlalu kendur sehingga bersuara sember. Harus disetel pas, di tengah-tengah: tidak kekencangan dan juga tidak kendur. <i>Fine tuning</i>.<br />
<br />
Menurut legenda, Gautama menemukan Jalan Tengah dan akar penyebab dukkha setelah dia bermeditasi selama 49 hari di bawah sebuah pohon besar dan rimbun di suatu tempat di kawasan Buddhagaya. Inilah pencerahan atau penerangan budi yang paripurna. Karena itulah pohon besar itu diberi nama Pohon Bodhi, artinya Pohon Pencerahan.<br />
<br />
Sehabis menemukan jawaban yang menurutnya adalah jalan melepaskan diri dari dukkha, Siddhartha bangkit dan berdiri di depan pohon itu, menatapnya tanpa berkedip dan tanpa bergerak selama 7 hari 7 malam sebagai tanda terima kasih yang besar kepada sang pohon. Siddhartha pun mengalami transformasi dari status sang pencari, masuk ke status Sang Tercerahkan, Sang Buddha.<br />
<br />
Satu prinsip paling mendasar dalam agama Buddha dalam mengalahkan penderitaan adalah <i>BERSIKAP BENAR</i> terhadap dunia dan terhadap penderitaan.<br />
<br />
Wahai puteraku. Apapun yang ada dalam dunia ini boleh kau miliki dengan cara yang benar, asalkan jangan yang kau miliki itu mengikat dirimu atau kamu mengikatkan dirimu kepada milikmu itu. Kamu tidak boleh dihanyutkan arus dari hulu dan juga arus dari hilir. Kamu harus berada di tengahnya, di pusaran air tanpa tersedot masuk dan tenggelam. Kamu harus jadi sang tuan, sang master, atas semua harta benda yang kau peroleh dengan cara yang benar. Tak boleh kebalikannya.<br />
<br />
Kalaupun engkau tidak punya uang, hidup miskin, jangan juga kemiskinan dan kesusahanmu menjadi tuan atas dirimu, mengendalikanmu, akhirnya membinasakanmu.<br />
<br />
Baik saat kamu punya banyak harta, maupun saat kamu melarat, satu hal harus kamu pegang: jangan sekali-kali kekayaanmu, atau kemiskinanmu, mengendalikan dirimu, menyetir dirimu, merebut dirimu, yang akan menimbulkan masalah-masalah berantai yang akan membuat dirimu jatuh ke dalam penderitaan.<br />
<br />
Penderitaan memang tidak bisa ditiadakan sampai ke akar-akarnya. Satu dukkha lenyap, dukkha yang lain akan pasti mendatangi. Penderitaan boleh tetap ada, tapi jangan biarkan penderitaan mengendalikanmu atau menghancurkanmu. Kamulah yang harus mengendalikan dan mengelola penderitaan lewat <i>SIKAP YANG BENAR</i> terhadap penderitaan.<br />
<br />
Ringkas kata, apapun yang ada dalam dunia ini yang kamu miliki, atau yang tidak kamu miliki dan karenanya kamu dambakan, dan apapun yang kamu alami dalam dunia ini, suka atau duka, sukses atau gagal, <i>JANGAN KAU BIARKAN DIRIMU MELEKAT</i> atau <i>TERSANDERA OLEH SEMUA ITU</i>. Inilah prinsip yang dalam bahasa Pali dinamakan NEKKHAMMA, terjemahan Inggrisnya “detachment” atau “non-attachment”. Terjemahan Indonesia: keberjarakan, ketidaklekatan, kondisi tidak dikuasai, kondisi terpisah-tapi-bersama.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-oFG3cKf9sic/WJoUUpGvkoI/AAAAAAAABZY/QVX1a7uNhiAl5ktTCW0KAy0wtYIZtjUmgCLcB/s1600/Lotus%2B1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://4.bp.blogspot.com/-oFG3cKf9sic/WJoUUpGvkoI/AAAAAAAABZY/QVX1a7uNhiAl5ktTCW0KAy0wtYIZtjUmgCLcB/s320/Lotus%2B1.jpg" width="317" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: center;">
<i>Belajarlah kearifan dari bunga teratai!</i></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
Lihatlah dunia sekitarmu. Nekkhamma itu diperlihatkan dengan jelas oleh setangkai bunga teratai dan daun-daunnya yang hijau mekar dan terhampar di atas air yang kotor atau air yang berlumpur hitam. Lapisan semacam minyak pada seluruh permukaan helai-helai daun dan helai-helai bunga teratai membuat bunga teratai ini tidak ikut ternoda atau tercemar oleh air yang kotor atau lumpur yang hitam. Berada di air keruh, dengan akar masuk ke dalam air yang kotor, tidak membuat setangkai teratai ikut kotor. Bunga teratai tidak lekat pada air meskipun ada di air. Ada jarak. Ada kemerdekaan. Ada pemisah. Ada ketidaklekatan.<br />
<br />
Dengan menjalankan prinsip NEKKHAMMA―lewat latihan dan membiasakan diri terus-menerus <i>TIDAK LEKAT</i>, <i>MENGAMBIL JARAK</i>, <i>TIDAK DIKUASAI</i>, terhadap dan oleh apapun yang kita miliki atau yang kita tidak miliki atau yang sedang kita alami―kita akan makin bisa hidup dengan merdeka, terlepas dari rasa sakit dan pedih, dari azab dan sengsara, dari tipudaya dunia, dari rasa kehilangan, dari rasa kekurangan, dan dari rasa kelebihan. Lalu kita masuk ke dalam kehidupan yang tenang, kalem, simpel, bersahaja, cukup, puas, damai, sejuk, teduh, riang, dan memberi kebahagiaan, naungan, perteduhan dan ketenteraman bagi sesama manusia dan makhluk-makhluk lain.<br />
<br />
Dunia tidak bisa engkau jauhi sebab engkau ada di dalam dunia. Dunia boleh ada seperti biasa, yakni campuran suka dan duka, kekerasan dan kelembutan, sakit dan sehat, kuat dan lemah, kaya dan miskin, mati dan hidup, perang dan damai, tawa dan tangis, sukses dan gagal, memiliki dan tidak memiliki, berpakaian dan telanjang, kenyang dan lapar, terang dan gelap, sesak dan lapang, pahit dan manis.<br />
<br />
Tetapi dengan NEKKHAMMA, kita tidak dikendalikan semua itu. Bukan hal-hal itu yang menjadi sang master atas diri kita. Tetapi sebaliknya: kitalah sang master yang tak terkalahkan atas semua kondisi itu, lewat sikap merdeka kita, lewat ketidaklekatan kita, lewat keberjarakan kita, lewat kemandirian kita, lewat keterpisahan kita.<br />
<br />
Jika setiap orang sukses melaksanakan NEKKHAMMA, maka kehidupan dunia, kehidupan perorangan, dan kehidupan masyarakat, akan berubah menjadi kehidupan yang berdayatahan, yang menenteramkan.<br />
<br />
Di dalamnya orang hidup tidak rakus, tidak korup, tidak serakah, tidak panik, tidak bejad, tidak egois, tidak culas, tidak dengki, tidak haus segala hal dan segala benda, tidak gila kekuasaan, tidak dikalahkan nafsu berahi, tapi agung dalam pikiran, kehendak, ucapan dan tindakan. Satu sama lain peduli. Saling menguatkan, saling menyembuhkan, saling membebaskan dari segala belenggu matarantai dukkha, sakit, kesepian, hawa nafsu, niat jahat, mati dan kelahiran, dan kesia-siaan.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-JYW871qKIMY/WRoG3pq9ErI/AAAAAAAABgU/txiEcllw27AOPAXx-hAIS9YkX4xCfu-jQCLcB/s1600/2017-05-16%2B02.41.38.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://4.bp.blogspot.com/-JYW871qKIMY/WRoG3pq9ErI/AAAAAAAABgU/txiEcllw27AOPAXx-hAIS9YkX4xCfu-jQCLcB/s320/2017-05-16%2B02.41.38.jpg" width="287" /></a></div>
<br />
Begitulah petunjukku bagimu, puteraku. Telunjukku terarah ke sang rembulan saja. Kamulah yang perlu sampai di sana. Dekat saja jaraknya jika engkau memahami semua ucapan papamu di atas. Jadikanlah nasihat papa ini sebagai sebuah jembatan untuk kamu menyeberang masuk ke nirwana. Nirwana itu ada dalam dirimu, tidak jauh lokasinya, dan tidak jauh di masa depan.<br />
<br />
<i>Wahai puteraku</i><br />
<i>Hidup ini memang duka </i><br />
<i>Tak ada kehidupan tanpa ratapan</i><br />
<i>Jadi, bernyanyilah!</i><br />
<i><br /></i>
<i>My son</i><br />
<i>Life is indeed suffering</i><br />
<i>Life without cry does not exist</i><br />
<i>Therefore, sing cheerfully!</i><br />
<br />
Semoga semua makhluk berbahagia.<br />
<br />
<i>Jakarta, 08 Feb 2017</i><br />
<i>ioanes rakhmat</i><br />
<div>
<br /></div>
Ioanes Rakhmathttp://www.blogger.com/profile/16586838971500586422noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6720689949414340475.post-4765484207536455342017-02-01T14:44:00.002+07:002017-02-01T16:18:35.026+07:00Tanpa teknologi, kita semua akan (cepat) mati! Cobalah!Teknologi itu applikasi teknik dari sains. Menolak dan membenci sains, atau menyusun sains gadungan (<i>pseudoscience</i>) atau sains politik rongsokan (<i>junk science</i>), hanya akan membuat kita cepat mati, peradaban menurun lalu punah dan kiamat datang.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-IjD7OW4D5I4/WJGQqzYO2SI/AAAAAAAABYo/5yGWen_1eLArtcDWsVT3kcx_qxfiFAVWwCLcB/s1600/Technology%2B1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://4.bp.blogspot.com/-IjD7OW4D5I4/WJGQqzYO2SI/AAAAAAAABYo/5yGWen_1eLArtcDWsVT3kcx_qxfiFAVWwCLcB/s320/Technology%2B1.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<i>Teknologi, mulai dari zaman manusia purba hingga kini, yang sederhana sekalipun, tidak bisa manusia lepaskan!</i></div>
<br />
Gerakan yang menamakan diri “back-to-nature movement” tidak pernah berhasil, walaupun dipropagandakan besar-besaran bahwa mereka berhasil, tapi sayangnya tidak pernah disertai bukti-bukti ilmiah yang solid.<br />
<br />
Ada kalangan yang mempropagandakan bahwa produk-produk pertanian dan peternakan yang <i>sepenuhnya alamiah</i>, yang tidak memakai cairan pemberantas hama, atau yang tidak lewat rekayasa genetik, dijamin keamanannya. Sementara, kata mereka, produk-produk makanan atau santapan apapun yang memakai insektisida dan diintervensi teknologi buatan manusia sangat berbahaya. Tetapi berbagai propaganda tentang bahaya GMF/GMO atau GEF/GEO (<i>Genetically Modified or Engineered Foods or Organisms</i>) ini telah banyak dibantah dan dipatahkan lewat argumen-argumen dan bukti-bukti ilmiah seperti dibentangkan misalnya <a href="http://www.slate.com/articles/health_and_science/science/2015/07/are_gmos_safe_yes_the_case_against_them_is_full_of_fraud_lies_and_errors.html">di sini</a>.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-LgGlSlCSBLM/WJGRLFbX8NI/AAAAAAAABYw/ge-5qoyrjUccnZjEU0fKAU5PvrOr0QFxACLcB/s1600/Genetically%2BModified%2BOrganisms%2B1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="177" src="https://4.bp.blogspot.com/-LgGlSlCSBLM/WJGRLFbX8NI/AAAAAAAABYw/ge-5qoyrjUccnZjEU0fKAU5PvrOr0QFxACLcB/s320/Genetically%2BModified%2BOrganisms%2B1.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<i>Ini sebetul-betulnya propaganda!</i></div>
<br />
Tubuh kita khususnya memiliki bentuk, anatomi, jejaring fisiologis dan komposisi biologis yang harus memerlukan teknologi untuk bisa hidup lama atau bertahan ketika diserang berbagai penyakit dan kejadian buruk.<br />
<br />
Ada teknologi yang sangat sederhana, sederhana, maju, sangat maju, dan luar biasa maju sehingga kita terpana ketika melihatnya bak terkena sihir.<br />
<br />
Manusia purba, misalnya, membuat dan memakai sendiri teknologi sangat sederhana ketika mereka menempa dengan batu-batu tajam sebuah balok batu untuk mereka jadikan gada atau martil alamiah atau mata lembing.<br />
<br />
Paku modern juga sebuah produk teknologi yang dihasilkan dari mesin-mesin berat di pabrik. Begitu juga, martil besi bertangkai itu sebuah bentuk teknologi yang sederhana tapi untuk memproduksinya dibutuhkan teknologi yang lebih tinggi. Tambang yang anda pakai atau jepitan jemuran yang terbuat dari kayu juga barang-barang teknologis. Jangan dikata, betapa rumit dan canggihnya sains-tek yang dibutuhkan untuk menghasilkan mesin CT-Scan atau mesin MRI, apalagi untuk mesin sains terbesar dan terumit di dunia sekarang ini, Large Hadron Collider.<br />
<br />
Tentu anda sudah (atau perlu) tahu bahwa hewan-hewan non-manusiapun, mulai dari semut, aneka burung, berang-berang hingga gajah, dll, juga secara naluriah membuat sendiri barang-barang yang membuat mereka bisa hidup terlindungi atau terbantu dalam kegiatan mereka sehari-hari. Jika hewan-hewan non-manusia memerlukan banyak peralatan yang mereka buat sendiri untuk hidup, begitu juga manusia yang berakal.<br />
<br />
Kita jadi paham, pantaslah jika pseudosains dan sains rongsokan suka sekali disebarkan oleh kalangan agamawan yang tidak cinta planet Bumi, sains-tek, dan pembangunan peradaban, pendek kata: kehidupan di Bumi. Mereka ingin segera masuk ke “alam lain” yang tidak butuh raga, kebudayaan, sains-tek, peradaban dan planet Bumi.<br />
<br />
Saya sih gak tertarik dengan alam lain itu. Saya mencintai Bumi dan jagat raya yang real.<br />
<br />
Surga ya saat kita hidup sehat, umur panjang, hati dan pikiran kita damai, tidak kekurangan kebutuhan untuk hidup, cerdas dan maju, lahan sawah dan ladang subur, industri ramah lingkungan makin maju, udara bersih, energi terbarukan berlimpah, dunia damai.<br />
<br />
Neraka ya saat kita kelaparan, miskin, terlantar, penyakitan, dirajam oleh perang, mati mengenaskan, hidup dalam lingkaran setan kekumuhan dan kekotoran lingkungan dan air, serba kekurangan, tidak sekolah alhasil tetap bodoh, hati dan pikiran hanya berisi kejahatan dan keculasan, dan dunia mengalami krisis atau kehabisan energi.<br />
<br />
Tapi kalau ada realitas lain yang lebih REAL dan FAKTUAL dibandingkan yang saya sudah gambarkan singkat di atas SETELAH SAYA MATI, yang disebut SORGA, ya saya tentu mau juga hidup di sana untuk mengembangkan lagi sains-tek supaya kondisi kehidupan di sana MAKIN BAIK.<br />
<br />
Kalau di sana saya akan menganggur, tidak bisa membaca, berpikir dan menulis, tidak bisa mengajar dan mendidik, tidak bisa mendampingi anak-anak, tapi hanya bernyanyi atau bersenang-senang dan plesiran saja abadi, tidak berprestasi apa-apa lagi di dunia sains-tek, dan tidak perlu lagi menebar ilmu, cinta kasih dan kebajikan, <i>ya saya tidak memerlukannya sekalipun dijamin akan pasti masuk karena saya bla bla bla bla.</i><br />
<br />
Dus, saya mencukupkan diri untuk hidup sebaik-baiknya di planet Bumi sekali saja. <i>Saya tidak serakah kehidupan</i>. Untuk cicit-cicit saya dan anda nanti, ya cukup hidup sekali saja dengan bernilai misalnya di planet Mars atau di bulan Titan.<br />
<br />
Ada sebuah artikel bagus yang melengkapi uraian saya di atas tentang kemutlakan teknologi bagi kehidupan kita. Bacalah <a href="http://www.howtoflyahorse.com/without-technology-youd-be-dead-in-days/">di sini</a>.<br />
<br />
Silakan share.<br />
<br />
Salam,<br />
<br />
<i>ioanes rakhmat</i><br />
<i><br /></i>
01 Feb 2017<br />
<br />
<br />Ioanes Rakhmathttp://www.blogger.com/profile/16586838971500586422noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6720689949414340475.post-2511684430331717232017-01-18T14:01:00.001+07:002017-01-18T22:51:59.035+07:00TUHAN, KEBESARAN ALAM dan PUJIAN Where is the future of the human race?<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-bE_Sj8PjdGs/WH8Qie5nl1I/AAAAAAAABYM/czeWnJUXPNcteijdzpdm2QaSJOf3P7xLQCLcB/s1600/Great%2B1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://1.bp.blogspot.com/-bE_Sj8PjdGs/WH8Qie5nl1I/AAAAAAAABYM/czeWnJUXPNcteijdzpdm2QaSJOf3P7xLQCLcB/s320/Great%2B1.jpg" width="273" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><i>Insan fana mencari </i>The Great<i> dalam kebesaran alam, dan memujinya How Great Thou Art</i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Terlampir di akhir tulisan ini link ke video youtube madah agung berjudul <i>HOW GREAT THOU ART</i>, artinya <i>BETAPA AKBAR DIKAU TUHAN</i>.</span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Nikmati dan resapi pengagungan Tuhan lewat keterpesonaan terhadap berbagai fenomena ALAM dan JAGAT RAYA dalam madah besar ini, apapun agama dan keyakinan ideologis anda.</span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Setiap orang yang beragama dengan sehat, selalu ingin bersahabat, membuka hubungan baik dan penuh perhatian dan pengertian, terhadap alam dan segenap isinya, khususnya tentu saja terhadap sesama mereka, manusia. Mereka tidak tertahan juga ingin selalu memuji kebesaran Tuhan, menemukan keakbaran-Nya dalam segala fenomena alam dan jagat raya, misalnya dalam:</span><br />
<ul>
<li><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">guntur yang bermain musik rock yang menggelegar; </span></li>
