Friday, September 9, 2016

VIROKRASI, suatu model kepemimpinan baru negara

Going viral....!

Suatu bentuk baru penyelenggaraan pemerintahan suatu negara kini sedang muncul, dinamakan VIROKRASI. Yakni, sosok pemimpin tidak lagi perlu menjadi seorang pembuat kebijakan, tapi cukup menjadi seorang selebritas yang foto-fotonya atau video-videonya dalam berbagai pose, acting dan kegiatan, terencana atau tidak, menjadi VIRAL lewat berbagai sosmed dan di-LIKE dan di-SHARE jutaan orang atau akun-akun sosmednya di-FOLLOW atau di-LIKE jutaan orang.

Seorang virokrat tidak perlu berlelah-lelah berpikir tentang kebijakan. Dia cukup meminta pendapat para pakar kebijakan negara dan juga mengikutsertakan para teknokrat. Dirinya sendiri cukup menjadi sosok selebritas di dunia sosmed lewat pencitraan personal saja yang membuatnya dipuja dan dikagumi dan dibiarkan menghipnosis rakyat. Contoh dua virokrat saat ini adalah PM Kanada Justin Trudeau, dan salah satu sosok capres Amerika yang tampak Islamofobik, Donald Trump.

 Dua sosok virokrat 2016!

Saya kutip sebuah deskripsi yang bagus:
Seorang politikus tradisional di kebanyakan bagian dunia adalah seorang pembuat kebijakan yang berupaya berpidato yang membangkitkan semangat. Seorang politikus viral adalah seorang selebritas yang cukup tahu untuk mendengarkan para pembuat kebijakan. Tapi jika sejarah yang baru lewat kita jadikan panduan, jelas bahwa kita butuh kedua model kepemimpinan ini. Anda memerlukan selebritas, tapi juga para ahli kebijakan. Sukses lewat sosmed yang tidak disertai kemampuan membuat kebijakan yang sadar bukan sukses, tapi kegagalan.
Tapi virokrasi, meskipun akan makin trendy, dilihat banyak orang sebagai suatu bentuk pemerintahan yang utopian dan anti-demokrasi. Utopian, karena sosok pemimpin viral hidup hanya dalam dunia virtual, dunia yang dihidupi oleh imajinasi rakyat yang terhipnosis oleh pencitraan personal sosok pemimpin mereka lewat sosmed, bukan oleh pemimpin yang real mampu memimpin. Anti-demokrasi, karena sosok selebritas yang menjadi pemimpin viral ini mendengarkan bukan aspirasi dan amanat rakyat, tapi para penasihat dan pemandunya saja yang memang piawai, dan rakyat dininabobokan oleh pencitraan personal sosok ini yang diatur sedemikian rupa juga antara lain oleh para pakar komunikasi dan psikologi.

Apa pendapat anda? Apakah dulu Pak SBY menjalankan virokrasi, ataukah kini Pak Jokowi? Bolehkah seorang selebritas komedian juga memimpin NKRI untuk mengenyangkan rakyat dengan tawa terpingkal-pingkal, tanpa dirinya memiliki pengetahuan tentang penyusunan kebijakan negara? Ataukah Gubernur Ahok selain piawai dalam membuat dan mengambil kebijakan di DKI, juga perlu menjadi sosok selebritas yang bisa menghipnosis masyarakat DKI?

Bisa jadi, virokrasi bisa sukses hanya di dalam suatu negara yang rakyatnya buta dan bodoh politik, tapi biasa menghabiskan waktu di berbagai sosmed untuk mencari sosok-sosok penghibur dan penenang.

Jakarta, 9-9-2016
ioanes rakhmat

Baca lebih lanjut di sini http://www.bloomberg.com/news/articles/2016-09-08/why-trudeau-is-like-trump