<li><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">petir yang bercahaya sangat kuat sambil mengulurkan tangannya ke muka Bumi; </span></li>
<li><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">bintang-gemintang di langit malam yang berkelap-kelip main mata; </span></li>
<li><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">gunung-gemunung yang hijau biru yang anggun tegak berdiri semampai bak seorang bidadari yang sedang melambaikan tangannya ke anda; </span></li>
<li><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">kicauan burung-burung yang seolah sedang menghibur anda di tengah kedukaan anda; atau </span></li>
<li><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">angin yang berhembus semilir sepoi-sepoi mengusap punggung anda dengan lembut; dan seterusnya.</span></li>
</ul>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Orang yang bermental tidak sehat, maksudnya: mengalami gangguan batin dan pikiran, tidak bisa memuji dan membesarkan Tuhan, tapi memandang diri sendiri sebagai sang Tuhan sendiri, atau setara dengan Tuhan, atau minimal setengah manusia setengah dewa, <i>demigod</i>. Kata-kata dan sifatnya sendiri dilihatnya sebagai kata-kata dan sifat Tuhan, begitu juga sebaliknya.</span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Orang semacam itu bukan lagi makhluk, tapi telah meritualisasi diri sebagai sang khalik. Inilah orang yang sudah terjangkit <i>DELUSION OF GRANDEUR</i> atau <i>WAHAM KEAKBARAN</i>. Mereka sangat percaya pada sesuatu yang salah atau yang dikhayalkan mereka sebagai hal yang benar. Mereka taklid buta percaya bahwa diri mereka Superbesar Combo, Superhuman, Adimanusia, padahal faktanya mereka sangat kerdil bak belatung saja. Itulah delusi, megalomania, paranoia dan skizofrenia akut yang tak tertolong lagi. Orang yang semacam ini tidak akan bisa ikhlas dan tulus mengagungkan Tuhan yang mahaakbar. Sebab bagi mereka, yang agung itu ya diri mereka sendiri.</span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Nah, kita perlu dan harus menempuh jalan yang berbeda. Mengenal dan mencintai Tuhan mendorong orang mengenal dan mencintai alam dan jagat raya. Alam dan jagat raya dikenal dan diekspresikan lebih dari satu cara, misalnya lewat ritual agama, lewat karya senibudaya, dan terutama lewat ilmu pengetahuan alam (IPA) dan berbagai cabang ilmu lain.</span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Jika lewat ritual agama, mencintai Tuhan berarti juga memandang suci Gunung Semeru, Mount Everest, hutan-hutan, sungai-sungai, air terjun, lelautan, Matahari, bulan dan bintang-bintang, tetumbuhan, padi yang hijau yang kemudian menguning, dan lain sebagainya.</span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Bagi orang yang intuitif, berjiwa artistik, naturalis, kosmik, mistis, ekologis, environmentalis, dan memandang diri terikat dengan segala sesuatu, dengan alam dan Tuhan, seluruh benda dan kejadian yang ada dalam alam dan jagat raya ini <i>memancarkan dan mewahyukan keagungan ilahi.</i> Bahkan dalam keburukan-keburukan dan nestapa yang menimpa mereka dari berbagai kejadian alam, mereka masih berusaha menemukan tangan-tangan ilahi yang tidak pernah berlumuran darah dan kejahatan; tetapi, kita semua tahu, hasilnya lebih sering berupa permainan petak umpet dengan Tuhan.</span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Jika lewat karya seni budaya, mencintai Tuhan diungkap dalam berbagai cipta kreasi kesenian dan kebudayaan, lokal dan global, misalnya madah-madah besar, lukisan-lukisan hebat, patung-patung pahatan, tari-tarian, upacara-upacara sakral, ikon-ikon, kisah-kisah, dan seterusnya.</span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Jika anda mencintai Tuhan dan menemukan keakbaran-Nya dalam alam dan jagat raya, maka anda juga akan mencintai alam dan jagat raya. Jika kita mencintai sesuatu atau seseorang, kita pasti terdorong kuat untuk makin mengenal lebih luas dan lebih dalam lagi sesuatu itu atau orang yang kita sayangi itu.</span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Maka, barangsiapa mencintai Tuhan, orang itu akan juga mencintai SEMUA ILMU PENGETAHUAN yang menuntun kita ke pemahaman dan pengenalan yang makin dalam dan makin luas atas segala fenomena alam dalam jagat raya, lewat pengujian dan pertanyaan terus-menerus, verifikasi dan falsifikasi tanpa henti, dialektika tesis-antitesis-sintesis tanpa akhir.</span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><i>Ilmu pengetahuan, dengan demikian, adalah jalan mulia menuju Tuhan yang kita cintai</i>, yang kebesaran dan keagungan-Nya dinyatakan di mana-mana dalam alam dan jagat raya ini, yang menyediakan diri untuk diobservasi, dipelajari, diteliti, dipahami, dibongkar, dijelaskan, didatangi, dan dikuasai dan dipelihara.</span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Sebagai sebuah jalan menuju Tuhan, ilmu pengetahuan menuntun kita lewat jalan-jalan atau metode-metode yang berbeda dalam melangkah menuju Tuhan, dibandingkan jalan-jalan yang ditawarkan agama-agama.</span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Ilmu pengetahuan biasa bertanya dan meragukan dan menguji kembali segala klaimnya. <i>Hanya dengan cara inilah</i> ilmu pengetahuan tidak akan pernah bantut, mati atau punah, tapi terus hidup dan makin maju, berkembang dan bergerak ke arah-arah yang makin banyak dan beranekaragam. Dalam dunia ilmu pengetahuan, jalan tidak cuma ada satu, tapi banyak dan makin banyak sejalan dengan gerak waktu dan ruang.</span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Agama selama ini, faktanya, bersikap sebaliknya: anti-pertanyaan, anti-keraguan, anti-pengujian kembali atas semua keyakinan keagamaan yang sedang dianut. Segalanya diabsolutkan, tidak boleh dinisbikan kendatipun dunia dan peradaban sudah maju sangat jauh bak kereta api supercepat yang melesat kencang ke depan dengan semua rodanya tidak bergesekan dengan rel.</span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Jika itu situasi dan kondisinya, maka ilmu pengetahuan yang memang bukan agama, dan agama yang juga bukan ilmu pengetahuan, <i>tidak mungkin</i> dapat berjalan seiring di jalan masing-masing. Keduanya terus-menerus tercerai bahkan berbenturan keras. Apakah masih ada harapan? Masih!</span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Jika orang yang beragama mau mengakui bahwa TUHAN ITU MAHATAKTERBATAS, maka kita dapat menyatakan bahwa keduanya, ilmu pengetahuan dan agama-agama, adalah jalan-jalan yang berbeda menuju kebenaran-kebenaran yang tanpa batas, sebagaimana Tuhan itu adalah kebenaran yang tanpa batas, <i>INFINITE.</i></span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Bukan cuma berbeda, tapi keduanya juga kerap berkonflik satu sama lain, berbeda atau berlawanan jalur dan arah, seperti halnya jalan-jalan raya: ada jalur kanan dan ada jalur kiri; ada arus ke utara dan ada arus ke selatan; ada belokan ke kiri dan ada belokan ke kanan; ada jalan U-turn tapi juga ada jalan buntu.</span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Konflik itu ada dan real bukan cuma antara agama dan ilmu pengetahuan, tapi juga antarklaim-klaim internal di dunia agama-agama sendiri dan antarklaim-klaim internal di dunia sains juga. Anda takut dengan konflik ini? JANGAN TAKUT!</span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Lewat perbedaan, konflik, pertentangan, dialektika, kita dalam dunia keilmuwan didorong untuk berpikir dan menguji lebih cerdas lagi dan lebih luas lagi dan lebih multidimensional lagi. Alhasil, kita dibawa ke kebenaran-kebenaran yang makin penuh, makin lengkap dan makin terintegrasi. Artinya, dilihat dari sudut keagamaan, kita makin dekat ke Tuhan yang mahatakterbatas dan makin mengenal-Nya lewat ilmu pengetahuan yang tidak pernah mencapai garis <i>finish</i> dalam menjelajah dan mengeskplorasi.</span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Begitu juga halnya dengan hidup beriman dalam dunia agama-agama. Iman yang tidak disertai pertanyaan, keraguan, pemeriksaan ulang, pembaruan, transformasi menuju tingkat kematangan yang lebih tinggi, pasti menjadi iman yang bantut dan mati.</span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Bukan cuma itu. Jika suatu agama dipandang sudah selesai, sudah mencapai garis <i>finish</i>, itu berarti dua hal: pertama, menyamakan agama itu dengan ketidakterbatasan atau Tuhan yang mahatakterbatas, atau, kedua, mereduksi ketidakterbatasan atau Tuhan yang mahatidakterbatas menjadi sebuah agama, apapun juga klaim umat penganutnya tentang agama mereka. Ingatlah, agama itu ada di dunia dan berguna hanya selama ada dalam dunia, sedang Tuhan ada di dunia dan di surga, abadi, memenuhi seluruh kawasan yang mahatakterbatas.</span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Jika iman keagamaan anda hidup, tidak bantut dan tidak wafat, iman anda akan dinamis, ada dalam gerak perubahan dan transformasi terus-menerus, progresif, menuju peringkat yang lebih maju, lebih jauh, lebih berwawasan, dan terus tumbuh tanpa akhir menuju Tuhan yang tak memiliki akhir, yang kita akui mahatakterbatas.</span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Sekalipun metode menuju kebenaran dalam ilmu pengetahuan dan dalam agama berbeda, tapi jika anda beriman dengan dinamis dan terbuka pada pembaruan tanpa akhir, cara beriman anda ini sejalan dengan cara para ilmuwan mengembangkan dan memajukan ilmu pengetahuan. Jika ini yang menjadi posisi dan sikap anda dalam beragama, maka terbuka peluang untuk anda sebagai para agamawan membuka percakapan dan dialog terus-menerus dengan para ilmuwan.</span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Jika itu posisi anda sebagai agamawan yang terus bergerak maju ke depan tanpa akhir, bukan berlari mundur jauh ke belakang lalu karam di lelautan masa lampau di tempat yang jauh, maka anda bukan saja ingin masuk surga setelah kematian, tapi juga mendukung eksplorasi dan penjelajahan angkasa luar, mula-mula dalam batas kawasan sistem Matahari kita, selanjutnya ke dunia antarbintang <i>BEYOND THE SOLAR SYSTEM OF OURS.</i></span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Di luar sana, di atas sana, <i>OUT AND UP THERE IN THE DEEP SPACE</i>, kita tak lama lagi akan membangun rumah-rumah kedua, ketiga, keempat dst, yaitu di planet-planet lain yang sudah disiapkan sebelumnya oleh para ilmuwan dan teknolog yang mengkaji angkasa luar.</span><br />
<i style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><br /></i>
<i style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;">The future of the human race is out there, in the deep oceanic outerspace! </i><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Dus, sebagai bangsa Indonesia yang telah lama mengaku diri sebagai bangsa bahari, sejak sekarang kita perlu memandang bahari bukan hanya lelautan di muka Bumi, tetapi juga lelautan kosmik di angkasa luar yang dalam dan luas tanpa batas. </span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Ke sana, di masa depan yang dekat, kita harus sudah bisa berlayar, menjelajah jauh ke kedalaman samudera kosmik tanpa tepi, dengan wantariksa-wantariksa buatan kita sendiri.</span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Di sana, kita akan bisa bangun negeri Indonesia kedua, ketiga, dan seterusnya, dan barang-barang tambang baru menanti kita di sana untuk ditambang. </span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Kita akan berpacu dalam melodi-melodi kosmik yang indah dan menawan. </span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">OK, nikmatilah madah hebat </span><i style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;">HOW GREAT THOU ART</i><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"> di video youtube ini yang dilantunkan dengan memukau oleh Carrie Underwood </span><a href="https://youtu.be/q2T1csHUgF4" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;">https://youtu.be/q2T1csHUgF4</a><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">.</span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Jika anda ingin juga mengikuti liriknya, tersedia di sini (dinyanyikan oleh Chris Rice) </span><a href="https://youtu.be/Cc0QVWzCv9k" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;">https://youtu.be/Cc0QVWzCv9k</a><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">.</span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Silakan share.</span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">18 Januari 2017</span><br />
<i><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></i>
<i><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Aku,</span></i><br />
<i><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">ioanes rakhmat</span></i><br />
<i><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></i>
<i><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Sedang menuju galaksi Andromeda</span></i><br />
<i><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">dengan berjalan kaki di ruang hampa kosmik</span></i><br />
<i><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">The Skywalker</span></i>Ioanes Rakhmathttp://www.blogger.com/profile/16586838971500586422noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6720689949414340475.post-61361511017305806932017-01-07T18:21:00.000+07:002017-01-07T18:24:12.588+07:00ALHAMDULILAH! Thank you Jesus! Thank you Mother Mary!Saya mulai dengan sebuah kata yang enak didengar: Untung.<br />
<br />
Untung di kekristenan ada <i>KEPERCAYAAN </i>bahwa Yesus Kristus tidak menikah, mati muda di tangan kolonial Romawi. Ihwal bagaimana fakta sejarahnya, biarlah orang bebas cari tahu sendiri. Lagipula, apapun fakta sejarahnya yang bisa diungkap, orang Kristen umumnya memilih untuk mempertahankan keyakinan itu, bahwa Yesus tidak pernah kawin dan tidak pernah punya keturunan.<br />
<br />
Yang sudah jelas dan pasti, ini: Tak pernah ada kasus apapun, sejak kekristenan lahir hingga kini, tentang orang yang mengklaim atau diklaim sebagai <i>SEDARAH SEDAGING</i> dengan Yesus, sebagai <i>KETURUNAN</i> ke sekian Yesus. Kalau Yesus punya keturunan darah dagingnya sendiri yang juga punya keturunan lagi dst, dst, waah bisa rame juga tuh dunia ini dengan klaim-klaim yang diajukan orang bahwa mereka keturunan Yesus.<br />
<br />
Kalau itu terjadi, wah kejadiannya bisa jauh lebih rumit lagi <i>kalau orang menyamakan KRISTOLOGI dengan BIOLOGI.</i><br />
<br />
Jelas, Yesus diberi banyak gelar oleh gereja-gereja awal dulu. Gelar paling puncak diberi kepada Yesus ketika Yesus dipercaya dan diseru sebagai <i>Tuhan</i> (Yunani: <i>kurios</i>), bukan sekadar tuan. Maka sebagai Tuhan, kalau Yesus punya anak dan cucu dan cicit dst dst dst, orang-orang yang mengklaim diri sebagai keturunan Yesus pun akan diberi atau memakai gelar Tuhan untuk mereka sendiri-sendiri. Tuhan melahirkan Tuhan melahirkan Tuhan melahirkan Tuhan, dst.<br />
<br />
Kondisi ini berubah jadi jauh lebih runyam, ketika, dengan tanpa pengetahuan, alias dengan naif, kristologi diubah begitu saja jadi biologi dan juga jadi ginekologi atau ilmu kandungan dan kebidanan.<br />
<br />
Dengan diubah begitu, olok-olok pun muncul: Loh Tuhan melahirkan Yesus sebagai Anak Tuhan, bahkan bukan cuma sebagai Anak, tapi sebagai Tuhan sendiri. Kok Tuhan Kristen bisa hamil, mengandung? Di situlah kristologi diubah jadi biologi dengan aneh dan tidak wajar. Si pengubah jelas tak tahu, gelar Anak Tuhan atau gelar Tuhan ada dalam dunia teologi, persisnya dunia kristologi.<br />
<br />
Mungkin sekali si pengolok itu tidak paham apa itu kristologi. Baiklah saya dengan rendah hati mau bantu memberi penjelasan, diterima alhamdulilah, tidak diterima juga alhamdulilah. Saya tidak mau ucapkan kata astagafirullah.<br />
<br />
Kristologi itu masuk wilayah teologi, dan semua teologi masuk wilayah <i>IDEOLOGI</i>, bukan wilayah sains.<br />
<br />
Ambil contoh. Pancasila NKRI itu ideologi. Kebenaran dan keabsahan Pancasila tidak dibuktikan lewat mikroskop atau lewat tes kehamilan atau tes DNA, pendek kata: tidak lewat biologi dan ginekologi atau genetika.<br />
<br />
Pancasila menjadi ideologi yang benar dan sah bagi NKRI dibuktikan dengan cara lain: yakni, paling tidak, memastikan keabsahan sidang yang dulu pertama kali menetapkannya sebagai ideologi NKRI, dan menunjukkan efektivitas dan kekuatannya untuk selama berpuluh-puluh tahun hingga kini menjadi ideologi pengikat dan pemersatu bangsa Indonesia yang secara sosiokultural dan sosiopolitik majemuk.<br />
<br />
Karena efektif menjadi landasan kehidupan yang berbhinnekatunggalika dalam wadah NKRI, maka Pancasila bukan saja ideologi yang absah, tapi juga ideologi yang benar dan fungsional bagi NKRI. OK ya, cukup segitu saja dulu dengan Pancasila.<br />
<br />
Tapi kalau seorang perempuan mau hamil atau sedang hamil, untuk memastikan apakah dia bisa hamil atau sedang hamil, maka orang masuk ke BIOLOGI dan bidang-bidang ilmu lain yang berkaitan yang dibutuhkan (misalnya ilmu medik, ilmu pengobatan, genetika, ginekologi, dll).<br />
<br />
Berbagai test kehamilan harus dijalankan dengan memakai bermacam-macam instrumen dan media. Kalau mau tahu lagi sebelum hari kelahiran tiba apakah janin yang sedang berkembang itu betul sehat, atau mau tahu jenis kelaminnya apa, ya biasanya mesin USG dipakai untuk mendapatkan citra USG dari kondisi rahim si ibu dan janin yang ada di dalamnya (termasuk jenis kelaminnya yang tidak selalu tepat ditafsir seorang dokter kandungan atau ginekolog) yang akan berkembang bertahap untuk akhirnya, setelah 9 bulan ada dalam rahim, dilahirkan.<br />
<br />
Kalau sang suami ragu bahwa bayi yang sudah memberojol keluar dari liang rahim isterinya betul darah dagingnya sendiri, ya test yang jauh lebih rumit dan berbiaya mahal, yakni test DNA, harus dijalankan, dengan harapan rumahtangga pasangan suami-isteri ini tidak akan hancur apapun hasil test DNA-nya.<br />
<br />
<i>Nah, kristologi bukan biologi, bukan ginekologi, bukan ilmu kedokteran kandungan, juga bukan ilmu kebidanan, juga bukan genetika.</i><br />
<i><br /></i>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-yC_uwVnU7ZQ/WHDOU2wY06I/AAAAAAAABX0/Y2aIf_N0dKQMdLlYhbDmARbSU8YiwcKjgCLcB/s1600/BayiYesusPapua.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://2.bp.blogspot.com/-yC_uwVnU7ZQ/WHDOU2wY06I/AAAAAAAABX0/Y2aIf_N0dKQMdLlYhbDmARbSU8YiwcKjgCLcB/s320/BayiYesusPapua.jpg" width="266" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<i>Bayi Yesus Papua dilahirkan. Dilawat oleh seekor babi hutan, burung unta, para pria Papua, lengkap dengan gendang dan tombak Papua, dan juga perempuan yang tidak ber-BH, dan beberapa perempuan lain, yang masing-masing mengenakan mahkota bulu burung yang indah. Bunda Maria Papua sendiri mengenakan rok merang.</i></div>
<br />
Biologi dan ginekologi dan genetika itu sains, ilmu pengetahuan empiris; orang-orang yang mendalami dan mengembangkan ilmu-ilmu ini, dan biasanya sudah menyelesaikan studi doktor lalu meraih gelar akademik Ph.D. (<i>doctor of philosophy</i>), disebut sebagai ilmuwan atau saintis.<br />
<br />
Gelar Ph.D. sendiri tidak tunggal. Ada Ph.D. di bidang fisika, di bidang kimia, di bidang kosmologi, di bidang matematika, dst di bidang-bidang ilmu lain yang lazimnya digolongkan sebagai IPA atau <i>natural sciences</i>. Tapi ada juga Ph.D. di luar bidang-bidang keilmuwan yang sudah disebutkan itu.<br />
<br />
Universitas-universitas di luar negeri yang punya fakultas teologi atau fakultas kajian lintasilmu terhadap agama juga ada yang memberi gelar Ph.D. kepada mahasiswa yang studi di situ dan sudah menyelesaikan studi doktor mereka dalam rentang waktu 4 hingga 6 tahun, dengan puncaknya menulis sebuah karya ilmiah besar dan orisinal yang disebut disertasi dan harus mampu mempertahankannya di hadapan para mahaguru penguji.<br />
<br />
Tetapi gelar Ph.D. bukan sebuah penjamin bahwa para penyandangnya adalah ilmuwan atau saintis. Banyak penyandang gelar Ph.D. akademik sebetulnya cuma pantas bekerja di perusahaan PHD, <i>Pizza Hut Delivery</i>, bagian pengantaran pesanan<br />
<br />
Nah, para sarjana Kristen yang bergelar Ph.D. setelah mereka menyelesaikan studi doktoral mereka di luar negeri, misalnya di bidang kristologi, tidak disebut sebagai “scientists” (para ilmuwan), tapi sebagai “scholars”, yaitu kalangan yang “terpelajar” karena telah menamatkan sekolah mereka hingga jenjang stratum 3.<br />
<br />
Nah, para pelajar yang telah mendalami kristologi dan berhasil memperoleh gelar Ph.D. ini, yang lazim juga disebut sebagai para kristolog (para ahli kristologi), tentu tahu betul bahwa “kristologi” (dibentuk dari dua kata Yunani “khristos” dan “logos”) itu adalah ajaran atau doktrin ideologis tentang Yesus Kristus: siapa Yesus, dan apa makna, arti, tujuan dan maksud kehidupan Yesus, bagaimana hubungan Yesus dengan Allah, manusia dan dunia ini harus diungkap dan dibahasakan, di masa lalu, bagi masa kini dan untuk masa depan, dll.<br />
<br />
Kristologi dibangun tidak lewat mikroskop, tidak lewat biologi, tidak lewat test kehamilan, tidak lewat ginekologi, tidak via genetika, tidak memakai ilmu kodekteran, ilmu kandungan dan kebidanan. Kristologi adalah ungkapan lewat bahasa insani tentang siapa, apa dan bagaimana Yesus Kristus itu, yang berisi cinta, pemujaan, penyembahan, kepercayaan, keyakinan, pengakuan, kerinduan, harapan, gelora komitmen, dan tafakur atau refleksi yang tak pernah habis terhadap Yesus Kristus.<br />
<br />
Pada waktu kristologi dirumuskan, rumusannya dapat memakai wadah jenis sastra apapun (misalnya kisah-kisah yang dikenal sebagai injil, kumpulan ucapan-ucapannya, atau himpunan riwayat tindakan dan perbuatannya, metafora linguistik, dan juga lewat berbagai wujud karya senibudaya, dll).<br />
<br />
Ketika disusun, setiap penyusun kristologi perdana dengan bebas memakai dan neminjam banyak hal dari sastra-sastra lain yang lazim ditemukan dan digunakan di dunia pagan Laut Tengah kuno dalam abad-abad pertama M di berbagai kawasan yang memiliki kekhasan dan persoalan sosiokuktural, sosiofilosofis, sosioantropologis dan sosiopolitis sendiri-sendiri.<br />
<br />
Alhasil, kristologi itu tidak satu meskipun sosok Yesus orang Nazareth sebagai sosok sejarah cuma ada satu. Ada banyak kristologi, dan hingga di abad ke-21 ini kristologi-kristologi yang baru terus disusun dan dikiprahkan di sangat banyak tempat dan di era yang berbeda.<br />
<br />
Itulah kekuatan kristologi-kristologi Kristen sedunia:<i> tidak dikurung</i> di masa kelahiran kekistenan dan tidak dipasung di Timteng kuno dan di kawasan Laut Tengah zaman kuno. Tetapi terus-menerus Yesus Kristus dibuat lahir kembali dalam palungan-palungan masyarakat-masyarakat dan bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa yang berbeda-beda dari satu zaman ke zaman lain, dari satu kawasan ke kawasan lain.<br />
<br />
Kristologi Natal adalah salah satu saja dari beranekaragam kristologi lain yang ada dalam Alkitab Perjanjian Baru. Kisah kristologis Natal hanya ada dalam Injil Matius dan Injil Lukas, dan kisah-kisah Natal dalam dua injil ini tidak sama. Penulis Injil Markus sebagai injil tertua (ditulis tahun 70 M) tidak merasa perlu memuat kisah Natal, berbeda dari penulis Injil Matius dan penulis Injil Lukas (keduanya ditulis sekitar tahun 80-85 M). Penulis injil yang keempat, Injil Yohanes, juga tidak memuat kisah kelahiran Yesus di dalam injilnya, dan sebagai gantinya injil ini dibuka dengan kisah protologis, yaitu kisah iman tentang hal-hal yang ada “pada mulanya”.<br />
<br />
Ada banyak kristologi, sejak zaman Perjanjian Baru ditulis, hingga abad ke-21. Semuanya bukan biologi, bukan ginekologi, bukan genetika, bukan sejarah murni.<br />
<br />
Ketika diberitakan dalam kisah-kisah Natal Perjanjian Baru bahwa Bunda Maria mengandung janin Yesus meskipun dia tidak punya seorang suami, kisah-kisah ini sama sekali bukan catatan-catatan medis seorang dokter kandungan atau ginekolog atau ibu bidan tentang Bunda Maria. Kisah-kisah itu adalah kristologi yang pesannya jelas betul (dan tidak asing bagi orang yang hidup di Laut Tengah kuno pada abad-abad pertama M): Yesus sejak dikandung adalah sosok yang suci. Yesus ada dalam dunia karena Allah, bukan manusia, yang berinisiatif, dus Yesus berasal dari Tuhan Allah.<br />
<br />
Memakai ungkapan prolog Injil Yohanes, dipesankan bahwa Yesus berasal dari surga, yang dari kebersamaannya dengan Allah di surga sejak “pada mulanya”, Yesus datang atau turun ke dalam dunia sebagai Sang Kalam (Yunani: <i>ho logos</i>) yang menjelma atau menitis sebagai manusia, “menjadi daging” (Yunani: <i>sarks egeneto</i>).<br />
<br />
Sekali lagi, itu adalah bahasa teologis atau lebih tepat METAFORA TEOLOGIS, yang berfungsi untuk menghubungkan kawasan surga dengan kawasan dunia insani, lewat roh kudus via Bunda Maria atau lewat Sang Kalam yang menjelma. Metafora itu artinya wadah sastra yang membawa orang dari satu kawasan pindah ke kawasan lain. Dalam metafora teologis, ditemukan bukan terminologi biologis atau ginekologis atau genetis.<br />
<br />
Dalam menyusun metafora teologis ini, tak ada pikiran sama sekali dulu dan kini, bahwa Allah hamil, atau Allah membuntingi Bunda Maria, dan juga tidak pernah ada pertanyaan yang ganjil bahwa jikalau Tuhan hamil untuk melahirkan Anak Tuhan, maka siapa bidannya.<br />
<br />
Akhirulkalam, runyam, runyam jadinya, ketika pertanyaan di atas yang ganjil itu dilontar ke publik oleh seseorang yang sangat tampak tidak memahami karakteristik esensial semua metafora teologis. Belajar lagi deh hingga ke negeri China, malah hingga ke dunia antarbintang.<br />
<br />
7 Januari 2017<br />
<br />
<i>Salam, </i><br />
<i><br /></i>
<i>Di musim salju dingin</i><br />
<i>Meski dingin membeku </i><br />
<i>hati dan akalku hangat kuku</i><br />
<i>sehangat es krim Dairy Queen</i><br />
<i><br /></i>
<i>ioanes rakhmat</i><br />
<div>
<br /></div>
Ioanes Rakhmathttp://www.blogger.com/profile/16586838971500586422noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6720689949414340475.post-79151942509671680282016-12-19T01:52:00.001+07:002016-12-19T23:26:02.884+07:00Natal dirayakan juga oleh Muslim di Timteng!Natal sebetulnya telah menjadi suatu acara perayaan kultural yang mengglobal. Tidak lagi terbatas di gereja-gereja dan keluarga-keluarga Kristen. Juga tidak terbatas dan meriah hanya di Barat. Hanya dengan menjadi bagian dari kebudayaan dunia, menjadi agama dunia, bukan agama suku/keluarga/klan (yang dinamakan henoteisme), suatu agama berpeluang besar bertahan hidup sangat lama.<br />
<br />
Para Muslim di Timteng juga merayakan Natal sebagai suatu acara kegembiraan, kemeriahan dan kesukaan sambil berkumpul sebagai keluarga-keluarga Muslim. Di pusat kota-kota mereka dibangun pohon-pohon Natal yang besar dan diadakan juga acara-acara yang meriah, dengan lampu-lampu yang gemerlapan berkilauan di jalan-jalan dan di toko-toko, di mal-mal, di alun-alun, dan juga lengkap dengan kehadiran sinterklas dll.<br />
<br />
Mereka percaya diri, tidak paranoid, dan tidak merasa atau melihat agama Islam mereka sedang diserang atau terancam. Mereka melihat Natal sebagai suatu perayaan kultural yang inklusif, yang ke dalamnya mereka masuk dengan ikhlas dan riang. Mereka juga tidak melihat keperluan atau jebakan untuk murtad. <i>No apostasy at all! </i>Hanya dengan <i>mindset</i> semacam ini, orang baru dapat beragama dengan relaks dan gembira, dan memberi kegembiraan dan kelegaan bagi dunia luas, bagi masyarakat, keluarga dan diri sendiri. Pasti ada yang keliru jika agama saya menimbulkan rasa sesak dan engap pada orang yang menganut kepercayaan-kepercayaan berbeda.<br />
<br />
Ikuti salah satu video yang menayangkan para Muslim Timteng merayakan Natal; ini link-nya <a href="https://m.youtube.com/watch?v=6Mwv8i4OmAU">https://m.youtube.com/watch?v=6Mwv8i4OmAU</a>. <br />
<br />
Berikut ini foto-foto yang saya ambil dari video di youtube tersebut. Ada 8 foto yang saya ambil.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-SFUM0vy-KIE/WFgJC7E7BEI/AAAAAAAABXY/uqc2oiDzEgkj5f-UGu6-PeGIkgCBhf5iwCLcB/s1600/Natal%2BMuslim%2B0.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="179" src="https://4.bp.blogspot.com/-SFUM0vy-KIE/WFgJC7E7BEI/AAAAAAAABXY/uqc2oiDzEgkj5f-UGu6-PeGIkgCBhf5iwCLcB/s320/Natal%2BMuslim%2B0.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-Zz4RJIxVQdY/WFbZnCd1jkI/AAAAAAAABWo/NbPGpYQbpjkROr7-2rnq-GLS_sivlY3BwCLcB/s1600/Natal%2BMuslim%2B1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="179" src="https://2.bp.blogspot.com/-Zz4RJIxVQdY/WFbZnCd1jkI/AAAAAAAABWo/NbPGpYQbpjkROr7-2rnq-GLS_sivlY3BwCLcB/s320/Natal%2BMuslim%2B1.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-mZ2BtIrNbsM/WFbZsAwv_6I/AAAAAAAABWs/ZcQ4uKYWDaAL5f0dxu5vA4S8w59f-vBOgCLcB/s1600/Natal%2BMuslim%2B2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="180" src="https://1.bp.blogspot.com/-mZ2BtIrNbsM/WFbZsAwv_6I/AAAAAAAABWs/ZcQ4uKYWDaAL5f0dxu5vA4S8w59f-vBOgCLcB/s320/Natal%2BMuslim%2B2.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-vd-TwJAykbs/WFbZ1VHsTkI/AAAAAAAABWw/dP8Df6RttCYq4Q-cGlV6rAZtO2qSu9zYACLcB/s1600/Natal%2BMuslim%2B3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="180" src="https://3.bp.blogspot.com/-vd-TwJAykbs/WFbZ1VHsTkI/AAAAAAAABWw/dP8Df6RttCYq4Q-cGlV6rAZtO2qSu9zYACLcB/s320/Natal%2BMuslim%2B3.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-W8700y3PSeI/WFbZ69REEWI/AAAAAAAABW0/0jQiEbpbCbwRFlZK-GuMT2dPy6PHGDEiwCLcB/s1600/Natal%2BMuslim%2B4.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="184" src="https://1.bp.blogspot.com/-W8700y3PSeI/WFbZ69REEWI/AAAAAAAABW0/0jQiEbpbCbwRFlZK-GuMT2dPy6PHGDEiwCLcB/s320/Natal%2BMuslim%2B4.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-zxyPoBpt9YY/WFbaA-WVxNI/AAAAAAAABW4/4HKzba1saEsTDWt83WOSnkXq1k43AKZLACLcB/s1600/Natal%2BMuslim%2B5.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="180" src="https://1.bp.blogspot.com/-zxyPoBpt9YY/WFbaA-WVxNI/AAAAAAAABW4/4HKzba1saEsTDWt83WOSnkXq1k43AKZLACLcB/s320/Natal%2BMuslim%2B5.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-tYq7F4tyZqU/WFbaF6569LI/AAAAAAAABW8/Y03VOch-mGwnSN1YPzp4k961rYbE_DuwACLcB/s1600/Natal%2BMuslim%2B6.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="180" src="https://2.bp.blogspot.com/-tYq7F4tyZqU/WFbaF6569LI/AAAAAAAABW8/Y03VOch-mGwnSN1YPzp4k961rYbE_DuwACLcB/s320/Natal%2BMuslim%2B6.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-IOOtpLRlPGI/WFbaKMgchlI/AAAAAAAABXA/9yF-JvYkyXILr_E3iAgjF5dgStUnaNw7QCLcB/s1600/Natal%2BMuslim%2B7.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="179" src="https://3.bp.blogspot.com/-IOOtpLRlPGI/WFbaKMgchlI/AAAAAAAABXA/9yF-JvYkyXILr_E3iAgjF5dgStUnaNw7QCLcB/s320/Natal%2BMuslim%2B7.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<br />
HAVE A VERY MEELAD MAJEED!<br />
Selamat hari Natal. Selamat bergembira. Selamat bermandikan cahaya.<br />
<br />
Bagaimana kondisinya di Indonesia? Mustinya kita lebih maju dari negeri-negeri Muslim di Timteng. Mustinya loh.<br />
<br />
<i>Jakarta, 19 Desember 2016</i><br />
<i>ioanes rakhmat</i>Ioanes Rakhmathttp://www.blogger.com/profile/16586838971500586422noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6720689949414340475.post-9044494495699743512016-12-16T15:46:00.001+07:002016-12-17T01:07:10.783+07:00De-Extinction: Menghidupkan kembali yang sudah punah!<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: center;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-ZfCX0NyCpKw/WFQmL8bYm8I/AAAAAAAABWQ/aqsTqasDW8UxKPrJovtTtFpyriYCT8XBgCLcB/s1600/De-extinction%2B3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="158" src="https://2.bp.blogspot.com/-ZfCX0NyCpKw/WFQmL8bYm8I/AAAAAAAABWQ/aqsTqasDW8UxKPrJovtTtFpyriYCT8XBgCLcB/s320/De-extinction%2B3.jpg" width="320" /></a></div>
<i><br /></i>
<i>Mammoth dan Tyrannosaurus rex (T-Rex)</i></div>
<br />
<span style="font-family: inherit;">Tahukah teman-teman bahwa sekarang ini kita kehilangan 30 sampai 150 spesies <i>SETIAP HARI </i>dari semua spesies hewan yang diketahui hidup di planet Bumi?</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Kepunahan ini 1.000 kali lebih tinggi jika dibandingkan yang terjadi sebelum Homo sapiens, manusia cerdas, mengatur Bumi dan kehidupan.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span><span style="font-family: inherit;">Sejak era prasejarah, kitalah, manusia, biang keladi utama kepunahan besar hewan-hewan nonmanusia lewat: perusakan habitat; perubahan iklim akibat perbuatan manusia; polusi; perburuan liar; dll.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Kepunahan hewan-hewan ini oleh para ilmuwan dinamakan <i>Mass Extinction</i>, atau Kepunahan Massal. Manusia jadinya memikul tanggungjawab moral untuk mencegah atau mengatasi kepunahan ini, bukan hanya demi hewan-hewan lain, tapi juga untuk masa depan yang lebih sehat dan lebih berdayatahan umat manusia sendiri. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Untuk mengatasi Kepunahan Massal ini, para ilmuwan menyusun dan menjalankan metode atau teknik pelanggengan spesies yang sudah punah atau yang terancam segera punah, yang dinamakan metode <i>DE-EXTINCTION</i>, atau metode pencegahan kepunahan. Metode ini bertujuan untuk menghidupkan kembali spesies hewan-hewan yang telah punah atau membuat klon-klon hewan-hewan yang segera punah.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Metode DE-EXTINCTION melibatkan beberapa cabang sains-tek bersamaan, yakni teknik reproduksi yang dibantu, biologi stem cell, dan pengeditan gen (yang dikenal dengan nama DNA-editing CRISPR Cas9 yang semakin maju dan bervariasi). Dengan metode ini, bukan saja spesies-spesies lama yang sudah punah dapat dihadirkan lagi, tapi juga kita dapat mempertahankan dan melestarikan spesies-spesies yang sudah sangat langka dan terancam segera punah dari planet kita. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Kalau sudah berhasil dihidupkan lagi, hewan-hewan yang pernah punah itu akan ditempatkan di lingkungan habitat masing-masing di era modern dan di sana mereka akan berinteraksi positif dengan lingkungan alam mereka; alhasil ekosistem-ekosistem yang juga terhubung dengan kehidupan sehat Homo sapiens akan dapat dipulihkan jika sebelumnya sakit, rusak atau sudah sekarat. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Anda pasti bertanya, metode DE-EXTINCTION sudah diterapkan sejauh mana saat ini? </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Hingga saat ini DE-EXTINCTION yang sedang menarik perhatian tengah diupayakan terhadap hewan mirip gajah tapi bertubuh besar, berbulu lebat dan panjang, dan memiliki dua taring yang panjang dan melengkung ke atas. Nama hewan besar dan kuat ini mammoth atau mamut yang pernah hidup di Zaman Es atau <i>Pleistocene Era</i> yang mulai berlangsung 1,8 juta tahun lalu hingga kurang lebih 11.700 tahun lalu. Di era ini bagian besar muka Bumi tertutup lapisan sungai es atau gletser. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Selain itu, metode DE-EXTINCTION sejauh ini juga sudah dan sedang digunakan terhadap: </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">• badak putih raksasa di Afrika yang kini cuma tersisa 3 ekor;</span><br />
<span style="font-family: inherit;">• sejenis musang berkaki hitam di Amerika Utara yang sedang terancam punah karena penyakit dan ketidakmampuan untuk berkembangbiak;</span><br />
<span style="font-family: inherit;">• kodok yang mengerami telur-telur di dalam perut mereka. Kodok ini memiliki mekanisme biologis untuk menghentikan produksi enzim-enzim perut yang bisa melumatkan telur-telur yang akan menetas dan anak-anak mereka yang baru jadi. Para ilmuwan medik kini sedang mempelajari mekanisme penghentian produksi enzim pada kodok ini untuk kelak digunakan bagi penyembuhan radang dan borok dalam organ-organ perut manusia;</span><br />
<span style="font-family: inherit;">• kambing gunung bukardo yang pernah hidup di kawasan pegunungan Pyrenia yang memisahkan Prancis dan Spanyol. Satu ekor terakhir bukardo, betina, yang diberi nama Celia, mati karena penyebab alamiah. Sewaktu masih hidup para ilmuwan sempat mengambil sel-sel Celia, yang kemudian diklon; lahirlah anaknya yang berwarna coklat. Sayangnya, anak kambing gunung terakhir ini mati beberapa menit setelah dilahirkan akibat problem pernafasan;</span><br />
<span style="font-family: inherit;">• guagga, yakni seekor hewan yang hidup di Afrika, mirip zebra yang ganjil. Strip pada bagian punggungnya jarang;</span><br />
<span style="font-family: inherit;">• aurokh, spesies pendahulu sapi modern, dengan tanduk yang besar;</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Mungkin teman-teman sudah berpikir bahwa lewat teknik DE-EXTINCTION era Jurassic akan bisa dikembalikan ke zaman modern kini. Film fiksi buah tangan Steven Spielberg <i>Jurassic Park</i> atau <i>Jurassic World </i>segera akan menjadi fakta yang real di abad ke-21 ini. Apa reaksi anda? Galau? Gamang? Takut? Atau malah antusias?</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Sayangnya, sejauh ini para ilmuwan baru bisa menerapkan metode DE-EXTINCTION hanya ke DNA yang umur maksimalnya 1 juta tahun, sebab setelah lewat 1 juta tahun DNA-DNA hewan-hewan purba hancur dengan sendirinya. Kita tahu dinosaurus punah 66 juta tahun lalu karena bencana alam yang merusak semua ekosistem di Bumi akibat sebuah meteor besar seukuran kota Manhattan menumbuk muka Bumi di Semenanjung Yukatan yang kini dikenal sebagai Meksiko. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Tapi di masa depan para ilmuwan tentu akan mampu merekonstruksi DNA-DNA purba yang sudah hancur dan rusak. Hewan-hewan purba yang keras dan berbahaya pun yang sudah punah kelak akan bermain-main bersama anak-anak manusia di generasi-generasi yang akan datang.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
Orang-orang besar dengan prestasi-prestasi cemerlang bagi peradaban manusia, yang sudah mati, juga dapat dihadirkan lagi di hadapan anda sekarang hidup-hidup untuk mereka melanjutkan tugas-tugas agung mereka. Bukankah luar biasa hebat jika Albert Einstein atau Plato hadir lagi atau dilahirkan kembali seutuhnya tahun 2017 atau sepuluh tahun lagi?<br />
<br />
Nah, apakah semua ini “a good news” ataukah “a bad news”? Jawablah sendiri IN THE SILENT.<br />
<span style="font-family: inherit;"></span><br />
<div>
<br /></div>
<span style="font-family: inherit;">Sumber <a href="http://www.nbcnews.com/mach/innovation/why-extinction-doesn-t-have-be-forever-anymore-n696106">http://www.nbcnews.com/mach/innovation/why-extinction-doesn-t-have-be-forever-anymore-n696106</a>. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<i><span style="font-family: inherit;">Jakarta, 16 Desember 2016</span></i><br />
<i><span style="font-family: inherit;">ioanes rakhmat</span></i>Ioanes Rakhmathttp://www.blogger.com/profile/16586838971500586422noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6720689949414340475.post-21433836651109551202016-12-09T12:26:00.000+07:002016-12-17T01:13:20.587+07:00Meteor jatuh dan meledak...Sebuah meteor yang tidak terlalu besar (berdiameter sekitar 10-15 m) telah jatuh dan meledak terang-benderang di atmosfir di atas kota Sayonogorsk, Republik Khakassia, Siberia, Rusia, Selasa sore, pukul 18:32, 06 Desember 2016. Karena ledakan berkilau meteor ini, kegelapan berubah sekejap menjadi terang seperti di siang hari. Banyak penduduk yang ketakutan, karena mereka mengira sebuah bom telah dijatuhkan ke kota mereka. Sumber berita tentang meteor Sayanogorsk tersedia antara lain di <a href="http://www.sciencealert.com/watch-a-stunning-fireball-just-lit-up-the-sky-in-siberia">http://www.sciencealert.com/watch-a-stunning-fireball-just-lit-up-the-sky-in-siberia</a>.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-Vsm2MAaYbyo/WEpJQ4RhMsI/AAAAAAAABVY/qhHlsVaMmJIVvxLs65TuxLUDr2wHBkIngCLcB/s1600/Meteor%2Bjatuh%2B1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="212" src="https://1.bp.blogspot.com/-Vsm2MAaYbyo/WEpJQ4RhMsI/AAAAAAAABVY/qhHlsVaMmJIVvxLs65TuxLUDr2wHBkIngCLcB/s320/Meteor%2Bjatuh%2B1.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
Meteor Sayonogorsk ini beberapa kali lebih kecil dibandingkan meteor yang pernah jatuh dan meledak di udara di atas kota Chelyabinsk, Rusia, 20 km dari permukaan Bumi, tahun 2013. Ledakan meteor Chelyabinsk ini menimbulkan gelombang kejut yang energinya berkekuatan 30 kali (= 500 kiloton) kekuatan bom atom yang pernah dijatuhkan di kota Hiroshima pada PD II dulu. Gelombang kejut yang kuat ini, di tahun 2013, merusak ribuan bangunan dan melukai kurang lebih 1.500 orang lewat pecahan kaca dan cahaya sangat terang yang dipancarkan meteor Chelyabinsk ini.<br />
<br />
Tiga tahun sesudah meteor Chelyabinsk menerjang Bumi yang disertai ledakan, para ilmuwan masih belum bisa memastikan asal-usul meteor ini. Baca laporannya di <a href="http://earthsky.org/space/chelyabinsk-meteor-mystery-3-years-later">http://earthsky.org/space/chelyabinsk-meteor-mystery-3-years-later</a>.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-qN_KzRWBA7A/WEpJYbPQ_nI/AAAAAAAABVc/uY9UQuYZHEwlsrCGkAa5moD6qpMLr7ucQCLcB/s1600/Meteor%2Bjatuh%2B1A.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="189" src="https://1.bp.blogspot.com/-qN_KzRWBA7A/WEpJYbPQ_nI/AAAAAAAABVc/uY9UQuYZHEwlsrCGkAa5moD6qpMLr7ucQCLcB/s320/Meteor%2Bjatuh%2B1A.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
Berita tentang meteor Sayonogorsk ini saya telah pasang sebelumnya di tiga akun Facebook saya. Dari berbagai respons teman-teman di akun kedua FB saya, ada respons yang meminta saya untuk menjelaskan apakah betul sebuah meteor bisa meledak di angkasa, sebab yang diketahuinya selama ini adalah bahwa sebuah meteor hanya akan terbakar, lalu berantakan, dan pecahan-pecahannya akan jatuh ke Bumi.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-wbuWp3mzpa4/WEpM039hakI/AAAAAAAABVo/4sci5d66_9chAFJKTgHwXUKnM6WdXVh4gCLcB/s1600/Meteor%2Bjatuh%2B2%2B%2528Chelyabinsk%2529.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="201" src="https://1.bp.blogspot.com/-wbuWp3mzpa4/WEpM039hakI/AAAAAAAABVo/4sci5d66_9chAFJKTgHwXUKnM6WdXVh4gCLcB/s320/Meteor%2Bjatuh%2B2%2B%2528Chelyabinsk%2529.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<i>Meteor Chelyabinsk tahun 2013. Hingga kini masih diselimuti kabut misteri....</i></div>
<br />
Saya sudah tanggapi permintaannya itu. Bahwa sebuah meteor bisa meledak kencang di angkasa adalah fakta, dan sudah terjadi lebih dari satu kali. Yang terkenal adalah apa yang dinamakan <i>Peristiwa Tunguska</i> di tahun 1908, ketika sebuah meteor meledak beberapa km di atas permukaan Bumi dengan melepaskan energi antara 5 hingga 30 Megaton TNT (sebanding dengan energi sebuah bom hidrogen). Energi meteor Tunguska ini merobohkan sangat banyak pohon di kawasan-kawasan dengan radius berkilo-kilo meter dari titik ledakan, tanpa meninggalkan lubang besar atau kawah di muka Bumi. <br />
<br />
Berikut ini penjelasan yang saya sudah saya berikan kepada teman yang bertanya itu. Simaklah dengan baik. <br />
<br />
Itu sebuah pertanyaan bagus yang membuat saya sadar atau engeh bahwa peristiwa fisika MELEDAKNYA sebuah meteor yang cukup besar di saat masuk ke Bumi dengan menabrak lapisan atmosfir, masih banyak yang belum tahu atau belum memahami atau tidak meyakini.<br />
<br />
Saya memikirkan dan mencari sebuah analogi yang sederhana yang mendekati kejadian sebuah meteor menerjang Bumi, begini: lemparkanlah sebuah balon cukup besar yang berisi air cukup banyak dan juga udara ke sebuah dinding, dengan tenaga lemparan (energi kinetik) yang sangat kuat dan dengan kecepatan yang sangat tinggi. Hasilnya: balon itu akan hancur dengan air berhamburan ke mana-mana dan membuat suara ledakan layaknya sebuah balon meledak.<br />
<br />
Kekurangan analogi di atas, dinding atau tembok tidak menimbulkan energi panas yang besar, lain halnya dengan lapisan atmosfir. <br />
<br />
Sekarang saya berikan penjelasan yang teknis. Sebuah meteor meledak di udara karena kombinasi dan akumulasi berurutan peristiwa-peristiwa fisika dan mekanika berikut:<br />
<br />
<i>Pertama</i>, kecepatan melesat sebuah meteor itu tinggi (11.000 m per detik hingga 72.000 m per detik). Ini menghasilkan energi kinetik. Ingat, kecepatan itu juga sebuah bentuk atau wujud energi, persisnya energi gerakan. Kecepatan meteor mencakup kisaran yang luas karena, ingatlah, bahwa planet Bumi kita juga bergerak mengorbit bintang Matahari dengan kecepatan 30.000 m per detik. Jika datang di pagi hari ke Bumi, sebuah meteor bergerak lebih cepat dibandingkan jika datang pada sore atau malam hari. <br />
<br />
<i>Kedua</i>, friksi atau gesekan yang kuat terjadi saat sebuah meteor dengan kecepatan tinggi menembus lapisan atmosfir. Ketika friksi terjadi, energi kecepatan terkompresi sangat kuat. Akibatnya, suhu meteor meningkat atau memanas (seperti yang terjadi pada bagian bawah tabung pompa sepeda jika udara terkompresi terus-menerus dalam bagian ini ketika kita sedang memompa sebuah ban sepeda), dan energi kinetik berubah (tidak lenyap) menjadi energi panas dan energi tumbukan (Momentum: massa dikali velositi atau kecepatan).<br />
<br />
<i>Ketiga</i>, umumnya di dalam sebuah meteor (bukan sebuah meteorit) yang cukup besar atau yang sangat besar terdapat kandungan air atau kandungan <span style="font-family: "calibri" , "sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 115%;">CO<sub>2</sub></span> padat beku yang akan mendidih saat meteor ini menabrak atmosfir. Mendidih berarti menyimpan energi panas yang besar. <br />
<br />
<i>Keempat</i>, kombinasi tiga faktor di atas pada akhirnya bermuara sebagai sebuah ledakan yang mengubah energi kinetik, energi momentum, dan energi suhu didih kandungan sebuah meteor, menjadi energi gelombang kejut yang tersebar dengan mengeluarkan suara ledakan.<br />
<br />
Pada prinsipnya, sebuah meteor meledak karena satu hukum fisika saja: kekekalan energi atau <i>the law of the conservation of energy</i>. <br />
<br />
Ada juga seorang teman lain di akun pertama FB saya yang berharap bahwa di Indonesia sebuah meteor cukup besar jatuh dengan menimbulkan ledakan dan cahaya kemilau, supaya penduduk Indonesia tidak meributkan hal-hal yang hanya dicari-cari seperti sedang terjadi saat ini, tetapi tekun mempelajari hal-hal yang terkait dengan angkasa luar dan benda-benda langit. Kepadanya saya memberi respons. <br />
<br />
Begini: Ya saya juga menunggu sebuah meteor raksasa meluncur dengan kecepatan tinggi ke Laut Jawa. Akibatnya, mungkin bangsa ini jadi bersatu dalam menghadapi tsunami dahsyat yang akan menenggelamkan Nusantara, ketimbang kita terus-terusan tenggelam dalam soal yang gak membuat kita maju. Tapi.... jangan deh meteor yang saya tunggu itu datang menerjang kita. Sebab jika itu terjadi, seperti telah terjadi 66 juta tahun lalu yang membuat berbagai jenis dinosaurus punah, ya mamalia cerdas yang diberi nama Homo sapiens akan punah dan musnah. Gak akan ributin agama-agama lagi. <br />
<br />
<i>Jakarta, 09 Desember 2016</i><br />
<i>ioanes rakhmat</i><br />
<br />
<div class="" data-block="true" data-editor="7m3ql" data-offset-key="18e1p-0-0" style="color: #4b4f56;">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="18e1p-0-0" style="direction: ltr; font-family: inherit; position: relative;">
<br /></div>
</div>
Ioanes Rakhmathttp://www.blogger.com/profile/16586838971500586422noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6720689949414340475.post-88819424811992093672016-10-15T20:06:00.001+07:002016-12-16T15:47:41.044+07:00Entah Sampai Kapan?<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-T81HaLBjwSY/WAIpXuxZ-vI/AAAAAAAABUQ/ZPtK15ICKvUzzUYO-aBhg8g-z9UKcdifQCLcB/s1600/Screenshot_2016-10-15-08-19-13-2.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="312" src="https://4.bp.blogspot.com/-T81HaLBjwSY/WAIpXuxZ-vI/AAAAAAAABUQ/ZPtK15ICKvUzzUYO-aBhg8g-z9UKcdifQCLcB/s320/Screenshot_2016-10-15-08-19-13-2.png" width="320" /></a></div>
<br />
Hidup dikayuh terus<br />
Maju ke masa depan<br />
Tanpa pinggiran dan tepian<br />
Terus, terus, tak putus<br />
<br />
Entah hingga kapan<br />
Yang penting laju lurus<br />
Miliki daya tahan<br />
Tahu tugas Sang Pengutus<br />
<br />
Terus ulurkan tangan<br />
Dengar seruan jeritan<br />
Orang terhanyut di arus depan<br />
Lajukan perahu ke depan<br />
<br />
Tarik mereka ke atas<br />
Dari pecahan papan<br />
Beri mereka nafas<br />
Agar hidup bertahan<br />
Tak mati lemas melas<br />
<br />
Jika satu terselamatkan<br />
Girang sang Dewa Welas<br />
Air mata tak tertahan<br />
Menetes berderai ke gelas<br />
<br />
Di langit sang rembulan<br />
Tertawa riang bebas<br />
Bergemulai rerumputan<br />
Menari-nari selaras<br />
Bersama gerak rembulan<br />
<br />
Naiklah ke atas pentas<br />
Rayakan terus rayakan<br />
Kayuh, dayung hingga tuntas<br />
Tak terhenti di tanjakan<br />
<br />
Terbang bersama unggas<br />
Terbang terbang terus<br />
Hingga titik terdepan<br />
Entah sampai kapan?<br />
<br />
Menantikah Sang Abadi di depan?<br />
Jawaban dari awan-gemawan<br />
Tak pernah tiba di pangkuan<br />
Terus, teruslah naik lewati awan!<br />
<br />
Walau yang dijumpa di depan<br />
Hanya kekosongan!<br />
Sambut dia dengan belaian<br />
Gendong dalam buaian!<br />
<br />
Gendong, gendong, gendong....!<br />
Jangan melongo bengong!<br />
Tangkap bunyi lolong<br />
Dari jagat yang kosong!<br />
<br />
Jakarta, 15 Okt 2016<br />
Sang Sunyi<br />
<br />
Sumber image:<br />
<a href="https://s-media-cache-ak0.pinimg.com/564x/30/ee/70/30ee70ee47ff3a91e760d618fc285061.jpg">https://s-media-cache-ak0.pinimg.com/564x/30/ee/70/30ee70ee47ff3a91e760d618fc285061.jpg</a>Ioanes Rakhmathttp://www.blogger.com/profile/16586838971500586422noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6720689949414340475.post-30799604273869379112016-10-11T12:13:00.000+07:002016-10-11T14:46:05.649+07:00Pakar, Koar, Kelakar, dan Belukar<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-WHO9iv-vTrk/V_xzCL8KrmI/AAAAAAAABTw/uuEq_ppWHyA1VNCVkg0of4D4FZTXKdjyQCLcB/s1600/Screenshot_2016-10-11-11-12-42-1.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="225" src="https://4.bp.blogspot.com/-WHO9iv-vTrk/V_xzCL8KrmI/AAAAAAAABTw/uuEq_ppWHyA1VNCVkg0of4D4FZTXKdjyQCLcB/s320/Screenshot_2016-10-11-11-12-42-1.png" width="320" /></a></div>
<br />
1. Logical fallacy “argument from authority”: Mendasarkan kebenaran pada ketenaran atau kesohoran sosok manusia dalam suatu bidang. Ini cacat logika. Ada dua jenis: “Argumentum ad verecundiam” dan “argumentum ad auctoritatem”.<br />
<br />
2. Cacat logika, karena kebenaran tidak ditentukan sosok manusia, pakar (“ad auctoritatem”) maupun bukan pakar (“ad verecundiam”).<br />
<br />
3. Cacat logika, karena kebenaran bergantung pada bukti dan argumen valid yang dibangun di atas bukti, bukan pada sosok manusia.<br />
<br />
4. Cacat logika, karena setenar apapun satu sosok manusia, pendapatnya hanya benar sejauh didukung bukti dan argumen yang valid yang dilandaskan bukti.<br />
<br />
5. Cacat logika, karena tersohor sekalipun, si pakar tetap harus membuktikan klaimnya jika klaimnya mau dinilai benar dan absah sebagai pengetahuan.<br />
<br />
6. Cacat logika, karena pakar pun bisa jadi kelakar dan belukar jika bicara asal bunyi tapi tak bisa ajukan bukti dan argumen yang valid yang berpijak pada bukti. Merekalah pakar yang tidak belajar lagi, tapi suka sekali koar, tengkar dan sop tangkar.<br />
<br />
7. Jadi, tolaklah “argumentum ad verecundiam” ataupun “argumentum ad auctoritatem” saat mencari kebenaran karena keduanya cacat logika.<br />
<br />
Jakarta, 11 Oktober 2016<br />
ioanes rakhmat<br />
<div>
<br /></div>
Ioanes Rakhmathttp://www.blogger.com/profile/16586838971500586422noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6720689949414340475.post-43910839587920634362016-09-27T21:26:00.002+07:002016-12-09T12:46:42.817+07:00“Poesy” ataukah “Slanderisy” Mr. Fadli Zon? <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-J_jLG4Qbba0/V-p-wBDrBmI/AAAAAAAABTY/xG8b4hbsO30JnA1Z0WAX6X6HTW3qbaH1ACLcB/s1600/Slanderisy%2B1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="210" src="https://1.bp.blogspot.com/-J_jLG4Qbba0/V-p-wBDrBmI/AAAAAAAABTY/xG8b4hbsO30JnA1Z0WAX6X6HTW3qbaH1ACLcB/s320/Slanderisy%2B1.jpg" width="320" /></a><i> </i></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<i>Anies Baswedan tertawa lebar saat mendengarkan Fadli Zon melantunkan untaian kata-katanya...</i></div>
<span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><br /> Saya copy-paste di bawah ini gabungan syair-syair yang sekian hari lalu
(Jumat, 23 September 2016) dideklamasikan Fadli Zon di rumah PS (Jakarta) saat pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno resmi
diumumkan sebagai pasangan Cagub dan Cawagub usungan Gerindra dan PKS dalam Pilkada DKI 2017 yang akan segera datang.<br /> <br />
Tapi saya mau bertanya dulu kepada teman-teman. Apakah yang dibacakan
FZ itu sebuah jenis sastra yang dinamakan <i>poesy</i>, ataukah, jika ditinjau
dari isinya, sebuah<span class="text_exposed_show"> <i>slanderisy</i>? Anda
tentu tahu makna kata Inggris “slander” (jika tidak tahu, cari tahu sendiri ya), bukan? Dari situ saya ciptakan
nama sebuah jenis sastra baru “slanderisy”. Yakni, slander yang dikemas dalam format sebuah puisi supaya indah terdengarnya tapi hanya untuk menutupi slander busuk yang menjadi isi dan tujuan utamanya.<br /> <br /> Ini rangkaian kata dan kalimat yang dideklamasikan FZ:<br /> <br /> SAJAK TUKANG GUSUR<br /> <br /> <i>Tukang gusur-tukang gusur<br /> Menggusur orang-orang miskin<br /> Di kampung-kampung hunian puluhan tahun<br /> Di pinggir bantaran kali Ciliwung<br /> Di rumah-rumah nelayan Jakarta<br /> Di dekat apartemen mewah, mal yang gagah<br /> Semua digusur, sampai hancur<br /> <br /> Tukang gusur, tukang gusur<br /> Melebur orang-orang miskin<br /> Melumat mimpi-mimpi masa depann<br /> Membunuh cita-cita dan harapan<br /> Anak-anak kehilangan sekolah<br /> Bapak-bapaknya dipaksa menganggur<br /> Ibu-ibu kehabisan air mata<br /> <br /> Tukang gusur, menebar ketakutan di Ibu Kota<br /> Gayanya pongah bagai penjajah<br /> Caci maki kanan kiri<br /> Mulutnya serigala penguasa<br /> Segala kotoran muntah<br /> Kawan-kawannya konglomerat<br /> Centengnya oknum aparat<br /> Menteror kehidupan rakyat<br /> <br /> Ibu Kota katanya semakin indah<br /> Orang-orang miskin digusur pindah <br /> Gedung-gedung semakin cantik menjulang<br /> Orang miskin digusur hilang<br /> <br /> Tukang gusur tukang gusur<br /> Sampai kapan kau duduk di sana<br /> Menindas kaum dhuafa<br /> <br /> Tukang gusur, tukang gusur<br /> Suatu masa kau menerima karma<br /> Pasti digusur oleh rakyat Jakarta</i><br /> <br /> Begitulah untaian kata-kata syuuurrr FZ yang lewat sebuah saluran TV disiarkan ke seluruh NKRI. Apakah itu <i>poesy</i> ataukah <i>slanderisy</i>? Silakan anda nilai sendiri dengan objektif. Saya berdoa semoga semua politikus kita diberi hidayah ilahi sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang menjadi para politikus yang agung, mulia dan termashyur, para politikus mahatma.<br /> <br /> <i>Salam, <br /> Sang Sunyi</i><br /> <br /> Sumber <a href="http://megapolitan.kompas.com/read/2016/09/23/22430571/fadli.zon.baca.puisi.tukang.gusur.di.sela.pengumuman.nama.anies-sandiaga" rel="nofollow nofollow" target="_blank">http://<wbr></wbr><span class="word_break"></span>megapolitan.kompas.com/<wbr></wbr><span class="word_break"></span>read/2016/09/23/22430571/<wbr></wbr><span class="word_break"></span>fadli.zon.baca.puisi.tukang<wbr></wbr><span class="word_break"></span>.gusur.di.sela.pengumuman.<wbr></wbr><span class="word_break"></span>nama.anies-sandiaga</a></span></span></span>Ioanes Rakhmathttp://www.blogger.com/profile/16586838971500586422noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6720689949414340475.post-53193217063327110322016-09-19T11:15:00.001+07:002016-09-28T00:07:58.395+07:00Logical Fallacy terkait PON 2016<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-eU8jD1bgWms/V99mIOVx41I/AAAAAAAABTA/A2huqL7C8j0wfuj0wBQ62mbaZoyP9JIbACLcB/s1600/PON%2B2016%2Bimage%2B1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://3.bp.blogspot.com/-eU8jD1bgWms/V99mIOVx41I/AAAAAAAABTA/A2huqL7C8j0wfuj0wBQ62mbaZoyP9JIbACLcB/s320/PON%2B2016%2Bimage%2B1.jpg" width="302" /></a></div>
<span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><br />
Di sebuah TV, citra tubuh-tubuh perenang perempuan dalam PON 2016
di-blur atau dibuat buram pada bagian-bagian yang kalangan tertentu
namakan aurat. Lihat foto terlampir. Ada tiga hal yang saya mau kita bersama renungkan dalam-dalam saat ini supaya pikiran kita semua, juga rerumptan, semut, unggas dan serangga, terbuka lebar.<br /> <br /> 1. Itu dinamakan SOMAFOBIA: Kebencian atau penolakan
atau rasa takut berlebihan pada tubuh. Semua fobia yang tidak logis,
ekstrim, dan tak punya dasar i<span class="text_exposed_show">lmiah, digolongkan patologi, seperti halnya Islamofobia yang salah sasaran dan xenofobia yang bisa lahirkan genosida.<br /> <br />
2. LOGICAL FALLACY: Tubuh perempuan harus ditutup rapat seluruhnya supaya
perkosaan oleh pria tidak terjadi, atau supaya syahwat pria tidak
menggelegak bak lahar panas yang akan sangat kuat memacu mereka untuk memperkosa perempuan.<br /> <br />
3. LOGICAL ACCURACY: Yang salah bukan tubuh perempuan (berpakaian
ketat, berbikini atau nudis), tapi pikiran pria yang kotor karena tidak
terdidik dengan benar atau karena syahwat pria yang tidak
didisiplinkan atau tidak dikendalikan sehingga menjadi bak kuda-kuda
liar. Tabrak sana-sini. Mendengus keras.<br /> <br /> Janganlah "buruk muka cermin dibelah!"</span></span></span><br />
<span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"><br /></span></span></span>
<span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">Bersikaplah wajar terhadap para atlit perenang perempuan kita saat mereka sedang bertanding dengan serius untuk menang, di gelanggang renang luar negeri atau di gelanggang renang dalam negeri. Untuk bisa gesit, cepat dan tangkas bergerak maju di air, tentu saja mereka harus pakai pakaian renang yang serba ketat, minim tetapi sekaligus tetap sopan dan bermartabat. Bayangkan apa yang akan terjadi pada mereka jika mereka bertanding renang dengan memakai baju renang yang serba gombrong dan akibatnya melembung penuh berisi air. Bisa bayangkan?<br /> <br /> Jakarta, 19-9-2016<br /> Sang Sunyi<br /> <br /> Sumber image <a href="http://m.solopos.com/2016/09/18/pon-2016-atlet-renang-diblur-netizen-heboh-754012" rel="nofollow nofollow" target="_blank">http://m.solopos.com/2016/<wbr></wbr><span class="word_break"></span>09/18/<wbr></wbr><span class="word_break"></span>pon-2016-atlet-renang-diblu<wbr></wbr><span class="word_break"></span>r-netizen-heboh-754012</a></span></span></span>Ioanes Rakhmathttp://www.blogger.com/profile/16586838971500586422noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6720689949414340475.post-31192568013038287772016-09-13T00:41:00.002+07:002016-09-13T00:46:22.418+07:00Naik Haji Demi Ahok<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-Yb8Hnfx3HcE/V9bn3aDmI3I/AAAAAAAABSo/0EtyEqOKtEgoM-3i8jHy5vQ0nFZ0PP0bwCLcB/s1600/Ahok%2BEffect%2B1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="220" src="https://4.bp.blogspot.com/-Yb8Hnfx3HcE/V9bn3aDmI3I/AAAAAAAABSo/0EtyEqOKtEgoM-3i8jHy5vQ0nFZ0PP0bwCLcB/s320/Ahok%2BEffect%2B1.jpg" width="320" /></a></div>
Sebagai salah satu rukun Islam, naik haji itu sebetulnya suatu ritual
ziarah spiritual agung Islami untuk mendekatkan diri si peziarah pada Allah. Makin
dekat seseorang ke Tuhan Allah, mustinya sih makin tahu orang ini mana
yang benar dan mana yang salah, mana yang baik dan mana yang jahat, mana
yang menyelamatkan uang negara dan mana yang korupsi. Karena Allah itu Maha Suci, maka makin dekat ke Allah, makin sucilah hidup seorang yang dekat dengan Tuhan Allah. <br />
<br />
Nah sudah
pasti Tuhan Allah Yang Maha Tahu tahu betul bahwa Gubernur Ahok itu benar,
baik dan menyelamatkan uang negara. Jadi mereka yang naik haji itu,
nanti<span class="text_exposed_show"> sesudah kembali dari Tanah Suci
Arab dan makin dekat ke Tuhan, akan sangat yakin bahwa Gubernur Ahok itu
benar, baik dan anti-korupsi, sesuai pengetahuan Tuhan. Lalu mereka dkk
akan satu suara dan kompak mendukung Ahok untuk jadi gubernur DKI
periode kedua.</span><br />
<br />
Jadi, saya berbahagia mereka naik haji. Seandainya mungkin, saya juga mau ikut. Saya berpikir sangat positif tentang mereka dan ziarah spiritual mereka. Maka, saya ucapkan: Selamat naik haji demi Ahok. Hidup para calon haji. Hidup Ahok. Hidup NKRI. Hidup Islam NKRI. <br />
<div class="text_exposed_show">
<br />
<i>Batavia, 13-09-2016<br /> Sang Sunyi</i></div>
Ioanes Rakhmathttp://www.blogger.com/profile/16586838971500586422noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6720689949414340475.post-86235973831849840572016-09-09T01:11:00.002+07:002016-09-09T23:09:38.647+07:00VIROKRASI, suatu model kepemimpinan baru negara<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-H3EXuvAFw6o/V9GpXCorZ7I/AAAAAAAABSM/tEMLYsbX7VQuFxIR6ZzRuZWoSMZTdJNvQCLcB/s1600/Viral%2B2.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="213" src="https://1.bp.blogspot.com/-H3EXuvAFw6o/V9GpXCorZ7I/AAAAAAAABSM/tEMLYsbX7VQuFxIR6ZzRuZWoSMZTdJNvQCLcB/s320/Viral%2B2.jpeg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<i>Going viral....! </i></div>
<br />
Suatu bentuk baru penyelenggaraan
pemerintahan suatu negara kini sedang muncul, dinamakan VIROKRASI.
Yakni, sosok pemimpin tidak lagi perlu menjadi seorang pembuat
kebijakan, tapi cukup menjadi seorang selebritas yang foto-fotonya atau
video-videonya dalam berbagai pose, <i>acting</i> dan kegiatan, terencana atau tidak, menjadi VIRAL lewat
berbagai sosmed dan di-LIKE dan di-SHARE jutaan orang atau akun-akun sosmednya
di-FOLLOW atau di-LIKE jutaan orang.<br />
<br />
Seorang virokrat tidak perlu berlelah-lelah berpikir tentang kebij<span class="text_exposed_show">akan.
Dia cukup meminta pendapat para pakar kebijakan negara dan juga
mengikutsertakan para teknokrat. Dirinya sendiri cukup menjadi sosok
selebritas di dunia sosmed lewat pencitraan personal saja yang
membuatnya dipuja dan dikagumi dan dibiarkan menghipnosis rakyat.</span> Contoh dua virokrat saat ini adalah PM Kanada Justin Trudeau, dan salah
satu sosok capres Amerika yang tampak Islamofobik, Donald Trump.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-y6oWbsE1y7s/V9GplRkt_3I/AAAAAAAABSQ/ZDlDH4HgZDcEQaDdTG_q1gvY8Ljyx50_wCLcB/s1600/Viral%2B3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://3.bp.blogspot.com/-y6oWbsE1y7s/V9GplRkt_3I/AAAAAAAABSQ/ZDlDH4HgZDcEQaDdTG_q1gvY8Ljyx50_wCLcB/s320/Viral%2B3.jpg" width="311" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<i> Dua sosok virokrat 2016!</i></div>
<br />
Saya kutip sebuah deskripsi yang bagus: <br />
<blockquote class="tr_bq">
<span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span itemprop="description">“</span></span></span>Seorang politikus tradisional
di kebanyakan bagian dunia adalah seorang pembuat kebijakan yang
berupaya berpidato yang membangkitkan semangat. Seorang politikus viral
adalah seorang selebritas yang cukup tahu untuk mendengarkan para
pembuat kebijakan. Tapi jika sejarah yang baru lewat kita jadikan
panduan, jelas bahwa kita butuh kedua model kepemimpinan ini. Anda
memerlukan selebritas, tapi juga para ahli kebijakan. Sukses lewat
sosmed yang tidak disertai kemampuan membuat kebijakan yang sadar bukan
sukses, tapi kegagalan.<span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span itemprop="description">”</span> </span></span></blockquote>
Tapi virokrasi, meskipun akan makin <i>
trendy</i>, dilihat banyak orang sebagai suatu bentuk pemerintahan yang <i>
utopian</i> dan <i>anti-demokrasi</i>. Utopian, karena sosok pemimpin viral hidup
hanya dalam dunia virtual, dunia yang dihidupi oleh imajinasi rakyat
yang terhipnosis oleh pencitraan personal sosok pemimpin mereka lewat
sosmed, <i>bukan</i> oleh pemimpin yang real mampu memimpin. Anti-demokrasi,
karena sosok selebritas yang menjadi pemimpin viral ini mendengarkan
bukan aspirasi dan amanat rakyat, tapi para penasihat dan pemandunya
saja yang memang piawai, dan rakyat dininabobokan oleh pencitraan
personal sosok ini yang diatur sedemikian rupa juga antara lain oleh para pakar
komunikasi dan psikologi.<br />
<br />
Apa pendapat anda? Apakah dulu Pak SBY
menjalankan virokrasi, ataukah kini Pak Jokowi? Bolehkah seorang
selebritas komedian juga memimpin NKRI untuk mengenyangkan rakyat dengan
tawa terpingkal-pingkal, tanpa dirinya memiliki pengetahuan tentang penyusunan kebijakan negara? Ataukah Gubernur Ahok selain piawai dalam
membuat dan mengambil kebijakan di DKI, juga perlu menjadi sosok
selebritas yang bisa menghipnosis masyarakat DKI?<br />
<br />
Bisa jadi,
virokrasi bisa sukses hanya di dalam suatu negara yang rakyatnya buta
dan bodoh politik, tapi biasa menghabiskan waktu di berbagai sosmed
untuk mencari sosok-sosok penghibur dan penenang. <br />
<div class="text_exposed_show">
<br />
<i>Jakarta, 9-9-2016</i><br />
<i>ioanes rakhmat</i><br />
<br />
Baca lebih lanjut di sini <span data-offset-key="ehmmi-0-0"><span data-text="true"></span></span><a class="fr-green" href="http://www.bloomberg.com/news/articles/2016-09-08/why-trudeau-is-like-trump"><span data-offset-key="ehmmi-0-0"><span data-text="true">http://www.bloomberg.com/news/articles/2016-09-08/why-trudeau-is-like-trump</span></span></a><span data-offset-key="4oclq-0-0"><br data-text="true" /></span><i> </i></div>
Ioanes Rakhmathttp://www.blogger.com/profile/16586838971500586422noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6720689949414340475.post-9768417797165264242016-09-03T01:25:00.002+07:002023-06-19T15:18:44.045+07:00Memberi kuliah “Critical Thinking”<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-_tZsXonrvbk/V8nDeiFqkGI/AAAAAAAABRk/2_BT54K2ge8ZMntz8Enpiu7qaEbkC1Z8wCLcB/s1600/Gerakan%2BMari%2BBerbagi%2B1.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="213" src="https://3.bp.blogspot.com/-_tZsXonrvbk/V8nDeiFqkGI/AAAAAAAABRk/2_BT54K2ge8ZMntz8Enpiu7qaEbkC1Z8wCLcB/s320/Gerakan%2BMari%2BBerbagi%2B1.jpg" width="320" /></a></div>
<span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><br /></span></span>
<span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><br /></span></span><div><span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" tabindex="0"><span class="hasCaption">Tadi sore, pk. 15.00 hingga 17.00, 2 September 2016, saya membawakan
session </span></span><span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span itemprop="description">“</span>Critical Thinking and Logical Fallacies</span></span><span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span itemprop="description">”</span> bagi 50 muda/mudi
peserta acara Gerakan Mari Berbagi (GMB), di sebuah wisma di Cibubur,
Jawa Barat, yang bertema Youth Adventure and Youth Leaders 2016.</span></span><span itemprop="description"> </span><br />
<br />
<span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption">Dari sekian banyak pendaftar, terseleksi 50 peserta dari berbagai daerah dan latarbelakang. M<span class="text_exposed_show">ereka
ini dibekali per orang hanya Rp. 100.000 untuk berangkat dan bertahan
hidup dari Yogyakarta, dan harus singgah di 2 kota lain untuk
tugas-tugas tertentu, sebelum akhirnya tiba di Jakarta untuk mengikuti
pembekalan intelektual dan sharing. Tentu saja mereka tidak naik kereta
atau pesawat terbang, tapi umumnya menumpang kendaraan (truk atau
kendaraan lain) pindah-pindah.</span></span></span><br />
<br />
<span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">Yang menakjubkan, mereka semua
tiba di Jakarta tepat waktu. Dan yang lebih memukau, ada dari antara
mereka yang bukan kekurangan atau kehabisan uang bekal, malah berhasil
melipatgandakannya hingga tujuh kali lipat. Saya tidak bertanya lebih
jauh bagaimana caranya. Yang pasti kegigihan, daya juang, daya bertahan
hidup, dan kegembiraan dan keikhlasan, membuat semua peserta bisa
berprestasi memukau.</span></span></span><br />
<span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"><br /></span></span></span>
<span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">Seluruh kegiatan yang di dalamnya saya
ambil secuil bagian (cuma cuap-cuap doang selama 2 jam memberi kuliah
dan menjawab pertanyaan-pertanyaan) diadakan 26 Agustus hingga 5
September 2016. </span></span></span><br />
<span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"><br /></span></span></span>
<span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">Yayasan GMB tidak mencari dana dengan menjual
proposal program ke perusahaan-perusahaan atau lembaga-lembaga lain,
tapi budget dihimpun dari urunan bersama, dari para senior pengurus
(<i>board members</i>) atau dari kalangan lain yang ikhlas mau sharing uang dan
tenaga dan kecerdasan mereka. Saya senang telah sedikit sharing waktu,
tenaga dan kecerdasan saya untuk GMB. </span></span></span><br />
<span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"><br /></span></span></span>
<span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">Lebih senang lagi karena
dari board members GMB saya diberi 3 buah gifts yang menarik: sebuah
sertifikat berbingkai dan berkaca yang ditandatangani Mr. Azwar Hasan,
inisiator GMB. Satu buku memo GMB dengan nama saya tercetak di sampul
depan yang bergambar berwarna. Dan sebuah mug atau cangkir keramik bagus
berlogo GMB dengan tulisan </span></span></span><span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"><span itemprop="description">“</span>I Share, Therefore I Am.</span></span></span><span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"><span itemprop="description">”</span> </span></span></span><br />
<span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"><br /></span></span></span>
<span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">Selain
itu, saya juga happy karena mendapat banyak sahabat baru, di antaranya
Nona Sherly Annavita (nona manis asal Aceh yang mengontak saya dari GMB
pertama kali), Mr. Dede Prabowo (bekerja di Jepang), dan Mr. Jim Wagner
(seorang Amerika yang sedikit bisa bicara bahasa Indonesia, bermukim di
Jepang). </span></span></span><br />
<span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"><br /></span></span></span>
<span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">Jika anda mau share sesuatu dalam GMB, silakan lakukan sendiri tanpa perantara. </span></span></span><br />
<span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show"><br /></span></span></span>
<span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">Terlampir sebuah foto himpunan para peserta dengan saya nyempil tenggelam di dalamnya. </span></span></span><br />
<br />
<span class="fbPhotosPhotoCaption" data-ft="{"tn":"K"}" id="fbPhotoSnowliftCaption" tabindex="0"><span class="hasCaption"><span class="text_exposed_show">Be blessed. Be critical. Be fruitful. <br /> <br /> <i>Jakarta, 2 Sept 2016<br /> ioanes rakhmat</i></span></span></span></div>Ioanes Rakhmathttp://www.blogger.com/profile/16586838971500586422noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6720689949414340475.post-45859853638109345552016-07-08T10:46:00.000+07:002016-07-08T13:11:13.002+07:00LGBT homofobik terselubung!<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-n_SzNm6QJIM/V38nBdxtf1I/AAAAAAAABP4/9IHGtvYVLU0TW8kRl7J_0Uac9eV1waG2wCLcB/s1600/LGBT%2B1%2Bhomofobik.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://1.bp.blogspot.com/-n_SzNm6QJIM/V38nBdxtf1I/AAAAAAAABP4/9IHGtvYVLU0TW8kRl7J_0Uac9eV1waG2wCLcB/s320/LGBT%2B1%2Bhomofobik.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="" data-block="true" data-editor="6cs0c" data-offset-key="5onp6-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="7osla-0-0">
<span data-offset-key="7osla-0-0"><span data-text="true">Telah diketahui bahwa kalangan LGBT (khususnya tipe distonik, yaitu LGBT yang tidak <i>happy</i>, dan tidak bisa menerima diri mereka apa adanya, dengan kehidupan yang tidak teraktualisasi!) <i>potensial menjadi homofobik terhadap LGBT lain</i>. Akarnya ini: tekanan sosiopsikologis yang sangat kuat, yang mereka alami dari orangtua dan saudara-saudara mereka di rumah, mereka pendam dan desak kuat-kuat ke dalam alam bawah sadar mereka.</span></span></div>
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="7osla-0-0">
<span data-offset-key="7osla-0-0"><span data-text="true"><br /></span></span></div>
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="7osla-0-0">
<span data-offset-key="7osla-0-0"><span data-text="true">Karena LGBT distonik jenis ini tidak ingin melawan dan melukai perasaan orangtua dan saudara-saudara mereka, mereka berusaha semampu mereka untuk hidup <i>seolah </i>mereka hetero, sesuai kehendak keluarga mereka. Akibatnya, mereka menyangkali dan menolak dengan kuat jati diri mereka yang sebetulnya LGBT. Inilah “self-rejection” atau “self-denial” yang mereka paksakan atas diri mereka sendiri. Akibat selanjutnya, mereka <i>membenci</i> diri mereka sebagai LGBT. </span></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="6cs0c" data-offset-key="7q4pe-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="7q4pe-0-0">
<span data-offset-key="7q4pe-0-0"><br data-text="true" /></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="6cs0c" data-offset-key="f6v5i-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="9d7dg-0-0">
<span data-offset-key="9d7dg-0-0"><span data-text="true">Tekanan sosiopsikologis yang dipendam ini, dan kebencian dan penolakan serta kemarahan mereka terhadap diri mereka sendiri, akhirnya mereka harus salurkan juga demi keseimbangan jiwa mereka kepada sesama LGBT dalam masyarakat; <i>alhasil, LGBT jenis ini juga menjadi homofobik.</i> </span></span></div>
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="9d7dg-0-0">
<span data-offset-key="9d7dg-0-0"><span data-text="true"><br /></span></span></div>
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="9d7dg-0-0">
<span data-offset-key="9d7dg-0-0"><span data-text="true">Dalam relasi-relasi sosial, kultural dan religius, dan juga dalam urusan-urusan politik penyelenggara pemerintahan setempat, katarsis psikologis LGBT yang semacam ini membuat mereka tidak ragu untuk memperlihatkan sikap homofobik yang sangat garang, tindak kebencian dan kata-kata yang brutal terhadap sesama LGBT, yang juga muncul dalam banyak kebijakan pemerintahan dan perlakuan diskriminatif terhadap kalangan LGBT. </span></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="6cs0c" data-offset-key="b4mtq-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="9d7dg-0-0">
<span data-offset-key="9d7dg-0-0"><span data-text="true"><br /></span></span></div>
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="39i99-0-0">
<span data-offset-key="39i99-0-0"><span data-text="true">Sudah banyak penelitian yang memperlihatkan bahwa homofobia dalam diri LGBT timbul karena sikap dan kelakuan orangtua dan anggota keluarga yang represif, otoriter dan antipatetis terhadap para LGBT. Ini tentu saja suatu fakta yang mungkin sekali sangat mengagetkan bagi banyak orang yang selama ini menduga bahkan menuduh bahwa orang-orang yang membela LGBT sebetulnya adalah LGBT juga. Realitasnya ternyata kebalikannya./*/</span></span></div>
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="39i99-0-0">
<span data-offset-key="39i99-0-0"><span data-text="true"><br /></span></span></div>
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="39i99-0-0">
<span data-offset-key="39i99-0-0"><span data-text="true">Ambil satu atau dua contoh saja. Pendeta gereja evangelikal di Amerika Serikat, Ted Haggard, sangat anti-gay dalam khotbah-khotbahnya dan dalam sikap dan kelakuannya. Tapi di tahun 2006 Haggard terbukti terlibat skandal seksual dengan seorang gay. Begitu juga mantan ketua <i>Young Republican National Federation</i>, Genn Murphy, yang dikenal sebagai ideolog anti-LGBT dan perkawinan sejenis, telah dituduh melakukan serangan dan kekerasan seksual pada 2007 terhadap seorang pria berumur 22 tahun. Homofobia dalam diri LGBT juga menjadi penyebab dibunuhnya Matthew Shepard pada 1998. </span></span><br />
<br />
<span data-offset-key="39i99-0-0"><span data-text="true">Hati-hatilah. Jika anda menudingkan sebuah telunjuk anda dengan penuh kebencian dan permusuhan terhadap LGBT, sangat mungkin anda sendiri sebetulnya LGBT homofobik terselubung. Nah lohhh! </span></span><br />
<br />
<span data-offset-key="39i99-0-0"><span data-text="true"><span data-offset-key="39i99-0-0"><span data-text="true">Adalah suatu
hal yang mulia dan agung jika LGBT membela, melindungi, merawat dan
menjaga sesama LGBT karena dorongan kasih sayang, kemanusiaan, hak-hak
asasi, keadilan dan kesetaraan semua insan. Tetapi adalah suatu masalah
psikologis dan etis yang berat jika LGBT menjadi homofobik terhadap
sesama LGBT.</span></span> </span></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="6cs0c" data-offset-key="10vi2-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="10vi2-0-0">
<span data-offset-key="10vi2-0-0"><br data-text="true" /></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="6cs0c" data-offset-key="cnrpk-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="3guui-0-0">
<i><span data-offset-key="3guui-0-0"><span data-text="true">Jakarta, 8 Juli 2016</span></span></i></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="6cs0c" data-offset-key="e2gil-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="e2gil-0-0">
<i><span data-offset-key="e2gil-0-0"><span data-text="true">ioanes rakhmat </span></span></i></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="6cs0c" data-offset-key="el7kr-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="el7kr-0-0">
<span data-offset-key="el7kr-0-0"><span data-text="true"> </span></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="6cs0c" data-offset-key="ba8km-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="ba8km-0-0">
<span data-offset-key="ba8km-0-0"><span data-text="true"> </span></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="6cs0c" data-offset-key="66dj9-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="66dj9-0-0">
<span data-offset-key="66dj9-0-0"><br data-text="true" /></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="6cs0c" data-offset-key="7ubr4-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="7ubr4-0-0">
<span data-offset-key="7ubr4-0-0"><span data-text="true">/*/ Lihat antara lain Cody DeHaan, Nicole Legate, et al., “Is Some Homophobia Self-phobia?”, <i>University of Rochester News</i>, 5 April 2012, pada <a href="http://www.rochester.edu/news/show.php?id=4040">http://www.rochester.edu/news/show.php?id=4040</a>; Tralee Pearce, “Can homophobia sometimes mask same-sex desires”, <i>The Globe and Mail</i>, 10 September 2012, pada <a href="http://www.theglobeandmail.com/life/the-hot-button/can-homophobia-sometimes-mask-same-sex-desire/article4103783/">http://www.theglobeandmail.com/life/the-hot-button/can-homophobia-sometimes-mask-same-sex-desire/article4103783/</a>; Monica Dybuncio, “Homophobia may reveal denial of own same-sex attraction, study suggests”, <i>CBS News</i>, 10 April 2012, pada <a href="http://www.cbsnews.com/news/homophobia-may-reveal-denial-of-own-same-sex-attraction-study-suggests/">http://www.cbsnews.com/news/homophobia-may-reveal-denial-of-own-same-sex-attraction-study-suggests/</a>; Jeanne Bryner, “Homophobes Gay? Study Ties Anti-Gay Outlook to Homosexuality, Authoritarian Parenting”, <i>HuffingtonPost Live Science</i>, 9 April 2012 (dimutakhirkan 10 April 012), pada <a href="http://www.huffingtonpost.com/2012/04/09/homophobia-homosexuality-gay_n_1412846.html">http://www.huffingtonpost.com/2012/04/09/homophobia-homosexuality-gay_n_1412846.html</a>; Michelle Healy, “Study Examines the Roots of Homophobia”, <i>USA Today News</i>, 6 April 2012, pada <a href="http://usatoday30.usatoday.com/news/health/story/2012-04-03/homophobia-psychology/54082202/1">http://usatoday30.usatoday.com/news/health/story/2012-04-03/homophobia-psychology/54082202/1</a>.</span></span></div>
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="7ubr4-0-0">
</div>
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="7ubr4-0-0">
</div>
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="7ubr4-0-0">
</div>
</div>
Ioanes Rakhmathttp://www.blogger.com/profile/16586838971500586422noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6720689949414340475.post-19494966536815739082016-07-02T10:27:00.001+07:002016-07-02T12:35:08.329+07:00Apa teologimu, Pak? Liberal, bukan? <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-rjEWtB35cLU/V3cz77ZcLYI/AAAAAAAABPk/1z6Ps0fP9kwcmdS8Sahgplz9arqjqiw7gCLcB/s1600/Screenshot_2016-07-02-08-31-36-1-picsay.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="277" src="https://3.bp.blogspot.com/-rjEWtB35cLU/V3cz77ZcLYI/AAAAAAAABPk/1z6Ps0fP9kwcmdS8Sahgplz9arqjqiw7gCLcB/s320/Screenshot_2016-07-02-08-31-36-1-picsay.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
APA TEOLOGIMU, PAK? LIBERAL, BUKAN?<br />
<br />
Jawab saya:<br />
<br />
Oh saya sekarang fokus pada ilmu pengetahuan banyak bidang kehidupan. Ilmu pengetahuan terbukti banyak menolong manusia dan meringankan bahkan menaklukkan penderitaan.<br />
<br />
Saya memandang ilmu pengetahuan sebagai sebuah jalan mulia menuju Tuhan yang mahatahu. Ilmu pengetahuan membuat saya dekat pada Tuhan yang tanpa batas. Boleh dikata, ini juga sebuah teologi, persisnya sebuah metode berteologi saya.<br />
<br />
Sebaliknya, teologi-teologi umumnya lebih sering memecah belah umat manusia, membuat mereka saling menyerang dan membantai. Saling menista dan mengutuk. Bukan makin mendekatkan manusia pada Tuhan yang pengasih dan penyayang, teologi malah menjauhkan mereka dari Tuhan. Ini sebuah ironi yang real. Ironi yang muncul dari teologi yang buruk dan barbar.<br />
<br />
Tapi, saya masih mau juga menghayati sebuah teologi yang bagus. Yakni <i>teologi sosial</i>. Kenapa teologi sosial?<br />
<br />
Sebab Allah itu bagi saya Allah yang berwatak sosial: mau bersahabat dengan semua Allah lain yang agung, mau membangun masyarakat, baik hati dan murah hati kepada semua manusia dan segala organisme sadar lain, mau solider dengan manusia yang sedang menderita, mau berbagi, empatis, mau peduli, dan mau menolong siapapun yang sedang dalam kesusahan dan kesulitan.<br />
<br />
Allah itu sunyi, sendiri, unik, tapi juga ramai, relasional, dan berdua, bertiga, berempat, berlima dan seterusnya. Dia ada di puncak tertinggi Mount Everest, bertapa, sunyi, sepi, sendirian, tapi dia juga ada di pasar-pasar tradisional yang becek, ramai, padat, kumuh, bising dan riuh. Ikut berbelanja sekilo garam, sebuah lampu tempel, sekaleng ragi, lima ketul roti dan dua ekor ikan.<br />
<br />
Itulah teologi saya. Teologi sosial. Simpel saja.<br />
<br />
<i>Jakarta, 2 Juli 2016</i><br />
<i>Sang Sunyi</i>Ioanes Rakhmathttp://www.blogger.com/profile/16586838971500586422noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6720689949414340475.post-26925294126877297712016-06-27T10:36:00.000+07:002016-06-27T10:42:46.793+07:00Percakapan dengan Yesus mengenai LGBT<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-GDOMD-9C3LE/V3CeVKb5wZI/AAAAAAAABO0/9rzEQeED0K4itphkQqTZV-dRpFnokrvYACLcB/s1600/biking%2Bto%2Bthe%2Bsky%2B1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="225" src="https://2.bp.blogspot.com/-GDOMD-9C3LE/V3CeVKb5wZI/AAAAAAAABO0/9rzEQeED0K4itphkQqTZV-dRpFnokrvYACLcB/s400/biking%2Bto%2Bthe%2Bsky%2B1.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<i>Bersepeda tembus waktu untuk jumpa Yesus.... </i></div>
<br />
Di hadapan saya dengan tatap muka, Yesus yang saya cintai bersabda,<br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<o:OfficeDocumentSettings>
<o:AllowPNG/>
</o:OfficeDocumentSettings>
</xml><![endif]--><br />
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">“</span>Wahai kalian LGBT ular beludak, kalian sesungguhnya pantas ditenggelamkan ke dalam laut dengan sebuah batu kilangan terikat di leher kalian. Enyahlah kalian LGBT pendosa dari hadapanku! Kalian pembuat kejahatan, perusak masyarakat!<!--[if gte mso 9]><xml>
<o:OfficeDocumentSettings>
<o:AllowPNG/>
</o:OfficeDocumentSettings>
</xml><![endif]--><span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">”</span><br />
<br />
Apa reaksi saya saat itu kepada Yesus? <br />
<br />
Begini jawab saya kepada Yesus:<br />
<br />
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">“</span>Aaah Yesus. Jangan gitu dong. Bukankah engkau juga memerintahkan murid-muridmu untuk menyayangi sesama manusia. LGBT itu tentu sesama manusia, walaupun mereka bukan orang Yahudi, bukan murid Yesus, dan bukan warga gereja!<span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">”</span> <br />
<br />
Lalu saya melanjutkan, <br />
<br />
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">“</span>Yesus, bukankah Allah yang engkau sembah dan panggil Bapa mengasihi semua orang tanpa pandang bulu? Bukankah Allah menerbitkan Matahari untuk memberi cahaya kepada semua orang, kepada orang baik dan kepada orang jahat, kepada orang hetero dan juga kepada LGBT, kepada orang kulit berwarna dan juga kepada orang kulit putih, kepada orang yang tak pernah sekolah dan juga kepada para mahaguru?<span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">”</span><br />
<br />
Yesus menjawab, <br />
<br />
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">“</span>Ooh betul juga. Itu sudah saya pernah perintahkan dan ajarkan kepada murid-muridku! Ok deh, kamu betul!<span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">”</span><br />
<br />
Kata saya lagi, <br />
<br />
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">“</span>Yesus, sekarang saya hidup di zaman modern yang berbeda sangat jauh dari zaman kehidupanmu. Kini sains modern yang dibantu tekonologi modern telah berhasil menunjukkan bahwa LGBT bukan kelainan jiwa, bukan penyakit mental, bukan penyakit menular, juga bukan kutukan Tuhan, bukan kebobrokan moral. Tapi nyaris sepenuhnya LGBT adalah sesuatu yang biologis, sesuatu yang genetis. Jadi, Yesus, maaf, saya tidak bisa menyetujui ucapanmu yang keras terhadap kalangan LGBT itu! Sekali lagi, maaf ya Yesus, dalam hal LGBT saya bersikap berbeda darimu. Soalnya saya berpijak pada ilmu pengetahuan sebagai pembimbing manusia menuju kebenaran, dan juga pada kasih Allah sang Bapa!<span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">”</span><br />
<br />
Yesus menjawab, <br />
<br />
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">“</span>Ooh kalau menyangkut temuan-temuan sains modern tentang LGBT, saya sama sekali tidak bisa ikut campur, sebab zaman saya di abad pertama belum nyampe ke situ. Ilmu saya ya ilmu abad pertama. Sudah kuno. Kalianlah yang hidup di zaman modern yang harus mengambil sikap dan pendirian yang tepat terkait LGBT dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan kalian.<span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">”</span><br />
<br />
Lalu Yesus berdiam diri dalam kesunyian. Ditariknya nafas dalam-dalam. Matanya yang coklat hitam menatap jauh ke langit di angkasa dari sebuah lubang jendela rumahnya. Mungkin dia sedang menunggu langit terbuka.<br />
<br />
Lalu Yesus melanjutkan, <br />
<br />
<span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">“</span>Seperti sudah kamu ingatkan saya tadi, ya saya mendorong kalian untuk menyayangi sesama manusia, termasuk mengasihi juga LGBT seperti kamu mengasihi dirimu sendiri. Begitu saja ya. Saya sekarang harus pergi ke Bukit Zaitun untuk berdoa. Kamu pergilah ke universitas dan laboratorium untuk mengembangkan ilmu pengetahuanmu! Tugas kita beda!<span style="font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">” </span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-DsKaIQwE9Uk/V3Cf8uoOQjI/AAAAAAAABPA/R1H7-RttkzYUB2ViyiUa_CJXSjyLS89OQCLcB/s1600/Red%2Bjuice%2B1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://4.bp.blogspot.com/-DsKaIQwE9Uk/V3Cf8uoOQjI/AAAAAAAABPA/R1H7-RttkzYUB2ViyiUa_CJXSjyLS89OQCLcB/s320/Red%2Bjuice%2B1.jpg" width="228" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<i>Segelas jus segar buah Naga untuk Sekum PGI! </i></div>
<br />
Lalu saya kecup pipi kanan dan pipi kiri Yesus dengan hangat. Setelah itu saya goes sepeda ontel saya yang tadi saya parkir di halaman samping rumah Yesus di Kapernaum. Saya menyetelnya menjadi sebuah mesin waktu. <br />
<br />
Lalu....nnguuuuuiiing wwwuuuuuussss.... lewat sebuah <i>worm hole</i>, saya dalam hitungan nanodetik sudah kembali di Jakarta, mendarat persis di halaman gedung PGI Jl. Salemba, Jakarta Pusat, untuk bertemu sang Sekum PGI yang mungkin sedang kelelahan. Di tangan saya tergenggam segelas jus dingin buah naga buatan Kapernaum untuknya, pemberian Yesus tadi.<br />
<br />
<i>Jakarta, 26 Juni 2016<br />Sang Sunyi</i><br />
<br />
N.B. Silakan share tanpa perlu minta izin lebih dulu. Thank you.Ioanes Rakhmathttp://www.blogger.com/profile/16586838971500586422noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6720689949414340475.post-14897795016502188082016-05-11T09:34:00.002+07:002023-06-27T21:24:02.814+07:00Cerdas Beragama Itu Tugas Kita! <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-AW3Cj4BH-zw/VzLAlzgFDzI/AAAAAAAAAzE/NvKl68Nw0YglNbSzsBpsA74Omnj8n0lEgCLcB/s1600/cbitkcover%2Bmei%2B2016%2B%2528a%2529.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="256" src="https://4.bp.blogspot.com/-AW3Cj4BH-zw/VzLAlzgFDzI/AAAAAAAAAzE/NvKl68Nw0YglNbSzsBpsA74Omnj8n0lEgCLcB/s400/cbitkcover%2Bmei%2B2016%2B%2528a%2529.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
Di atas ini gambar cover buku saya
yang seharusnya sudah terbit di awal 2015 tahun lalu. Tapi karena
masih ada suatu hambatan, belum mampu saya terbitkan. Semoga di tahun
2016 ini akan bisa terbit. Atau, mungkin juga terkendala untuk diterbitkan. Saya hanya bisa membisu.<br />
<br />
Judulnya: <i>Cerdas Beragama Itu Tugas Kita!</i> Saya akhiri judul ini dengah sebuah tanda seru. Ya, sebuah tanda seru!<br />
<br />
Isinya terfokus pada ihwal bagaimana membuka diri pada berbagai sains
modern untuk membuat kita cerdas beragama. Bukan memusuhi sains. Bukan
mempelintir sains untuk dicocok-cocokkan dengan agama, atau memperbudak
sains untuk memuliakan agama. Tetapi bagaimana sains, sebagai sains,
berguna untuk menjadikan orang cerdas, tidak lagi bodoh, dalam beragama.
Itu tujuan utama saya menulis buku ini. Pencerahan itu mencakup kecerdasan dalam beragama.<br />
<div class="text_exposed_show">
<br />
Beragama itu bukan soal ketaatan saja, apalagi ketaatan membuta, tapi juga soal kecerdasan, soal ilmu pengetahuan, soal senibudaya, soal kemanusiaan, soal kehidupan, soal planet Bumi, dan soal kreativitas dan plastisitas otak kita! <br />
<br />
Buku <i>CBITK!</i> berbeda
dalam sangat banyak segi dari buku sejenis yang sudah saya terbitkan
sebelumnya yang berjudul <i>Beragama dalam Era Sains Modern</i> (2013).<br />
<br />
Dalam buku <i>CBITK!</i>, saya memakai banyak ragam kisah menawan yang saya
kombinasikan dengan perspektif-perspektif keilmuwan modern, untuk
<i>mengemas ulang gaya dan konten beragama</i> di zaman sekarang. Tanpa usaha
pengemasan ulang ini, bahkan tanpa reformulasi konten agama, saya
terpaksa harus menyatakan bahwa agama-agama pada akhirnya <i>hanya </i>akan
mendiami museum fosil-fosil doktrinal yang tidak lagi fungsional di
zaman kini dan di dunia kita sekarang.<br />
<br />
Di sudut kanan bawah
cover buku ini, pada monitor sebuah notebook tampil gambar sosok
Siddhartha Gautama. Kenapa sosok ini yang saya munculkan?<br />
<br />
Tentu
bukan karena isi buku <i>CBITK!</i> itu uraian tentang Buddhisme. Tapi karena
ada satu ucapan panjang yang bagus, yang diasalkan pada Gautama, yang
meminta orang untuk memakai observasi, pertimbangan dan analisis rasional sebelum
memutuskan untuk menerima atau menolak sebuah doktrin atau kepercayaan
keagamaan apapun. Nalar dan analisis rasional, bukan otoritas yang
disucikan (entah satu sosok manusia, entah akidah yang disakralkan,
ataupun suatu kumpulan teks yang diilahikan, dst), harus menjadi landasan utama keberagamaan setiap orang. Itu sebetulnya inti buku saya
yang akan segera terbit ini.<br />
<br />
Pada halaman awal buku ini, ucapan
panjang Gautama Buddha itu saya kutip selengkapnya. Buku ini tebal,
mencapai 500 halaman lebih.<br />
<br />
Nantikanlah terbitnya! Thank you.<br />
<br />
<i>Jakarta, 11 Mei 2016</i><br />
<i>ioanes rakhmat </i></div>
Ioanes Rakhmathttp://www.blogger.com/profile/16586838971500586422noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6720689949414340475.post-7332619997497570262016-04-24T17:59:00.000+07:002016-04-26T00:23:58.068+07:00Sebuah catatan pendek untuk Romo Frans Magnis Suseno tentang Ahok<span data-offset-key="b03to-0-0"><span data-text="true">Baru saja, 22 April 2016, rohaniwan Gereja Katolik di Indonesia, yang juga bekerja sebagai seorang mahaguru di STF Driyarkara, Rawasari, Jakarta, Rm. Frans Magnis Suseno, menyatakan sesuatu di sebuah koran online <i>Teropong Senayan </i>tentang usaha relokasi penduduk kawasan Luar Batang oleh Pemprov DKI./*/</span></span><br />
<div class="" data-block="true" data-editor="7d908" data-offset-key="1stjb-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="1stjb-0-0">
<span data-offset-key="1stjb-0-0"><br data-text="true" /></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="7d908" data-offset-key="a86g7-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="a86g7-0-0">
<span data-offset-key="a86g7-0-0"><span data-text="true">Rm. FMS melihat hal yang sedang terjadi adalah </span></span><span data-offset-key="a86g7-0-0"><span data-text="true">“penggusuran</span></span><span data-offset-key="a86g7-0-0"><span data-text="true">”, </span></span><span data-offset-key="a86g7-0-0"><span data-text="true">“pengusiran</span></span><span data-offset-key="a86g7-0-0"><span data-text="true">”, </span></span><span data-offset-key="a86g7-0-0"><span data-text="true">“kejahatan</span></span><span data-offset-key="a86g7-0-0"><span data-text="true">”, </span></span><span data-offset-key="a86g7-0-0"><span data-text="true">“kebiadaban</span></span><span data-offset-key="a86g7-0-0"><span data-text="true">”, </span></span><span data-offset-key="a86g7-0-0"><span data-text="true">“ketidakmanusiawian</span></span><span data-offset-key="a86g7-0-0"><span data-text="true">”. Beliau juga menghimbau atau juga memprovokasi warga mapan DKI untuk tidak </span></span><span data-offset-key="a86g7-0-0"><span data-text="true">“berpartisipasi dalam kebiadaban</span></span><span data-offset-key="a86g7-0-0"><span data-text="true">”, tapi harus berkeberatan dan melawan usaha-usaha penggusuran orang miskin yang sedang dijalankan Gubernur Ahok. </span></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="7d908" data-offset-key="5gurv-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="5gurv-0-0">
<span data-offset-key="5gurv-0-0"><br data-text="true" /></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="7d908" data-offset-key="28le3-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="28le3-0-0">
<span data-offset-key="28le3-0-0"><span data-text="true">Hemat saya, FMS tidak tepat kalau bermaksud mendorong warga mapan DKI untuk bangkit lawan Ahok. Lagian, tak akan ada yang mau. Kalau mau unjuk pendapat, sebaiknya beliau datang saja langsung ke Balai Kota, debat ilmiah di sana dengan Gubernur DKI Pak Ahok. Adu mulut juga boleh. Asal jangan adu jotos.</span></span><br />
<br />
<br /></div>
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="28le3-0-0">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-9W08KAILXls/Vxyly80Bs6I/AAAAAAAAAw0/9kLiqdNeuKYVI1fK8_ZFpmHtDCt550JZwCLcB/s1600/Rusun%2B1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://3.bp.blogspot.com/-9W08KAILXls/Vxyly80Bs6I/AAAAAAAAAw0/9kLiqdNeuKYVI1fK8_ZFpmHtDCt550JZwCLcB/s320/Rusun%2B1.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="28le3-0-0">
</div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="7d908" data-offset-key="52j7t-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="52j7t-0-0">
<br />
<span data-offset-key="52j7t-0-0"><span data-text="true">Kekumuhan itu tidak manusiawi, tidak beradab, sumber banyak penyakit, TBC misalnya. Juga banyak bakteri yang kalau mendiami tubuh anak-anak, tubuh mereka lambat besar, ceking dan daya imunitas tubuh lemah. Kondisi ini umumnya akan bisa membuat kecerdasan anak-anak tidak dapat berkembang sehat. </span></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="7d908" data-offset-key="4j7rb-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="4j7rb-0-0">
<span data-offset-key="4j7rb-0-0"><br data-text="true" /></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="7d908" data-offset-key="7uvm7-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="7uvm7-0-0">
<span data-offset-key="7uvm7-0-0"><span data-text="true">Jangan juga dilupakan bahwa di negeri kita ini kekumuhan dan kemiskinan apapun dan dimanapun bisa dengan lihai dan licik dijadikan mesin-mesin pencetak uang oleh sejumlah kalangan yang tak punya nurani lagi.</span></span><br />
<br />
<br /></div>
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="7uvm7-0-0">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-n_t1CQVNQXw/Vxyl7yTIE8I/AAAAAAAAAw4/l5klclr0XhIAFYwEdtezkPiYhmiHBggVwCLcB/s1600/Rusun%2B2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="284" src="https://2.bp.blogspot.com/-n_t1CQVNQXw/Vxyl7yTIE8I/AAAAAAAAAw4/l5klclr0XhIAFYwEdtezkPiYhmiHBggVwCLcB/s320/Rusun%2B2.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="7uvm7-0-0">
</div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="7d908" data-offset-key="ctt9m-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="ctt9m-0-0">
<br />
<span data-offset-key="ctt9m-0-0"><span data-text="true">Gubernur Ahok mau meniadakan kekumuhan. Bukan menggusur. Bukan mengusir. Rm. FMS salah, kalau bilang Gubernur Ahok menggusur atau mengusir. Ahok bukan Soeharto. Ahok merelokasi. Penduduk dipindahkan ke rusunawa atau rusunami yang dilengkapi dengan berbagai sarana-prasarana dan fasilitas lain yang menunjang. Bukanlah suatu permainan kata jika yang dipakai kata </span></span><span data-offset-key="ctt9m-0-0"><span data-text="true">“relokasi</span></span><span data-offset-key="ctt9m-0-0"><span data-text="true">”, bukan kata </span></span><span data-offset-key="ctt9m-0-0"><span data-text="true">“menggusur</span></span><span data-offset-key="ctt9m-0-0"><span data-text="true">” atau </span></span><span data-offset-key="ctt9m-0-0"><span data-text="true">“mengusir</span></span><span data-offset-key="ctt9m-0-0"><span data-text="true">”. </span></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="7d908" data-offset-key="1afi2-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="1afi2-0-0">
<span data-offset-key="1afi2-0-0"><br data-text="true" /></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="7d908" data-offset-key="brc8d-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="brc8d-0-0">
<span data-offset-key="brc8d-0-0"><span data-text="true">Setahu saya juga, Gubernur Ahok sudah menetapkan larangan untuk sebuah mall baru dibangun lagi di DKI yang hanya akan banyak menguntungkan para kapitalis pengembang dari berbagai latarbelakang etnis. Selain itu, Jakarta juga memerlukan lebih banyak lahan atau ruang terbuka hijau (RTH) yang luas, yang berfungsi utama sebagai lahan serapan curahan air hujan untuk ikut mengatasi banjir di DKI.</span></span><br />
<br />
<span data-offset-key="brc8d-0-0"><span data-text="true">Nah, kalau anda mau tahu mana fakta (Pemprov DKI) dan mana fiksi
(ciptaan Yusril dan FPI) tentang penataan kawasan Luar Batang dan
kawasan Pasar Ikan, baik yang sudah dijalankan maupun yang sedang dan
akan dilakukan, infonya sudah dibeberkan oleh Pemprov DKI dengan
gamblang dan terang. Dalam hal ini, oleh Deputi Gubernur bidang Tata
Ruang dan Lingkungan Hidup DKI Jaya, Oswar Muadzin Mungkasa. Silakan
klik link kedua yang saya cantumkan di akhir catatan pendek saya
ini./**/ Kalau anda atau, misalnya, Rm. FMS, masih juga</span></span> tidak percaya setelah mengetahui
fakta-fakta ini, ya jalan satu-satunya yang masih tertinggal adalah ini:
lewat doa yang khusuk, anda tanya langsung ke Tuhan di langit yang
sunyi tanpa ada demo apapun di sana, mana yang faktual dan mana yang
fiksional. </div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="7d908" data-offset-key="2le2j-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="2le2j-0-0">
<span data-offset-key="2le2j-0-0"><br data-text="true" /></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="7d908" data-offset-key="celk4-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="celk4-0-0">
<span data-offset-key="celk4-0-0"><span data-text="true">Nah, terkait relokasi apapun, tentu masih ada soal-soal lain yang tidak bisa dengan secepat kilat terselesaikan, sama seperti kalau kita pindah ke sebuah rumah lain di kota lain atau di luar negeri. Perlu waktu untuk betah. Untuk adaptasi diri. Untuk cari pekerjaan atau usaha baru. Untuk bergaul dan berbudaya baru. Pendek kata, untuk hidup baru, bukan untuk mati berkali-kali.</span></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="7d908" data-offset-key="9f3vg-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="9f3vg-0-0">
<span data-offset-key="9f3vg-0-0"><br data-text="true" /></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="7d908" data-offset-key="8ci7-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="8ci7-0-0">
<span data-offset-key="8ci7-0-0"><span data-text="true">Kerap terjadi apa yang dinamakan kejut budaya atau </span></span><span data-offset-key="8ci7-0-0"><span data-text="true">“culture shock</span></span><span data-offset-key="8ci7-0-0"><span data-text="true">” kalau orang pindah ke kawasan baru yang asing, khususnya kalau kita pindah ke suatu negeri lain yang penduduknya berbicara dalam bahasa asing dan hidup berbudaya yang berbeda. </span></span><br />
<br />
Nah semua tahap dalam beradaptasi, bersosialisasi dan menjalani suatu
kehidupan baru di lingkungan yang baru ini, harus bisa dihadapi dan
dilewati dengan melibatkan bantuan para profesional lintasbidang.</div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="7d908" data-offset-key="3917t-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="3917t-0-0">
<span data-offset-key="3917t-0-0"><br data-text="true" /></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="7d908" data-offset-key="a0hn7-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="a0hn7-0-0">
<span data-offset-key="a0hn7-0-0"><span data-text="true">Jadi, lebih baik sebagai seorang rohaniwan, Rm. FMS terlibat dalam penanganan soal-soal sosiopsikologis itu yang muncul pasca-relokasi alih-alih memprovokasi warga mapan DKI untuk melawan Ahok. Sekali lagi, apa ada yang mau? </span></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="7d908" data-offset-key="7ijma-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="7ijma-0-0">
<span data-offset-key="7ijma-0-0"><br data-text="true" /></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="7d908" data-offset-key="abbna-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="abbna-0-0">
<span data-offset-key="abbna-0-0"><span data-text="true">Saya sungguh kecewa kalau betul Rm. FMS berpandangan seperti yang terbaca dalam tulisan di </span></span><i><span data-offset-key="abbna-0-0"><span data-text="true">Teropong S</span></span></i><span data-offset-key="abbna-0-0"><span data-text="true"><i>enayan </i>tersebut di atas. Kelihatan beliau tidak tahu duduk persoalan sebenarnya yang memang tidak simpel. </span></span><span data-offset-key="abbna-0-0"><span data-text="true">Saya sendiri diam-diam terus mempelajari langkah-langkah Gubernur Basuki dalam program-program relokasi penduduk di wilayah-wilayah tertentu DKI yang sedang diayunkannya. </span></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="7d908" data-offset-key="5qdl7-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="5qdl7-0-0">
<span data-offset-key="5qdl7-0-0"><br data-text="true" /></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="7d908" data-offset-key="5qmgs-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="5qmgs-0-0">
<span data-offset-key="5qmgs-0-0"><span data-text="true">Rm. FMS tentu punya kebebasan berpendapat. Tetapi sebagai seorang akademisi juga, mustinya beliau berpijak pada data dan fakta sebelum mengajukan pendapat negatif tentang relokasi penghuni kawasan Luar Batang. Pak Ahok punya segudang data di kantornya. Kunjungilah Gubernur Ahok di sana. Tukar pikiran tentang arah dan tujuan ke depan dari relokasi tersebut. Itu jauh lebih baik ketimbang sang romo ikut menyiram bensin ke dalam kobaran suasana yang sudah cukup panas untuk membakar lebih besar lagi.</span></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="7d908" data-offset-key="fjur1-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="fjur1-0-0">
<span data-offset-key="fjur1-0-0"><br data-text="true" /></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="7d908" data-offset-key="172ih-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="172ih-0-0">
<span data-offset-key="172ih-0-0"><span data-text="true">Saya sudah cari info ke beberapa pihak yang kenal dekat Rm. FMS untuk memastikan apakah pendapatnya yang sudah viral sekarang ini otentik atau hoax atau aspal. Sampai detik ini, saya belum bisa memastikan. </span></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="7d908" data-offset-key="embdq-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="embdq-0-0">
<span data-offset-key="embdq-0-0"><br data-text="true" /></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="7d908" data-offset-key="ftsgp-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="ftsgp-0-0">
<span data-offset-key="ftsgp-0-0"><span data-text="true">Ada yang beri saya info, bahwa tulisan itu otentik, ditulis Rm. FMS di tahun 2003, ketika DKI dipimpin Gubernur Sutiyoso (6 Oktober 1997 hingga 7 Oktober 2007), tapi juga dibumbui oleh editornya dengan opininya sendiri di tahun 2016. Salah seorang yang berkeyakinan demikian adalah Yewangoe, mantan Ketum PGI. Artinya, Yewangoe tidak percaya kalau Rm. FMS dapat berpandangan demikian negatif tentang relokasi di tahun 2016 ini saat DKI dipimpin Gubernur Ahok. </span></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="7d908" data-offset-key="9ivr6-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="9ivr6-0-0">
<span data-offset-key="9ivr6-0-0"><br data-text="true" /></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="7d908" data-offset-key="d2jc7-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="d2jc7-0-0">
<span data-offset-key="d2jc7-0-0"><span data-text="true">Tetapi, ada seorang romo kolega Rm. FMS yang kepada saya kemarin telah menyatakan bahwa betul itu pendapat Rm. FMS saat diwawancara beberapa hari lalu, 22 April 2016, yang kemudian diterbitkan dengan diberi banyak bumbu tak sedap oleh si jurnalis pewawancara. Meskipun demikian, sang kolega FMS yang telah berkomunikasi dengan saya itu menegaskan bahwa </span></span><span data-offset-key="d2jc7-0-0"><span data-text="true">“KTP-ku tetap buat Ahok sebab Ahok jauh lebih baik dibandingkan orang-orang lain yang mau mencalonkan diri!</span></span>”</div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="7d908" data-offset-key="77sle-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="77sle-0-0">
<span data-offset-key="77sle-0-0"><br data-text="true" /></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="7d908" data-offset-key="2bed6-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="2bed6-0-0">
<span data-offset-key="2bed6-0-0"><span data-text="true">Susahnya, Rm. FMS dikabarkan tetap membisu ketika seorang kolega beliau lainnya tadi pagi bertanya tatap muka dan memberitahu reaksi-reaksi yang sedang muncul terkait pendapat-pendapatnya tentang relokasi. Padahal mustinya Rm. FMS proaktif memberi klarifikasi. Ini membingungkan. Bukan mencerahkan. </span></span><br />
<br />
<span data-offset-key="2bed6-0-0"><span data-text="true">Sikap membisu itu sangat bisa ditafsirkan bahwa Rm. FMS memang tetap konsisten dengan sikap dan pendiriannya sejak 2003 hingga 2016 bahwa beliau menolak setiap usaha penggusuran atau pengusiran orang miskin dari tempat-tempat tinggal mereka selama ini, sekalipun tempat-tempat tinggal mereka itu kumuh. Dengan sikapnya ini Rm. FMS jadinya menutup mata terhadap perbedaan sangat mencolok antara sikap Soeharto (dan penerusnya) dan sikap Gubernur DKI, Pak Ahok, terhadap orang miskin yang berdiam di kawasan-kawasan pemukiman kumuh atau di kawasan-kawasan yang oleh hukum dilarang dijadikan tempat tinggal. </span></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="7d908" data-offset-key="6hu3-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="6hu3-0-0">
<span data-offset-key="6hu3-0-0"><br data-text="true" /></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="7d908" data-offset-key="ajdpg-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="ajdpg-0-0">
<span data-offset-key="ajdpg-0-0"><span data-text="true">Kita semua pasti setuju bahwa tugas utama seorang gurubesar di bidang keilmuwan apapun adalah menyebar pencerahan dan kearifan, bukan kegeraman dan ketidaktahuan. Memberi bukan opini tanpa pijakan fakta dan data, tapi evaluasi ilmiah yang cerdas dan berintegritas.</span></span><br />
<br />
Teta<span data-offset-key="ajdpg-0-0"><span data-text="true">pi, apapun pendapat dan sikap Rm. FMS, itu urusannya sendiri. Yang penting, kita harus menentukan sikap dan pendirian kita berdasarkan nurani kita sendiri, kecerdasan, nalar, pengetahuan yang luas dan benar, dan marwah diri yang tidak boleh kita jual. </span></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="7d908" data-offset-key="3snse-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="3snse-0-0">
<span data-offset-key="3snse-0-0"><br data-text="true" /></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="7d908" data-offset-key="e37bd-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="e37bd-0-0">
<span data-offset-key="e37bd-0-0"><span data-text="true">Salam.</span></span></div>
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="e37bd-0-0">
</div>
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="e37bd-0-0">
<i><span data-offset-key="e37bd-0-0"><span data-text="true">Jakarta, 24 April 2016 </span></span></i></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="7d908" data-offset-key="e6rrq-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="e6rrq-0-0">
<i><span data-offset-key="e6rrq-0-0"><span data-text="true">ioanes rakhmat</span></span></i></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="7d908" data-offset-key="dr7qf-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="dr7qf-0-0">
<span data-offset-key="dr7qf-0-0"><br data-text="true" /></span></div>
</div>
<div class="" data-block="true" data-editor="7d908" data-offset-key="3bekv-0-0">
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="3bekv-0-0">
<span data-offset-key="3bekv-0-0"><span data-text="true">/*/ Ini link-nya <a href="http://www.teropongsenayan.com/37268-frans-magnis-suseno-penggusuran-adalah-kejahatan-di-kota-beradab">http://www.teropongsenayan.com/37268-frans-magnis-suseno-penggusuran-adalah-kejahatan-di-kota-beradab</a>.</span></span><br />
<br />
<span data-offset-key="bukcs-0-0"><span data-text="true">/**/ Ini link-nya <a href="http://www.beritateratas.com/2016/04/pernyataan-deputi-gubernur-bikin-haru.html">http://www.beritateratas.com/2016/04/pernyataan-deputi-gubernur-bikin-haru.html</a>.</span></span><br />
<br />
<br />
<br /></div>
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="3bekv-0-0">
</div>
<div class="_1mf _1mj" data-offset-key="3bekv-0-0">
</div>
</div>
Ioanes Rakhmathttp://www.blogger.com/profile/16586838971500586422noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-6720689949414340475.post-47053323094263114492016-04-19T18:47:00.002+07:002016-04-20T08:59:33.530+07:00Ahok, “Emha Ainun Najib”, dan Uskup Desmond Tutu Ada sebuah <i>meme </i>yang kini
berseliweran di berbagai medsos yang memuat ucapan dan foto sosok yang sudah
dikenal, yang bernama Emha Ainun Najib (EAN). Pertama kali saya menemukannya terpasang di Home salah satu akun Facebook saya. Saya tidak tahu, apakah ucapan
ini otentik, atau dikarang-karang orang lain untuk tujuan-tujuan yang tidak
baik. Di bawah ini meme tersebut.<br />
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/--JgDgxSNHDY/VxYXrFASykI/AAAAAAAAAvw/sCKu018UTxsm1s5US2jDFo2q3AwEx8j0wCLcB/s1600/Emha%2BAN%2B1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://3.bp.blogspot.com/--JgDgxSNHDY/VxYXrFASykI/AAAAAAAAAvw/sCKu018UTxsm1s5US2jDFo2q3AwEx8j0wCLcB/s400/Emha%2BAN%2B1.jpg" width="286" /></a></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
Saya percaya, Pak EAN sendiri akan mau memberi klarifikasi, apakah betul meme itu karyanya sendiri. Setahu saya,
EAN adalah sosok Muslim nusantara yang ramah dan sudah terbebaskan dari kerangkeng
primordialisme SARA. Beliau seorang Muslim milik semua orang yang beragama dan
beretnis apapun di Indonesia. Saya menyukai beliau.</div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
Ucapan “EAN” pada meme tersebut
berbunyi begini:
</div>
<blockquote class="tr_bq">
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
“Ada tamu datang membersihkan
rumah, dan secara canggih dan tegas mengusir tikus-tikus. Kami sekeluarga
terpesona. Kami menerimanya sebagai keluarga. Karena tamu itu lebih menguasai
pengelolaan rumah dibandingkan kami sekeluarga. Akhirnya, rumah kami menjadi
rumahnya. Dan kami numpang. Berkat kebaikan hatinya.”</div>
</blockquote>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
Ucapan di atas membuat saya
langsung teringat pada sebuah ucapan yang agak mirip. Ucapan yang agak mirip
ini keluar dari mulut Uskup Agung Afrika Selatan yang sudah pensiun, Desmond
Tutu (DT), lahir 7 Oktober 1931 di Klerksdorp, Afsel.</div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
DT adalah sosok terkenal di dunia
sebagai aktivis HAM dan sosial di tahun 1980-an, yang menentang politik
apartheid yang pernah membelenggu orang kulit hitam Afrika Selatan. DT telah
menerima banyak penghargaan, antara lain Anugerah Nobel Perdamaian (1984), Anugerah Perdamaian Gandhi (2007), dll.</div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-uHYmsQOZn4k/VxYaQAGXqHI/AAAAAAAAAwE/_vQVdM8-uw8HJodlqmfsvM3E2Yw34XqDQCLcB/s1600/desmond%2Btutu%2B3a.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="210" src="https://2.bp.blogspot.com/-uHYmsQOZn4k/VxYaQAGXqHI/AAAAAAAAAwE/_vQVdM8-uw8HJodlqmfsvM3E2Yw34XqDQCLcB/s400/desmond%2Btutu%2B3a.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
Di bawah ini terjemahan saya atas sebuah ucapan DT yang sangat
terkenal. Ucapan ini membuat banyak orang merenung-renung tentang agama yang
menjadi wahana untuk menjajah, atau penjajah yang datang dengan berjubah agama.
Untuk teks Inggris aslinya, lihat gambar 2 terlampir di atas. Ucap DT:</div>
<blockquote class="tr_bq">
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
“Ketika para pekabar injil dulu
datang ke Afrika Selatan, mereka mempunyai Alkitab, dan kami mempunyai tanah.
Mereka berkata, ‘Mari kita berdoa!’ Kami menutup mata kami. Di saat kami
membuka mata kami kembali, kami memiliki Alkitab, dan mereka memiliki tanah
kami.”</div>
</blockquote>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
Saya hanya bisa menduga bahwa “tamu”
yang dimaksud “EAN” di atas adalah Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau
yang biasa dipanggil Ahok (mungkin saya salah mengidentifikasi!). Kedua ucapan
di atas mirip. Tetapi juga sangat berbeda.</div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
Para pekabar injil yang datang ke
Afsel di era gerakan Desmond Tutu, dan di era jauh sebelumnya, adalah memang
orang-orang asing, para tamu, yang bertujuan menjajah Afsel dengan mula-mula
memakai jubah agama dan membawa aksesoris agama. Tidak ada cinta dalam diri
mereka terhadap rakyat Afsel.</div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
Sebaliknya, Gubernur Ahok bukan
tamu, bukan orang asing, bukan pendatang, juga bukan penjajah berjubah agama,
tetapi WNI yang mencintai NKRI dan bangsa Indonesia, khususnya penduduk DKI dan
lebih khusus lagi rakyat miskin di Jakarta yang semula tidak punya tempat
tinggal yang sah dan tidak punya rumah sendiri yang layak.</div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
Sebagian besar rakyat miskin di DKI
yang dicintai Gubernur Ahok ini semula membangun rumah-rumah seadanya di atas tanah milik negara atau kawasan-kawasan
yang oleh hukum dilarang dijadikan tempat tinggal. Kini, lewat program relokasi, mereka telah pindah dan mendiami rusunawa (rumah susun sederhana sewa) atau rusunami
(rumah susun sederhana milik sendiri) di tempat-tempat lain. Kedua jenis rusun
ini didukung berbagai fasilitas dan sarana-prasarana lain untuk membuat mereka bisa hidup dengan
baik setelah mengalami relokasi. Tentu di sana tetap masih ada sejumlah persoalan lain
sebagaimana lazimnya di dalam semua masyarakat manapun di dunia.</div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
Juga kita perlu eling bahwa ada
sangat banyak pekerja kecil penduduk DKI, atau karyawan kecil penduduk di
kawasan-kawasan satelit DKI, yang berjuang sungguh-sungguh keras, banting tulang, siang dan malam, cari nafkah, dan
hidup sangat hemat. Untuk apa? Untuk bisa memiliki sebuah rumah sederhana sendiri lewat
kredit bank selama puluhan tahun. Sekali lagi, selama puluhan tahun! Kalangan
yang kedua ini punya martabat: tidak mau menyerobot tanah negara atau kawasan umum, yang lalu
didiami sendiri atau disewakan ke orang lain.</div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
Siapapun mereka, kalangan manapun
mereka yang berdiam di DKI, tidak akan pernah dijahati Pak Gubernur Ahok karena
beliau bukan tamu, bukan pendatang, bukan penjajah berjubah rohaniwan, tetapi
sama-sama WNI yang mencintai rakyat.</div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
Marilah kita semua bersatu,
bahu-membahu membangun bangsa dan negara. Jangan kita mau terus diadudomba oleh
pihak-pihak yang kelihatannya saja sedang berjuang untuk rakyat, tetapi
sebenarnya sedang memperjuangkan berbagai kepentingan egoistik mereka sendiri dengan menghalalkan segala cara. </div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
Salam,<br />
<i>Jakarta, 19 April 2016<br />
ioanes rakhmat</i></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<br /></div>
Ioanes Rakhmathttp://www.blogger.com/profile/16586838971500586422noreply@blogger.com